Radio komunitas asal Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Radio RASI kembali terlibat mewakili Indonesia dalam forum internasional yang digelar Association of Community Radio Broadcasters (AMARC). Kali ini, Radio RASI mengikuti pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola Radio Komunitas dalam Membangun Komunikasi yang Tangguh Melawan COVID-19.
Adapun pelatihan ini mengusung tema penanganan berita palsu atau informasi yang salah melalui peranan radio komunitas di Asia-Pasifik.
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Dinas Komunikasi dan informatika (Diskominfo) Garut, Yeni Yunita pun mengapresiasi atas capaian yang telah dilakukan RASI. Terlebih, menurutnya, radio komunitas menjadi salah satu media yang cukup efektif menjangkau masyarakat dalam penyebarluasan informasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya saya mengapresiasi keberadaan Radio RASI yang saat ini sedang mengikuti sebuah pelatihan atau forum internasional, dan ikut mengharumkan serta membawa nama Kabupaten Garut di kancah internasional. Saya juga menilai radio komunitas ini menjadi salah satu media yang cukup efektif ya, dalam penyebarluasan informasi di masyarakat," ujar Yeni dalam keterangan tertulis, Kamis (10/3/2022).
Melalui pelatihan ini, Yeni berharap Radio RASI dapat membantu pemerintah dalam mencerdaskan masyarakat dan menangkal penyebaran hoax, yang kini banyak beredar di masyarakat.
"Ya harapannya di tengah-tengah pesatnya perkembangan informasi serta banyak beredarnya hoax di tengah-tengah masyarakat, saya harap Radio RASI bisa ikut serta dalam mencerdaskan pendengar, khususnya dalam menangkal penyebaran berita bohong atau hoax," ungkapnya.
Sementara itu, Pengelola Radio Komunitas RASI FM Cisewu Garut, Latif Rochyana, menyampaikan kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Perempuan Sedunia pada 8 Maret lalu. Untuk itu, pihaknya pun mengirimkan seorang penyiar perempuan untuk mengikuti acara tersebut.
Di forum ini, kata Latif, para delegasi diberikan pelatihan terkait pengetahuan dan pemahaman tentang berita palsu, disinformation, dan dampaknya bagi masyarakat. Adapun pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan para penyiar dalam memproduksi informasi.
"Nah di dalamnya (diberikan pelatihan) agar seluruh pengelola dari radio komunitas dapat meningkatkan keterampilan, untuk memproduksi sebuah program radio yang efektif dan menarik, dalam melawan berita bohong atau disinformasi, bentuknya biasanya melalui produksi Iklan Layanan Masyarakat atau ILM, kemudian talkshow, kemudian ada feature dan berita pendek," ujar Latif.
Latif menambahkan dengan adanya pelatihan ini, ia mengaku pihaknya dapat memperoleh berbagai informasi. Beberapa di antaranya terkait seluk-beluk berita palsu atau disinformasi.
Selain itu, kegiatan ini juga memberikan pengetahuan cara mengemas suatu produksi siaran yang menarik agar dapat diterima pendengar, terutama dalam melawan hoax. Terkait hal ini, Latif menyebutkan pihaknya juga memiliki acara khusus guna mencegah hox, yakni 3 Pondasi Media.
"Tiga Pondasi Media ini isinya adalah membahas tentang masyarakat itu bagaimana bisa menghindari berita bohong, jadi kemudian (bagaimana) masyarakat bisa memilih tontonan yang lebih sehat gitu kan, kemudian masyarakat bisa menjadi netizen yang cerdas," jelasnya.
Selain melalui program 3 Pondasi Media, lanjut Latif, pihaknya bekerja sama dengan salah satu media online dengan menghadirkan program cek fakta. Adapun program ini akan disiarkan sebulan sekali oleh Radio RASI.
"Nah untuk cek fakta, di mana dalam kegiatannya kita dalam bersiaran membahas tentang berita-berita bohong yang terjadi secara nasional, yang ada di Liputan 6," imbuhnya.
Sebagai pengelola Radio Komunitas RASI, Latif pun mengapresiasi Radio RASI yang dapat terlibat dalam forum internasional. Terlebih materi yang dibahas berkaitan dengan program di Radio RASI.
Ia berharap ke depan Radio RASI dapat menjadi salah satu media lokal yang mampu mencerdaskan pendengarnya. Salah satunya dengan mengedukasi masyarakat agar tak terpapar hoax.
"Jadi (harapannya) masyarakat bisa cerdas, dengan tidak begitu saja ketika menyerap sebuah informasi yang belum jelas kebenarannya, itu harapan kedepan ya Radio RASI menjadi satu-satunya media lokal yang dapat mencerdaskan pendengarnya, terutama warga masyarakat yang ada di Kecamatan Cisewu," pungkasnya.
Sebagai informasi, forum internasional ini diikuti oleh 6 negara antara lain India, Bangladesh, Nepal, Butan, Timor Leste, dan Indonesia. Di forum ini, terdapat 3 perwakilan radio komunitas yang mewakili Indonesia, yakni RASI FM dari Jawa Barat, Taratak FM dari Sumatera Barat, dan Sangkala JRKI dari Jawa Tengah.
(ncm/ega)