Jalan HZ Mustofa Ditata, Ini Kata Wali Kota Tasikmalaya

Pemerintah Kota Tasikmalaya hendak melakukan penataan Jalan HZ Mustofa yang selama ini menjadi kawasan pusat kota dan pusat perbelanjaan.

Pemkot berencana memperbesar lebar trotoar yang secara otomatis membuat lebar jalan menjadi lebih kecil. Konsepnya mirip Jalan Malioboro di Jogja.

"Dinas PU sudah mulai melaksanakan kegiatan penataan Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung," kata Wali Kota Tasikmalaya M Yusuf, Jumat (8/4/2022).

Yusuf menjelaskan dirinya juga sudah menggelar rapat koordinasi dengan dinas-dinas lain, agar rencana penataan ini berjalan dengan baik.

"Saya sudah kumpulkan semua dinas yang terkait. Penataan itu perlu penunjangnya, tidak hanya melebarkan trotoar dan jalannya diperkecil. Tapi unsur penunjang yang menjadi kewenangan dinas terkait juga harus sudah ada konsep," kata Yusuf.

Dia mencontohkan Dinas Lingkungan Hidup perlu untuk menata pepohonan. Kemudian Dinas Perdagangan melakukan penataan pedagang kaki lima.

"Dipersiapkan dari sekarang mau pohon-pohon apa, kemudian PKL harus didata dan ditata," kata Yusuf.

Terkait nasib pedagang kaki lima di kawasan itu, Yusuf mengatakan mereka tak usah khawatir digusur. Mereka hanya sebatas ditata agar lebih rapi.

"Pedagang bisa tetap berjualan di situ tetapi dengan syarat harus tertib. Jadi tidak ada relokasi PKL, ini terkait penataan Jalan HZ Mustofa dan Cihideung," kata Yusuf.

Dia mengatakan pelebaran trotoar membuat jalan sempit dan tak lagi tersedia ruang untuk parkir kendaraan. Sehingga diperlukan area parkir terpusat.

"Kalau untuk kantong parkir nanti diurus oleh Dishub, rencananya akan membuat kantong-kantong parkir seperti di jalan Pemuda, sampai ke jalan Mayor Utarya," kata Yusuf.

Dia menargetkan proyek penataan Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung itu selesai pada Agustus 2022 mendatang.

Sementara itu Dadang Holis (45), salah seorang warga Kota Tasikmalaya menyambut baik rencana tersebut. Hanya saja dia mengatakan penyediaan kantong parkir harus disiapkan dengan matang.

"Jangan sampai penataan ini membuat jalan yang sudah macet semakin macet, karena dimensi jalan kecil. Harus dikaji dulu apakah volume kendaraan parkir akan tertampung di Jalan Pemuda atau tidak," kata Dadang yang merupakan warga Indihiang Kota Tasik itu.

Dia juga mengatakan pentingnya edukasi bagi masyarakat agar gemar berjalan kaki. "Kan kultur di kita mah beda, ke warung beli cabe juga pakai motor. Kalau belanja ke HZ Mustofa juga maunya parkir depan toko. Maksud saya jangan sampai nantinya jalur pedestrian atau trotoar itu malah jadi tempat parkir," kata Dadang.