Negara Lain Nyatakan Berakhir dengan COVID-19, Indonesia Kapan?

Negara Lain Nyatakan Berakhir dengan COVID-19, Indonesia Kapan?

Dony Indra Ramadhan - detikJabar
Sabtu, 19 Feb 2022 14:56 WIB
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Bandung
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto didampingi Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana/Foto: Dony Indra Ramadhan
Bandung -

Sejumlah negara menyatakan 'berdamai' dengan pandemi COVID-19. Lalu, Indonesia menyatakan berakhir dengan COVID-19?

"Pasti kita juga sebagai bangsa akan menuju ke sana. Kita kan tidak akan mau juga terkepung terus dengan pandemi ini. Waktunya kapan, itu pasti melalui analisa evaluasi yang mendalam," ujar Ketua Satgas Penanganan COVID-19 sekaligus Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Balai Kota Bandung, Sabtu (19/2/2022).

Suharyanto mengatakan pihaknya akan melihat analisa terlebih dahulu dari kasus-kasus COVID-19 secara nasional. Pihaknya juga melihat angka yang semakin hari semakin berubah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita lihat angka kasusnya nanti mudah-mudahan segera menurun. Mudah-mudahan kita berdoa bersama lah ini tahun terakhir kita mengalami pandemi COVID-19, mudah-mudahan di 2023 nanti sudah tidak," tutur dia.

Menurutnya pemerintah akan mengambil kebijakan setelah mendapat masukan dari para pakar epidemiolog, sehingga langkah yang diambil tepat.

ADVERTISEMENT

Suharyanto mengatakan kondisi di Indonesia berbeda dengan negara lain yang telah menyatakan berakhir. Terlebih dari sisi jumlah penduduk.

"Sangat jauh berbeda. Kita inikan besar negaranya, yang menyatakan berakhir pandemikan kecil-kecil dan makanya beberapa juta penduduknya artinya ini juga menjadi pokok pikiran dari para pemimpin bangsa," ujarnya.

Varian Omicron Tak Seberbahaya Delta

Diakuinya puncak konfirmasi kasus COVID-19 varian Omicron saat ini melebihi kasus COVID-19 varian Delta tahun lalu. Namun, dia menyebut varian Omicron tak seberbahaya Delta.

"Puncak kasus konfirmasinya sudah melebihi saat Juni 2021 yaitu saat terjadinya puncak varian Delta," ujar Suharyanto.

Kendati demikian, kata Suharyanto, angka kematian saat varian Omicron saat ini tak seperti Delta di tahun sebelumnya. Sebagai gambaran, sambung dia, saat varian Delta tahun lalu, konfirmasi kasus mencapai 56 ribu per hari.

"Tapi sekarang kasus konfirmasi nasional 64 ribu, tertinggi. Yang meninggal di bawah 250 orang. Artinya memang dari segi kefatalan, virus varian Omicron ini tidak seberbahaya Delta, tapi banyak juga yang meninggal," tuturnya.

Berdasarkan evaluasi yang meninggal itu karena ada tiga hal, yaitu komorbid, belum vaksin dan lansia.

Suharyanto mengatakan kasus konfirmasi COVID-19 saat ini tertinggi masih berada di Jawa Barat. Kendati demikian, dia meminta agar warga di Jabar tak berkecil hati.

"Yang terbaru adalah virus Omicron, kita ketahui bersama, tiga hari terakhir Jabar menduduki rangking pertama terkait penambahan kasus konfirmasi positif, tapi itu jangan menjadikan kita semua kecil hati, yang penting kita segera bersiap untuk kembali bekerja keras sehingga Jabar dapat kembali kondusif," tutur dia.

Berdasarkan tren saat ini, Jabar memang menduduki peringkat pertama. Sedangkan untuk DKI Jakarta saat ini sudah mengalami penurunan.

"Memang trennya seperti itu sekarang yang mulai ada penurunan adalah DKI, Banten, dan Bali, sedangkan yang sedang naik Jabar, Jateng, Jatim, Yogyakarta dan provinsi di luar Jawa," ujarnya.




(dir/ern)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads