Kota Depok Penyumbang Kasus Omicron Tertinggi di Jabar

Kota Depok Penyumbang Kasus Omicron Tertinggi di Jabar

Siti Fatimah, Sudirman Wamad - detikJabar
Sabtu, 19 Feb 2022 16:38 WIB
3D render of a new strain of coronavirus. Omicron variant of COVID. New strain of coronavirus B.1.1.529 found in Africa and around the world.
Foto: Getty Images/iStockphoto/galitskaya
Bandung -

Tingginya lonjakan kasus harian COVID-19 menjadikan Jabar sebagai episentrum saat ini. Kasus COVID-19 varian Omicron tertinggi terjadi di Kota Depok.

Dari data yang dirilis Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar menyebutkan dari hasil S-gene Target Failure (SGTF), atau metode yang digunakan untuk mengidentifikasi suspek atau kasus probable varian Omicron, di Kota Depok probable kasusnya mencapai 166 (kasus). Sedangkan hasil whole genome sequencing (WGS) Omicron di Kota Depok mencapai 55 kasus.

Selain di Kota Depok, sebaran kasus varian Omicron tertinggi terjadi di Kota Bandung. Hasil SGTF menunjukkan 134 kasus. Sementara hasil WGS sebanyak 127 kasus. Sementara itu, berdasarkan peta sebaran kasusnya tertinggi terjadi di wilayah Bodebek dan Bandung Raya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari pikobar.jabarprov.go.id, pada Jumat (18/2) pukul 17.00 WIB terjadi penambahan sebanyak 13.780 kasus. Angka ini menurun jika dibandingkan hari sebelumnya, yakni sebanyak 16.251 kasus.

Kepala Dinkes JabarNina Susana Dewi mengaku telah menyiapkan tempat tidur pasien sebanyak 12.796 unit. Jumlah tersebut berasal dari 342 rumah sakit dan 1.166 IGD. Nina tak menampik terjadi lonjakan bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit.

ADVERTISEMENT

"BOR tempat tidur COVID-19 di sejumlah rumah sakit di Jabar dalam satu bulan terakhir mengalami kenaikan," kata Nina, di Kota Bandung, Jumat (18/02/2022).

Nina mengaku sejumlah program prioritas dilakukan Pemprov Jabar untuk mengantisipasi gelombang ketiga pandemi, seperti penambahan BOR, menyediakan layanan vitamin gratis bagi yang sedang isolasi mandiri (isoman), konsultasi virtual dan lainnya.

Tingkat Fatality Rumah Sakit Rendah

Sementara itu Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana mengakui, kasus COVID-19 di Jabar sempat mencapai tren sangat tinggi hingga melebihi Jakarta. Namun, saat ini sudah turun di angka 13 ribu.

"Tingkat mewabahnya COVID-19 Jabar di minggu ini mencapai tren yang sangat tinggi melebihi Jakarta. (Walaupun begitu) kemarin 16 ribu Alhamdulillah sekarang sudah turun 13 ribu, mudah-mudahan ini bisa turun di minggu depan," kata Suntana di Gedung Djuang 45, Kota Sukabumi, Sabtu (19/2/2022).

Meski kasus COVID-19 tinggi, kata dia, tingkat keparahan (fatality) di rumah sakit rendah yakni masih di bawah 50 persen. Menurutnya, pada kondisi penanganan kasus COVID-19 kali ini lebih banyak masyarakat yang melakukan isolasi mandiri.

"Berkaitan dengan itu saya ingin menghimbau masyarakat, pertama jangan panik. Kerjasama masyarakat tetap harus mendatangi sentra vaksinasi," ujarnya.

Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan, menggunakan masker dan menghindari kerumunan. Pihaknya meminta agar masyarakat tidak mendatangi pusat kerumunan.

"Kalau tidak terlalu penting datang ke kerumunan nggak perlu datang, tapi kalo urgent tetap harus disiplin prokes harus dilaksanakan karena itulah kunci utama mencegah penyebaran covid yang akan dihadapi oleh kita," kata dia.

Capaian vaksinasi

Dalam kesempatan tersebut, Santana juga menyampaikan terkait capaian vaksinasi di Jawa Barat. Rata-rata capaian vaksin sudah di atas 60 persen.

"Alhamdulillah teman-teman dari tingkat vaksinasi di wilayah Jawa Barat ini sudah sangat luar biasa, kita vaksin pertama sudah mendekati 89 persen, lalu vaksin kedua sudah 65 persen. Vaksin manula yang dikhawatirkan di vaksin pertama kita sudah masuk ke angka 80 persen juga dan vaksin kedua sudah 54 persen," katanya.

Selain itu vaksin untuk anak usia 6-11 tahun di Jawa Barat disebutkan sudah sesuai dengan arahan pemerintah. Santana juga mengapresiasi Kota Sukabumi yang mampu mencapai target vaksinasi dosis pertama hingga 100 persen.

"Masyarakat Kota Sukabumi udah gercep, vaksinnya juga luar biasa sudah 100 persen. Tetapi kita harus menjaga situasi agar tetap masyarakat bisa kerja aman, nyaman, dinamika ekonomi bagus sehingga masyarakat tetap tenang dalam berkegiatan," pungkasnya.




(sud/ern)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads