Anggota DPR RI Dedi Mulyadi belum lama ini kedatangan seorang pedagang aci telor atau cilor di rumahnya di Lembur Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang. Pedagang bernama Fahrul Husein (18) ini datang dari Garut ke Lembur Pakuan dengan menggunakan sepeda motor yang biasanya digunakan untuk berjualan cilor.
Saat bertemu Dedi, Fahrul langsung meminta tanda tangan di poster dan jaket putih miliknya untuk ditempel di motor miliknya. Ia juga bercerita kondisi jalan berlubang, yang mulai dirasakan di jalur provinsi selepas Jalan Cagak Subang.
"Tadi dari Garut jam 3 subuh, makanya tadi nggak keliatan ada lubang. Jadi lampunya coplok (lepas)," ujar Fahrul dalam keterangan tertulis, Selasa (1/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Daerah Cijambe tadi yang bolong parah. Buat pemerintah tolong banyak jalan provinsi yang berlubang," imbuhnya.
Tak hanya itu, ia mengungkapkan alasannya nekat menemui Dedi meski harus melewati jalanan rusak. Adapun hal ini lantaran dirinya merasa terinspirasi dengan konten Nurzein, salah satu asuhan Dedi yang sejak kecil telah berhasil merintis usaha kukron atau popcorn.
Bahkan, Fahrul mengaku merasa termotivasi untuk bisa hidup mandiri usai lulus dari SMA. Dari sinilah akhirnya Fahrul mencoba usaha cilor. Dalam satu hari Fahrul biasa membuat cilor dengan modal sekitar Rp 300 ribu. Jika laku semua, ia dapat memperoleh untung hingga Rp 120 ribu.
"Saya terinspirasi sama Nurzein. Dia sudah bisa ngontrak, ah saya juga sudah lulus SMA langsung ngontrak. Di kontrakan bikin cilor sendiri, bikin adonan sambil nonton bapak (Kang Dedi)," kata Fahrul.
Mendengar cerita Fahrul, Dedi pun meminta pemerintah untuk memperbaiki jalanan yang berlubang.
"Pamarentah jalan omean. Perbaiki jalan, jangan terlalu banyak posting. Nanti kalau terlalu banyak posting, jalan jeleknya diposting sama tukang cilor," kata Dedi.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi juga mengapresiasi dengan sosok pemuda seperti Fahrul. Sebab, sejak usia muda ia tak malu dan mau bekerja keras untuk mencari nafkah sendiri.
"Saya senang dengan orang seperti ini mau kerja keras. Bayangin jualan cilor datang ke tempat saya sampai coplok lampunya. Keren nih penjual cilor ganteng dari Garut," ungkapnya.
Sebelum bertemu Fahrul, Dedi mengakui dirinya sempat mengetes kesabaran Fahrul. Dedi yang mengetahui kedatangan Fahrul pada pagi hari pun sengaja baru datang menemuinya pada siang hari.
"Saya sengaja tadi tes kesabarannya, datang jam 7 pagi baru saya temui jam 11 siang. Tadi sengaja saya diamkan, eh tapi benar dia sabar mau menunggu," ucapnya.
Dedi menilai pemuda seperti Fahrul kelak akan menemui kesuksesan. Pasalnya, ia sudah dapat hidup mandiri sejak muda dan bertanggung jawab pada hidupnya.
"Jalma nu peurih mah bakal boga peurah. Bagus, hebat dan mandiri. Orang kaya gini bakal maju, punya prinsip pengelolaan yang baik, ada pengorbanan hidup," pungkasnya.
(ncm/ega)