Kawasan Gentong Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu jalur tengkorak alias rawan kecelakaan di jalur mudik Lebaran. Kontur jalan yang berkelok dengan tanjakan dan turunan curam menuntut pemudik ekstra hati-hati saat berkendara. Kejadian kecelakaan lalu lintas sering terjadi di kawasan ini.
Di balik itu kawasan Gentong ini ternyata menyimpan banyak cerita menarik yang berkembang di masyarakat. Salah satunya adalah kisah Neng Syarifa, sosok misterius dan mistis yang sering jadi cerita di masyarakat.
Menurut Dede (39) salah seorang warga di Gentong atas, sosok Neng Syarifa ini adalah seorang sinden ronggeng yang terkenal di wilayahnya. Namun sinden cantik ini mengalami nasib tragis. Dia tewas dibunuh untuk dijadikan tumbal dalam proses pembangunan jembatan Sarongge yang terletak di Gentong bawah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu banyak warga dan pengendara yang melihat penampakan sosok Neng Syarifa," kata Dede. Penampakannya berupa sosok perempuan berkebaya, berselendang merah dan membawa tas hitam. Penampilan khas sinden atau ronggeng.
Konon menurut Dede, penampakan Neng Syarifa itu sering dikaitkan dengan kejadian kecelakaan terutama kecelakaan fatal yang merenggut korban jiwa. "Jadi Neng Syarifa itu suka menumpang kendaraan. Nah kendaraan yang ditumpangi itu menjadi berat, tak kuat menanjak hingga akhirnya mengalami kecelakaan," kata Dede.
Kisah lainnya menyebutkan penampakan Neng Syarifa mengganggu konsentrasi pengendara, sehingga akhirnya mengalami kecelakaan.
Berkembang Mitos Lempar Koin
Mitos itu berkembang kuat di era tahun 70-an, sehingga masyarakat setempat sampai membuatkan ritual khusus untuk mengusir atau membuat sosok sinden itu tak lagi mengganggu pengendara. Para pengendara juga banyak yang merespons kisah mistis itu dengan melempar uang koin di dekat jembatan.
"Sejak "disalametan" penampakan Neng Syarifa berkurang, dia tak lagi sering mengganggu. Walau pun terkadang masih ada yang mengaku melihat penampakannya," kata Dede.
Dede sendiri mengaku belum pernah melihat penampakan Neng Syarifa, namun menurut dia banyak warga yang melihat, terutama orangtua. "Saya belum pernah melihat, tapi "kolot baheula" sering menceritakannya. Mungkin sekarang zamannya sudah berbeda, jadi sudah jarang penampakannya," kata Dede.
Asal Usul Nama Tanjakan Gentong
Selain kisah mengenai sosok mistis Neng Syarifa, kisah masyarakat lain yang berkembang di kawasan ini adalah menyangkut asal-usul nama Gentong. Penamaan Gentong untuk kawasan ini menurut sejumlah warga adalah karena kontur jalannya yang mirip gentong.
"Menanjak melingkar, mirip gentong. Jadi dinamakan Gentong. Coba saja dilihat, tebing sebelah kiri di tanjakan itu kan mirip permukaan gentong," kata Jajat dan Aji, warga setempat. Nama Gentong juga digunakan untuk nama Kampung yang berada di kaki bukit Payung.
Jika merujuk nama Kampung, wilayah tanjakan itu bernama Cibahayu. Tapi lebih dikenal masyarakat dengan sebutan tanjakan Gentong.
"Kalau kampung Gentong-nya disana, di bawah Gunung Payung. Kawasan gentong ini kan melintasi tiga desa, yaitu Cibahayu, Buniasih dan Kadipaten. Kecamatannya Kadipaten," kata Jajat.
(yum/bbn)