Pengendara sepeda motor perempuan yang nekat melawan arus lalu lintas di perlintasan kereta api (KA) JPL Andir tepatnya Jalan Garuda, Kota Bandung viral di media sosial.
Kejadian itu viral setelah akun media sosial Instagram @edansepurid membagikan video kejadian tersebut.
Dari video yang dilihat detikJabar, Rabu (13/4/2022) pengendara motor metik yakni perempuan berseragam serba hijau berboncengan dengan temannya yang mengenakan seragam sama akan melawan arus tepat di jalan tersebut.
Pengendara mobil enggan memberikan ruang kepada pengendara sepeda motor yang melanggar lalu lintas itu. Mobil tersebut sengaja menghalangi jalan sepeda motor itu karena membahayakan pengendara tersebut. Apalagi, pengendara sepeda motor itu melawan arus tepat pada perlintasan KA.
Meski penumpang sepeda motor tersebut telah melambaikan tangan ke atas dan memberikan klakson, pengendara mobil tetap tak memberikan jalan kepada pengendara sepeda motor itu karena sudah melanggar lalu lintas.
Pada saat itu juga, sopir mobil itu dimaki oleh pengendara sepeda motor tersebut. Makian itu dilontarkan pengendara sepeda motor setelah diingatkan sopir mobil agar tertib berlalu lintas.
"Dia yang salah, dia yang galak," kata sang sopir kepada penumpangnya seperti yang dilihat dalam tayangan video.
"Gaduh SIM teu neng? (Punya SIM gak neng?)," tambah sang sopir kepada pengendara sepeda motor.
Pada saat itulah, makian kepada sopir mobil dilontarkan oleh pengendara sepeda motor itu hingga keluar kata-kata kasar.
"Cing bener atuh mawa motor teh (mobil) tinggali-tinggali (yang benar dong bawa mobil tuh, lihat-lihat dong)," kata pengendara sepeda motor tersebut.
"Puasa, makruh sia teh, monyet anj***, sia teh gob*** (puasa, makruh kamu tuh, monyet anj***, kamu tub gob***)," maki pengendara perempuan tersebut.
"Eh si anjir, udah gak punya SIM ngambek," timpal sopir tersebut.
Manager Humas PT KAI Daop 2 Bandung Kuswardoyo mengatakan, jika dilihat dari video yang beredar, pengendara sepeda motor yang salah.
"Kalau dilihat dari videonya, jelas si pengendara motor salah karena memotong jalur untuk memutar atau menyeberang. Jalur yang digunakan untuk memutar itu bukan peruntukkannya. Kalau kita lihat jalur di tengah itu adalah separator jalan yang memisahkan dua jalur kanan dan kiri, kebetulan ada di tengah jalur kereta api sehingga tidak mungkin ditutup semuanya dengan separator," kata Kuswardoyo dikonfirmasi via pesan singkat.
Menurutnya, jika kita lihat dari sudut pandang perkeretaapian seharusnya perlintasan sebidang antara jalur KA dengan jalan raya itu tidak ada lagi, idealnya dibangun perlintasan tidak sebidang, baik itu underpass maupun fly over, pembangunan tersebut seharusnya dibuat oleh pemerintah atau pemerintah daerah, namun banyak hal yang menyebabkan hal tersebut belum sepenuhnya bisa dilakukan.
"Tentunya jika belum bisa dibangun perlintasan tidak sebidang, maka kembali kesadaran dan kedisiplinan masyarakat pengguna jalan raya menjadi kunci keselamatan di perlintasan sebidang," katanya.
Pihaknya berharap kesadaran kepada para pengendara agar tidak melanggar lalu lintas, karena bisa membahayakan pengendara lain.
"Yang jelas kami mengharapkan kesadaran dan disiplin semua pengguna jalan saat melintas di perlintasan sebidang untuk memprioritaskan perjalanan KA dan patuhi rambu lalu lintas dij alan . Karena kedisiplinan adalah salah satu kunci keselamatan berlalu lintas," ujarnya.
(yum/bbn)