Longsor yang menerjang kampung yang berbatasan dengan Kabupaten Cianjur itu terjadi pada Kamis (14/4/2022) malam. Namun hingga saat ini akses masih belum bersih dari material longsor yang terjadi di 10 titik.
Selain menyebabkan 91 KK atau sekitar 300 warga terisolasi, kondisi itu juga menghambat pendistribusian logistik seperti obat-obatan dan makanan cepat bagi warga terdampak longsor karena tak bisa diangkut menggunakan mobil.
Alhasil pendistribusian logistik dari BPBD Bandung Barat dan donatur lainnya itu terpaksa diangkut satu persatu menggunakan motor yang dimodifikasi bahkan sebagian lagi ada yang diangkut secara manual oleh warga.
Sayangnya proses pengangkutan logistik tak berjalan semulus yang dibayangkan. Material longsor yang bercampur air hujan membuat motor terjebak hingga tak bisa bergerak. Terpaksa motor didorong agar keluar dari lumpur supaya bisa melanjutkan perjalanan.
"Saat ini baru dibuka secara manual yang penting orang bisa lewat. Tapi untuk ke atas angkut logistik kita pakai motor, masalahnya ini material longsornya bikin motor terjebak jadi perjalanannya berat," ungkap Kepala Desa Sukaresmi Judin Setiawan kepada detikJabar, Rabu (20/4/2022).
Ia berharap agar ada bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda) KBB untuk membantu membuka akses jalan yang tertutup longsor sehingga bisa dilalui lagi oleh kendaraan bermotor.
"Sampai sekarang belum ada bantuan dari Pemda KBB, jadi kita dari awal kejadian itu secara manual semuanya. Sedangkan di sini kita serba kesulitan, apalagi sedang bulan puasa," tutur Judin.
Ia mewakili warganya meminta agar Plt Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mau menengok ke lokasi longsor di Cilengkong.
"Kami perwakilan warga Cilengkong, memohon pada bapak (Plt Bupati Hengky Kurniawan) untuk membantu kami karena di sini kami terisolasi dan mohon perhatikan kami," ujar Judin. (mso/bbn)