Warga Keluhkan Tumpukan Sampah Kotori Jalan Protokol Kota Tasik

Warga Keluhkan Tumpukan Sampah Kotori Jalan Protokol Kota Tasik

Faisal Amiruddin - detikJabar
Rabu, 23 Feb 2022 15:29 WIB
Tumpukan sampah kotori jalan protokol di Kota Tasikmalaya.
Tumpukan sampah kotori jalan protokol di Kota Tasikmalaya (Faizal Amiruddin/detikcom).
Tasikmalaya - Momentum Hari Peduli Sampah Nasional diperingati di Kota Tasikmalaya dengan berbagai kegiatan seremonial pada Rabu (23/2/2022). Mulai dari perlombaan, talk show, pameran dan lainnya.

Namun demikian sejumlah masyarakat Kota Tasikmalaya masih kerap mengeluhkan tumpukan-tumpukan sampah di pinggiran jalan protokol. Keluhan terkait sampah itu sering disuarakan masyarakat di media sosial.

"Banyak titik tumpukan sampah di pinggiran jalan yang sering dijumpai. Misalnya di Jalan RE. Martadinata, di Jalan Sutisna Senjaya atau di Jalan Linggajaya menuju pasar Cikurubuk," kata Lusi Nurasiah, warga Kecamatan Indihiang.

Sebagai daerah yang berjuluk Kota Resik dan memiliki sejarah meraih piala Adipura, menurut dia hal itu sangat ironis. "Tasik kota resik, tapi masih banyak sampah. Mungkin harus ditambah armada dan petugasnya," ujar Lusi.

Merespons hal itu, Wali Kota Tasikmalaya M Yusuf menyebutkan tumpukan sampah yang mengotori sejumlah jalan protokol bukan karena telat pengangkutan.

"Itu bukan telat angkut. Jadwal pengangkutan sampah itu sudah rutin," kata Yusuf usai acara Hari Peduli Sampah Nasional.

Yusuf mengatakan penumpukan sampah itu terjadi setelah sampah diangkut. Kemudian ada orang-orang dari luar wilayah sengaja membuang sampah di titik-titik pengangkutan.

Pihaknya berencana mengambil langkah tegas bagi masyarakat yang buang sampah sembarangan atau bukan di wilayahnya. "Itu bisa diproses hukum, dikenakan Tipiring karena melanggar Perda, mereka buang sampah sembarangan," kata Yusuf.

"Misalnya di Jalan RE Martadinata. Itu sampah baru diangkut, banyak orang pakai motor sengaja buang sampah di situ. Jadinya numpuk lagi. Jadwal pengangkutan itu sudah berjalan," kata Yusuf.

Selain itu Yusuf juga mengakui bahwa armada pengangkut sampah di Kota Tasikmalaya relatif kurang karena banyak yang sudah rusak. "Terakhir 2019 kita dapat bantuan 10 unit truk. Tapi yang sebelumnya banyak yang rusak," kata Yusuf.

Namun demikian, Yusuf juga mengaku prihatin dengan tumpukan sampah yang kerap dijumpai dan mengotori daerah berjuluk Tasik Kota Resik ini. "Ya saya juga prihatin, kalau saya melihat biasanya saya langsung telepon dinas terkait suruh diangkut," kata Yusuf.

Dia mengaku sudah menyarankan dinas terkait menyiagakan satu armada yang bertugas menyisir tumpukan sampah.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya Deni Diyana mengakui masih sering terjadi penumpukan sampah di spot-spot jalan protokol kota.

"Ya memang terkadang ada tumpukan sampah, itu karena armada pengangkut sampah yang kami miliki terbatas. Kami memohon maaf, kami sedang berusaha untuk mengatasi masalah tersebut," kata Deni.

Dia mengatakan pihaknya memiliki total 42 armada pengangkut sampah. Namun dari jumlah tersebut banyak yang mengalami kerusakan dan sedang diperbaiki. "Namun walau demikian jika ada laporan atau hasil pemantaun kami ada penumpukan sampah, langsung kami angkut," kata Deni.

Produksi Sampah 200 Ton Sehari

Sementara itu produksi sampah di Kota Tasikmalaya sendiri menurut Wali Kota M Yusuf mencapai 200 ton per hari. Jumlah sampah sebanyak itu setiap hari ditampung oleh TPSA Ciangir. "Kalau terus-terusan begini, lahan TPSA bisa habis. Bahkan tahun ini kami juga menganggarkan pembebasan lahan tambahan untuk TPSA, karena lahan yang tersedia semakin sempit," kata Yusuf.

Dia mengatakan perlu sebuah upaya pengelolaan sampah yang terpadu, dan melibatkan masyarakat dan kalangan swasta. "Paradigma pengelolaan sampah harus diubah. Kita coba kerjasama dengan swasta terkait pengelolaan sampah ini," kata Yusuf.

Salah satu upaya yang tengah dijajaki Pemkot Tasikmalaya adalah kerjasama pemanfaatan sampah plastik dengan pihak swasta. "Ada pihak swasta yang bisa mengolah sampah plastik menjadi hebel dan silika. Kita coba kerjasama, mereka minta fasilitasi lahan, kami siap," kata Yusuf.

Dia memaparkan dari 200 ton produksi sampah di Kota Tasikmalaya, 30 persennya merupakan sampah plastik. Sehingga jika pengolahan sampah plastik itu kelak berjalan, maka produksi sampah yang dibawa ke TPSA berkurang 30 persen.


(mso/bbn)


Hide Ads