Provinsi Jawa Barat disebut menjadi episentrum penyebaran COVID-19 varian Omicron. Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat harus tetap waspada namun tidak panik.
"Iya memang omicron ini lebih tinggi dari delta dan masing-masing provinsi menunggu puncaknya. Di hasil rapat dengan Pak Luhut kan jelas ya, Jakarta Bali udah lewat puncak, Jabar menuju puncak tapi perhitungan beberapa hari akan turun, Jateng-Jatim akan meningkat," kata Ridwan Kamil usai meninjau lokasi banjir di Kelurahan Jayaraksa, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Sabtu (19/2/2022).
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan, Jabar menjadi episentrum omicron sudah masuk dalam pola penyebaran. Menurutnya, tetap saja pusat penyebaran ada di Jakarta yang membuka perbatasan ke berbagai daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka sekarang si omicron lagi ramainya di Jawa Barat, setelah turun nanti bergeser juga. Karena semua jurus sudah disiapkan yang penting kita monitor di rumah sakit," ujarnya.
Dia mengatakan, walaupun kasus omicron tinggi namun angka kesembuhannya cepat rata-rata 2-4 hari. BOR rumah sakit di Jawa Barat pun, kata dia, hanya terisi 20 persen.
"Plus rumah sakit Jawa Barat hanya 20 persen dengan jumlah kasus kaya sekarang di tahun lalu rumah sakit itu 80-90 persen. Jadi arahan dari pemerintah pusat fokus pada monitoring rumah sakit karena rata-rata 96% kasus omicron ini isolasinya di rumah menandakan tidak terlalu fatal," pungkasnya.
Sekedar informasi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut episentrum penularan Corona dari Jakarta telah bergeser ke Jawa Barat (Jabar).
"Oleh karena itu, beberapa daerah sudah dikenakan level PPKM terutama sekarang episentrumnya sekarang di Jakarta kemudian bergeser ke Jawa Barat dan tentu dalam 2-3 minggu ke depan bisa ke luar Jawa," kata Airlangga dalam keterangan pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (16/2/2022).
(ern/ern)