Median merilis hasil survei terkait elektabilitas sejumlah tokoh bakal calon presiden dan wakil priden pada Pilpres 2024. Hasilnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil masih berada di urutan ke lima sebagai bakal calon presiden.
Dalam survei media itu, elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon presiden kalah moncer dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Pengamat politik Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi menilai ada tiga faktor yang membuat Ridwan Kamil kalah bersaing dengan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muradi menjelaskan faktor pertama yang membuat hasil survei Ridwan Kamil di bawah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo adalah soal kinerja tim. Muradi menilai tim Ridwan Kamil saat ini kalah bersaing dengan Anies dan Ganjar.
"Tim Ridwan Kamil belum berjalan efektif. Berbeda dengan Anies dan Ganjar. Termasuk Prabowo yang bisa menggerakkan partai," kata Muradi saat dihubungi detikJabar, Rabu (30/3/2022).
Lebih lanjut, Muradi mengatakan Anies sudah memiliki pola yang jelas. Anies dan timnya mampu mengelola setiap programnya sehingga menjadi isu yang hangat untuk diperbincangkan. Termasuk, Ganjar. Sementara Ridwan Kamil belum memainkan hal tersebut.
"Kang Emil (Ridwan Kamil) kerap terfragmentasi dan terlokalisir isunya. Contohnya soal peresmian reaktivasi jalur kereta api di Garut. Dia (Ridwan Kamil) tidak ada. Harusnya ada di situ sebagai kepala daerah," kata Muradi.
"Jadi tim Kang Emil kurang efektif. Kurang bisa mengkapitalisasi program atau kegiatan," kata Muradi menambahkan.
Muradi juga menyoroti soal YouTube Ridwan Kamil yang dinilai tertinggal dengan Anies dan Ganjar. Meski saat ini, Ridwan Kamil unggul dalam jumlah pengikut Instagram dibandingkan Anies dan Ganjar. Nyatanya, Anies dan Ganjar lebih dulu aktif di YouTube.
Selain kerja tim, Muradi juga menilai kebimbangan Ridwan Kamil apakah maju di pilpres atau tidak, yang ditampilkan dalam berbagai wawancaranya membuat masyarakat bingung. Kondisi demikian, dinilai Muradi, memengaruhi hasil survei Ridwan Kamil.
"Kedua adalah adanya keraguan. Berkali-kali Kang Emil itu GR (gede rasa) politik. Salah satunya isu soal Kepala IKN. Publik dibuat bingung, sebenarnya pengin ke mana," kata Muradi.
Muradi menambahkan faktor ketiga yang membuat survei Ridwan Kamil masih di bawah Anies dan Ganjar menyangkut soal kendaraan politik, serta komunikasi politik. Muradi menilai Anies dan Ganjar lebih unggul. Meski Anies tak memiliki kendaraan politik, namun Anies memiliki komunikasi politik yang bagus dengan partai politik.
"Salah satu contohnya komunikasi politik antara Anies dan NasDem," kata Muradi.
Kendati demikian, dalam survei Median itu menyebutkan Ridwan Kamil memiliki elektabilitas tinggi jika dijadikan sebagai bakal calon wakil presiden (wapres). Namun, Muradi menilai saat ini hasil survei belum bisa menjadi kesimpulan bahwa Ridwan Kamil layak menjadi wapres. Semua tokoh masih memiliki peluang.
"Karena belum sampai level itu diskusinya (soal Ridwan Kamil jadi wapres). Tapi, masih dalam diskusi tentang posisi Ridwan Kamil itu belum panas. Kemudian dari survei terlihat bahwa ketegasan tim (Ridwan Kamil) belum jalan, dan komunikasi politik kurang baik," kata Muradi.
Diberitakan sebelumnya, survei Median dilaksanakan pada 1-7 Maret 2022 di 34 provinsi Indonesia. Adapun jumlah responden yang diwawancarai 1.200 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling. Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei Median dengan pertanyaan, jika Pilpres diadakan saat ini, siapakah yang akan anda pilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Hasilnya, elektabilitas Ridwan Kamil berada di urutan kelima.
Ridwan Kamil mendapatkan 3,8 persen. Sedangkan, elektabilitas Anies Baswedan mencapai 14,4 persen. Dan, Ganjar Pranowo mencapai 13,1 persen. Sementara itu, elektabilitas Prabowo Subianto menjadi yang tertinggi sebagai bakal calon presiden yakni mencapai 20,1 persen. Di posisi empat ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mencapai 5,1 persen.
(sud/mso)