Cerita PKL Alun-alun Bandung, Menahan Rindu Demi Sarjanakan Anak

Cerita PKL Alun-alun Bandung, Menahan Rindu Demi Sarjanakan Anak

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Minggu, 08 Mei 2022 09:00 WIB
Wisatawan menyerbu Alun-alun Kota Bandung
Wisatawan menyerbu Alun-alun Kota Bandung (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Siang hari yang terik tak membuat jalanan sekitar Alun-Alun Bandung menjadi sepi pengunjung. Ribuan orang masih memenuhi bahu jalanan untuk mengantri Bus Bandros, atau sekedar menghabiskan waktu liburan dengan keluarga.

Meski Alun-Alun ditutup, mereka menikmati membeli aneka jajanan yang ditawarkan pedagang kaki lima.

Kebahagiaan dirasakan oleh Jeje, salah satu warga Cicalengka yang berdagang di depan Alun-alun Bandung. Ia berjualan minuman, mi instan, dan rokok, dengan dibantu sang suami. Libur lebaran tahun ini, penghasilan per harinya naik tajam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehari rata-rata dapat Rp 50.000-100.000, kalau Sabtu Minggu dapat Rp 200.000, nah libur lebaran ini alhamdulillah sehari ada Rp 500.000," tutur wanita berumur 40 tahun tersebut. Penghasilannya dalam sehari untung berlipat-lipat.

Ia mengaku libur lebaran dan ramainya antrean Bus Bandros membuat penghasilannya semakin naik berkali-kali lipat. Ia juga berharap Alun-Alun bisa segera dibuka. "Alun-alun tutup karena banyak sampah, coba kalau ini dibuka pasti tambah rame lagi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Dirinya sempat tak bekerja selama pandemi, karena tak ada lowongan dan Alun-Alun harus ditutup total. Namun, ia menceritakan dengan sumringah bahwa pendapatannya setelah 12 tahun berjualan mampu menyekolahkan putra sulungnya menjadi sarjana.

"Anak saya ada 3, yang dua masih SMA dan SD. Kalau yang pertama memang masih cari kerja, tapi alhamdulillah sudah lulus dari Universitas Telkom kalau tidak salah setahun yang lalu," ceritanya sembari melayani pembeli.

Ia tak pernah lelah bekerja meski sudah belasan tahun, semua demi ketiga anaknya. Ia menceritakan dengan haru, bahwa akhirnya mampu mewujudkan cita-cita anak-anaknya.

"Saya sama suami enggak sekolah, lulusan SMP dan kami mau mewujudkan cita-cita anak kami. Harus bisa sekolah lebih tinggi, saya akan menyekolahkan anak saya yang masih SMA juga harus kuliah," katanya dengan semangat.

Melihat banyaknya wisatawan yang mudik dan berlibur di Bandung, tak ada rasa iri yang menghampiri. Meskipun ia akui memang ingin mudik ke Garut menggunakan dua sepeda motor bersama keluarganya.

"Mau tapi kan enggak harus, biasanya tiga tahun sekali aja. Mudah-mudahan tahun ini anak saya yang SMA kuliah. Bulan ini, anak saya yang sudah sarjana akan mendaftar Wanadri dan semoga bulan Agustus ia diterima dan sudah bekerja," katanya sambil mengamini ucapan.

(aau/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads