Selama sepekan ragam peristiwa terjadi di Jabar. Mulai dari hengkangnya Sahrul Gunawan dari Partai NasDem lalu bergabung ke Golkar hingga konflik antara Rektor dengan SBM ITB yang kini mereda. Berikut rangkuman Jabar sepekan:
Sahrul Gunawan Gabung Golkar
Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan resmi mengumumkan diri masuk ke Partai Golkar. Artis peran yang ngetop pada medio tahun 2000-an ini menyatakan resmi berpisah dengan Partai NasDem yang mengusungnya pada Pilkada 2020 untuk bergabung dengan Partai Golkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berkaitan dengan ramainya berita baik dalam media sosial maupun media pribadi yang beredar berkaitan atas bergabungnya saya di Partai Golkar, maka dengan ini saya sampaikan bahwa hal tersebut benar adanya," katanya.
Keputusan Sahrul pindah partai sebetulnya tak mengagetkan. Pasalnya, ia beberapa kali menunjukan gelagat ingin bergabung dengan Partai Golkar dan hengkang dari Partai NasDem yang telah mengusungnya pada Pilkada Kabupaten Bandung 2020.
Berdasarkan catatan detikJabar, hasrat Sahrul untuk bergabung dengan partai berlambang beringin itu sudah terlihat ketika ketika foto-fotonya yang mengenakan jaket Partai Golkar viral di medsos. Itu terjadi saat Sahrul hadir dalam pelantikan DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung Januari 2022.
Tapi, Sahrul kala itu masih malu-malu mengungkapkan keinginannya untuk bergabung dengan Partai Golkar. Saat mendapat kritik karena memakai jaket partai berlambang beringin pun, Sahrul menegaskan bahwa ia masih jadi kader Partai NasDem.
"Sampai saat ini, saya belum pernah mengajukan surat pengunduran diri ke Partai NasDem, saya NasDem, diusung Partai NasDem," ucap Sahrul saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (10/1/2022).
Usai menggegerkan jagat maya dan banyak mendapat kritik, Sahrul tak bergeming dan tetap berhasrat untuk pindah partai. Pada Maret 2022, ia kemudian diam-diam menghadap ke Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto dengan dalih untuk bersilaturahmi.
"Komunikasi bisa dilakukan dengan siapa saja, dan untuk saya sendiri sebetulnya ketika saya berada di birokrasi saya ingin melepaskan segala macam atribut, yang menghambat proses saya bekerja, sebagai pendamping beliau (Dadang Supriatna)," ujar Sahrul, Rabu (9/3/2022).
Dalam pertemuan itu, Sahrul memang membuka peluang bergabung dengan Partai Golkar. Tapi lagi-lagi, ia masih malu-malu mengakuinya.
"Dari beberapa pihak yang saya jalin komunikasi, bisa saja, saya suatu saat nanti berada di partai beliau (Airlangga Hartarto). Tapi sekarang saya berjalan saja dulu," kata Sahrul.
"Kemungkinan itu ada (pindah partai), karena politik itu dinamis, saya yang enggak punya background politik jadi harus lebih open mengikuti pola yang ada dengan dinamisnya itu," ujar Sahrul.
Kini, manuver Sahrul Gunawan yang berganti baju politik ditanggapi beragam oleh kedua kubu partai. Bagi Partai NasDem, manuver tersebut dianggap hal biasa sementara bagi Golkar kehadiran Wabup Bandung bisa mendongkrak suara partai.
Kepada detikJabar, Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustopa menilai manuver Sahrul Gunawan merupakan hal biasa dalam dunia politik. NasDem tak mau terlalu larut dalam kondisi tersebut dan tak bisa menghalangi keputusan Sahrul Gunawan.
"Menurut saya hal biasa saja, lahir besar, sampai jadi seperti ini, hal biasa. NasDem tidak bisa menghalangi, yang jelas NasDem sudah lahirkan Sahrul Gunawan menjadi wakil bupati," kata Saan di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Jumat (18/3/2022).
Bahkan menurut Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem Jawa Barat Rajiv, Sahrul Gunawan hanya jadi beban partai. Ia memastikan Sahrul sudah bukan lagi bagian dari Partai NasDem.
"NasDem tidak pernah merasa kehilangan dengan Sahrul Gunawan, karena hadirnya dia jadi beban Partai NasDem, khususnya Kabupaten Bandung," ungkapnya.
Berbeda dengan NasDem, bagi Partai Golkar kehadiran Sahrul Gunawan diyakini bisa menggenjot suara partai di Jawa Barat. Partai Golkar, diketahui belum masuk tiga besar partai politik dengan raihan suara tertinggi di Jabar.
"Tentu dengan bergabungnya Kang Sahrul Gunawan di Partai Golkar, itu bisa menambah optimisme kami menambah kekuatan Partai Golkar terutama di Jawa Barat," kata Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily kepada detikJabar, Jumat (18/3/2022).
Ace meyakini popularitas Sahrul akan membawa angin segar bagi Partai Golkar Jawa Barat. Apalagi, Sahrul adalah publik figur. Ia akan mudah dikenal masyarakat yang akan ikut mendongkrak suara Golkar di Jabar.
"Kang Sahrul bukan cuma publik figur, beliau juga wakil bupati yang kini punya jabatan politik yang kuat di daerahnya. Kami menerima dengan tangan terbuka masuknya beliau, ini merupakan angin segar bagi Golkar Jawa Barat," ucapnya.
Konflik Rektor-SBM ITB Mereda
Konflik antara Forum Dosen Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) dan Rektor ITB yang sempat memanas akhirnya mereda. Kedua pihak sepakat bernegosiasi dan membuahkan lima poin kesepakatan.
Kesepakatan pertama adalah ITB sepakat bernegosiasi dengan SBM. Dasar-dasar negosiasi mengacu pada SK Rektor Nomor 203 Tahun 2003 tentang pendirian SBM ITB.
Tim khusus pun dibentuk untuk bernegosiasi. Tim tersebut terdiri dari perwakilan rektorat ITB, SBM, forum orang tua mahasiswa SBM, dan ikatan alumni ITB sebagai penengah.
"Negosiasi berangkat dari nota pendirian (SBM). Nanti dibahas mana saja yang masuk otonomi swakelola dan swadana. Dan, mana saja yang menjadi kewenangan rektor," ujar kata Guru Besar SBM ITB Prof Jan Hidajat, Senin (14/3/2022).
Selama proses negosiasi, kedua pihak sepakat SBM ITB tak menerapkan aturan Rektor Nomor 1162/IT1.A/PER/2021. Aturan tersebut merupakan pemicu terjadinya konflik.
"Selama proses ini akan berlaku status quo dengan mengacu pada pemberlakuan aturan lama," ucap Jan Hidajat yang juga merupakan pendiri SBM ITB.
Selain itu, Jan Hidajat mengatakan, pihaknya memutuskan untuk segera kembali melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) setelah disepakatinya poin-poin tadi. Jan Hidajat berharap negosiasi tersebut menemukan kesepakatan.
"Swakelola diberikan apa enggak. Ini tergantung negosiasi banyak tidaknya porsi swakelola. Nanti ada kesepakatan baru," tutur dia menegaskan.
Jan Hidajat optimistis pada Mei 2022 nanti lahir kesepakatan anyar. Negosiasi ada langkah nyata yang harus ditempuh demi kebaikan bersama.
"Roh kami itu kemandirian. Kalau diambil (kemandirian pengelolaan) kami mati," ucap Jan Hidajat.
Usai terjadinya kesepakatan, perkuliahan di SBM ITB pun kembali normal. Jan Hidajat mengatakan kesepakatan untuk kembali melaksanakan perkuliahan itu diputuskan setelah pertemuan dengan rektorat ITB. "Ada kesepakatan di luar rapat. Besok kuliah normal," kata Jan Hidajat.
Jan Hidajat menegaskan keputusan untuk melaksanakan perkuliahan itu dilakukan selama proses negosiasi berlangsung. Pihak SBM dan Rektor ITB sepakat melaksanakan negosiasi untuk memutuskan peraturan anyar usai terjadi konflik.
"Rektor mengatakan ada banyak fleksibilitas dalam aturan. Namun, kita lihat secara tertulis tidak ada fleksibilitas. Ini yang akan kita cari untuk bahan negosiasi," kata Jan Hidajat yang juga merupakan pendiri SBM ITB.
"Kita harapkan (aturan) tidak banyak berubah. Besok kita janji dosen mulai mengajar," ujar Jan Hidajat menambahkan.
Sementara itu, Ketua Dewan Sekolah SBM Prof Kuntoro Mangkusubroto mengatakan pertemuan dengan pihak rektorat ITB berjalan selama dua jam setengah. Awalnya, dalam pertemuan tak menemukan kesepakatan untuk negosiasi.
Kuntoro menjelaskan sikap rektorat ITB melunak setelah pertemuan selesai. Dalam perbincangan usai pertemuan, suasana mulai mencair.
"Tetapi begitu Pak Yan (Jan Hidajat) menyebutkan kata mogok kalau ditolak (tuntutan SBM). Justru mereka sadar bahwa ini serius," ujar Kuntoro.
Imbas konflik tersebut, Rektor ITB Reini Djuhraeni Wirahadikusumah melayangkan permohonan maaf. Reini mengakui, konflik tersebut berbuntut panjang sampai menggangu jalannya perkuliahan di SBM.
Permintaan maaf itu ia sampaikan dalam konferensi pers di Auditorium CRCS ITB. Permintaan maaf pertama ia sampaikan kepada publik lantaran konflik dengan SBM menuai sorotan dari berbagai pihak.
"Yang pertama tentu permohon maaf sebesar-besarnya kepada publik bahwa kami membuat sedikit keributan. Atas nama seluruh civitas akademika, warga dan alumni semuanya kami memohon maaf," katanya, Senin (14/3/2022).
Reini juga melayangkan permohonan maaf kepada orang tua mahasiswa SBM ITB. Ia mengakui, insiden konflik itu berimbas kepada kepercayaan orang tua yang khawatir perkuliahan anak-anaknya terganggu akibat insiden tersebut.
"Yang kedua kami mohon maaf kepada orang tua mahasiswa yang menitipkan putra putrinya untuk bergabung di SBM. Kami amat menjaga amanah bapak ibu, karena kami pun merasakan kegalauan dan keresahan bapak ibu yang menuntut untuk meneruskan pendidikan putra putrinya. Insya Allah amanat itu tetap kita jaga, jadi mohon maaf sudah membuat sedikit banyak keresahan yang diakibatkan oleh kami," ungkapnya.
Ia menjelaskan, konflik ITB mencuat lantaran pihak Rektorat ITB tengah melakukan transformasi dalam hal pengelolaan kampus. Diketahui, saat ini ITB berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH) yang mewajibkan pengelolaannya dilaporkan kepada negara.
Karena status itu, ITB akhirnya meneken peraturan rektor dengan nomor 1162/IT1.A/PER/2021 yang berisi pencabutan hak swakelola dan swadana yang dilakukan SBM. Sebelum peraturan itu muncul, ITB diketahui bertatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN) hingga Badan Layanan Umum (BLU).
"Tapi tentunya apapun kesalahan kita, akan kita koreksi. Mudah-mudahan masalah ini tidak tereskalasi lagi. Kami sedang bertransformasi agar pengelolaan ITB lebih baik, perbedaan pendapat sampai keragaman sudut pandang memang merupakan aset. Tapi, ada kerangka hukum, aturan, dan kerangka institut yang harus kita tegakan bersama," ucapnya.
(ral/tya)