Ini Kata Guru Besar FK Unpad soal Kemunculan Hepatitis Misterius

Ini Kata Guru Besar FK Unpad soal Kemunculan Hepatitis Misterius

Bima Bagaskara - detikJabar
Selasa, 10 Mei 2022 03:00 WIB
Hepatitis - sign series for medical health care
Ilustrasi (Foto: Thinkstock).
Bandung -

Dunia sedang dihebohkan dengan munculnya penyakit hepatitis yang tidak diketahui alias hepatitis misterius. Berdasarkan laporan WHO, kasus hepatitis misterius ini pertama kali muncul di Inggris dan telah menyebar ke 20 negara di dunia.

Di Indonesia sendiri, hingga hari ini Senin (9/5/2022), tercatat setidaknya ada empat kasus kematian anak yang diduga disebabkan oleh hepatitis misterius ini.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Dwi Prasetyo mengatakan hepatitis misterius sejatinya merupakan penyakit hepatitis yang tidak diketahui etiologinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini terungkap dari pemeriksaan awal yang dilakukan otoritas kesehatan Inggris terhadap pasien anak yang terindikasi terkena penyakit tersebut.

"Hepatitis yang biasa kita kenal ada A, B, C, D dan E. Kejadian di Inggris itu sudah diperiksa ternyata negatif lima hepatitis tersebut. Makanya mereka melaporkan jenis hepatitis yang tidak diketahui etiologinya atau jenis hepatitis non A, B, C, D, E," kata Dwi dalam keterangan yang diterima detikJabar.

ADVERTISEMENT

Dwi mengungkapkan hingga saat ini para ahli kesehatan masih terus menyelidiki penyebab dari hepatitis misterius tersebut. Bahkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan imbauan kewaspadaan dini terkait penyakit itu.

Menurut Dwi imbauan yang dikeluarkan IDAI didasari banyaknya anak-anak yang dilaporkan terjangkit penyakit hepatitis misterius. Pasalnya menurut dia perkembangan imunitas anak masih belum kuat ketimbang orang dewasa.

"Saat ini yang dilaporkan masih anak-anak, tetapi tidak mustahil bisa menular ke orang dewasa. Sekarang masih ditelusuri," ujarnya.

Penularan Hepatitis

Dia mengungkapkan hepatitis tergolong penyakit yang rentan menular. Pola penularan penyakit hepatitis A ini terjadi lewat pola hidup yang tidak sehat melalui media mulut. Sementara hepatitis B dan C ditularkan melalui produk darah.

"Untuk hepatitis yang tidak diketahui masih belum tahu persis menular lewat mulut atau transfusi. Bisa juga menular lewat semuanya," jelasnya.

Menurutnya penyakit hepatitis A lebih ringan dari jenis Hepatitis B dan C. Kendati demikian, ada beberapa kasus hepatitis A akut yang kemudian berlanjut menjadi kronis dan bisa menyebabkan kematian.

Dalam keterangannya, disebutkan angka kematian akibat hepatitis A tidak terlalu banyak. Sementara hepatitis B dan C cenderung lebih berat dan bisa lanjut menjadi kronis. Pada beberapa kasus bisa meningkat menjadi sirosis berupa kerusakan organ hati.

Karena penularannya yang disebabkan oleh pola hidup tidak sehat, Prof. Dwi mengingatkan masyarakat agar menerapkan pola hidup yang higienis khususnya dengan menjaga kebersihan tangan.

"Masyarakat sudah punya pengalaman tentang hidup sehat dari Covid-19. Ini salah satu cara mencegahnya," ucap Prof. Dwi.

Terakhir, Ia meminta masyarakat khususnya orang tua agar mengenali gejala penyakit hepatitis. Ciri umum penyakit ini menurutnya mudah dilihat secara kasat mata.

Mulai dari warna mata dan kulit yang menguning, warna urine kuning pekat, hingga memiliki gejala demam, mual, dan muntah.

(bba/mso)


Hide Ads