Masih ingat dengan seorang remaja yang bisa mengeluarkan sobekan kertas putih dan semut dari telinganya? Ya, remaja yang sempat menghebohkan pada tahun 2019 lalu kabarnya telah sembuh dari penyakit langkanya itu.
Arif Fajar (16), remaja asal Desa Majasuka, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat itu telah menderita penyakit tersebut sejak masih duduk di bangku kelas 1 SD hingga kelas 1 SMP.
Anak pertama dari Budiyanto (47) dan Euis Kurnia (37) dikabarkan sembuh setelah viral di media sosial pada 2019 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah sekarang mah udah sembuh kang. Anak saya sembuh pas bulan Mei 2019. Soalnya setelah viral orang pinter dari mana-mana ngehubungin saya lewat Facebook. Pada bantuin dari jarak jauh," kata Budiyanto, ayah Arif saat ditemui detikJabar belum lama ini.
Dia menyatakan anaknya lebih dulu sering mengeluarkan semut dari telinganya dibanding kertas. Setiap harinya, Arif mengeluarkan puluhan jenis semut dari telinganya.
"Sehari keluar semut tuh kadang-kadang ada sepuluh sampe ada tujuh puluhan kalau dihitung tuh. Ada semut item, semut gula, tapi posisinya itu udah mati si semutnya. Katanya cuma geli doang kerasanya, enggak sakit," tutur dia.
"Kalau kertas sampai 40 penah ngalamin pas awal-awal tuh. Posisi kertasnya tuh bulet-bulet gitu, jenis kertasnya mah kayak kertas buku tulis aja," ucapnya.
Anaknya mulai mengeluarkan semut-semut itu dari telinganya sejak tahun 2013 lalu. Sedangkan untuk kertas sendiri, tepat pada saat Arif baru masuk pesantren, yakni kelas 1 SMP.
"Ngeluarin semut dulu pas anak saya masih kelas 1 SD. Ngeluarin kertas mah pas bulan Februari 2019 awal masuk pesantren, kelas 1 SMP," ujar dia.
Selain dari telinga, kertas berukuran besar juga pernah keluar dari hidung anaknya. "Pas kejadian itu dari hidung juga pernah keluar kertas. Cuma agak gede ukurannya yang keluar dari hidung mah," jelas dia.
Sebelum mengidap penyakit langka, tak ada tanda-tanda keanehan yang dialami anaknya. Bahkan, Budiyanto menyangka anaknya ada yang membully sehingga telinganya kemasukan semut.
"Awalnya saya kira tuh ada yang bully anak saya, ada yang masukin semut ke telinganya. Soalnya semutnya tuh dalam keadaan udah mati," kata dia.
"Kalau yang kertas, anak kan mondok. Kalau di pondok tuh suka gatal-gatal. Nah pas anak saya lagi gatal-gatal, sama saya tuh diajak ke Conggeang, Sumedang di pemandian air panas. Pulang dari pemandian dateng ke rumah tiba-tiba ada kertas di kuping anak saya," ujar dia.
(mso/mso)