Sedekah adalah salah satu perintah Allah melalui Al-Qur'an. Orang yang bersedekah dengan ikhlas akan dimasukkan ke dalam golongan orang beriman.
Perintah bersedekah salah satunya difirmankan Allah SWT dalam surat Al-Hadid ayat 7, yaitu:
ا مِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَأَنفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَأَنفَقُوا هُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab Latin: âminû billâhi wa rasûlihî wa anfiqû mimmâ ja'alakum mustakhlafîna fîh, falladzîna âmanû mingkum wa anfaqû lahum ajrung kabîr
Artinya: "Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar." (QS Al-Hadîd: 7).
Sedekah bisa dilakukan kapan saja dan sebaiknya dilakukan segera. Meski demikian, ada waktu-waktu utama untuk melakukan sedekah karena dijanjikan Allah dengan pahala yang berlipat. Mau tahu kapan saja? Simak penjelasan di bawah ini.
Waktu Terbaik untuk Bersedekah
Berikut ini 4 waktu terbaik untuk bersedekah dengan pahala yang dilipatgandakan Allah SWT:
1. Saat Sehat dan Takut Miskin
Dalam buku Jangan Lepaskan Islam Walau Sedetik oleh Masyuril Khamis, dijelaskan sebuah hadits bahwa Nabi memerintahkan untuk bersedekah dalam keadaan sehat. Bahkan ketika takut miskin, justru kita sangat disarankan untuk bersedekah.
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ « أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
Artinya: "Wahai rasulullah, mana sedekah yang lebih besar pahalanya?" Nabi Muhammad bersabda, "Bersedekahlah saat kau dalam kondisi sehat, kikir, takut miskin, dan sedang berharap menjadi kaya, tidak menunda sampai nyawa di tenggorokan baru kau berkata, Aku sedekahkan ini untuk si fulan segini, padahal itu sudah menjadi bagian si fulan (ahli warisnya). (HR Bukhari).
Dijelaskan Syaikh Muhammad Al-Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin, seseorang yang sedang sehat akan cenderung pelit terhadap harta yang dimiliki dan ia berharap menjadi kaya raya dan takut jatuh miskin. Ketika sehat, orang bisa berpikir akan menyedekahkan hartanya nanti.
Sebaliknya, ketika sakit, orang merasa hartanya kurang berharga lagi, sehingga dia akan lebih mudah menyerahkan hartanya. Dalam keadaan sakit, orang juga merasa ajalnya sudah dekat dan hartanya tidak akan dibawa mati, sehingga tak masalah jika hartanya diberikan orang lain.
Oleh karenanya, sedekah di saat sehat memiliki nilai yang lebih tinggi. Begitu pula sedekah dalam kondisi terhimpit kesulitan ekonomi juga nilainya bisa sangat tinggi di mata Allah meski nominalnya kecil.
2. Waktu Subuh
Sedekah di waktu Subuh juga merupakan amalan yang berpahala besar. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Artinya: "Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, "Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga)." Malaikat yang lain berdoa, "Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah)." (HR Bukhari dan Muslim).
Dilansir dari buku Bahagia Tanpa Jeda oleh Nurhasanah, ulama memiliki pandangan tentang batas waktu Subuh yang dimaksud dalam hadits itu, yakni setelah shalat Subuh selesai atau ketika fajar telah terbit.
Berdasarkan riwayat Ibnu Qasim dan beberapa ahli fikih Syafi'iyah membuat kesimpulan batas waktu shalat Subuh adalah sampai tampaknya sinar matahari. Jika diperkirakan, maka waktunya hingga sekitar 1 jam setelah shalat Subuh.
Kawanita dan Isnura Afgandi dalam buku The Power of Jalur Langit, bentuk sedekahnya bisa bermacam-macam, seperti dari mengisi kotak infak di masjid setelah shalat Subuh berjamaah, memberikan makanan kepada tetangga, dan sebagainya.
3. Hari Jum'at
Hari Jum'at adalah hari raya bagi umat Islam karena sangat istimewa. Banyak keutamaan dari hari Jum'at, seperti pahala dari semua amalan akan dilipatgandakan, termasuk bersedekah.
بَلَغَنَا عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى أَنَّ رَسُولَ اللهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَإِنِّي أُبَلَّغُ وَأَسْمَعُ قَالَ وَيُضَعَّفُ فِيهِ الصَّدَقَةُ
Artinya: Telah sampai kepadaku dari Abdillah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah bersabda, "Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari Jumat sesungguhnya shalawat itu tersampaikan dan aku dengar." Nabi bersabda, "Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan." (Imam al-Syafi'i dalam kitab Al-Umm juz 1).
4. Bulan Ramadhan
Dikutip dari NU Online, bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat istimewa karena semua amalan akan dihitung berlipat ganda, termasuk sedekah. Anas bin Malik RA meriwayatkan hadits sebagai berikut:
عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ
Artinya: Dari Anas dikatakan, "Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama?" Rasul menjawab, "Sedekah di bulan Ramadhan." (HR At-Tirmidzi).
Dalam hadits lain, sahabat melihat Rasulullah memperbanyak sedekah pada saat Ramadhan dibandingkan bulan lainnya.
"Rasulullah SAW adalah orang paling dermawan di antara manusia lainnya, dan ia semakin dermawan saat berada di bulan Ramadhan." (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan mengetahui 4 waktu terbaik sedekah tersebut, bukan berarti kita harus menunda-nunda sedekah kita sampai waktu yang terbaik, misalnya menahan uang sumbangan untuk panti asuhan hingga bulan Ramadhan yang masih lama.
Usahakan untuk menyegerakan sedekah karena kita tidak tahu kapan Allah mencabut nyawa kita. Wallahu a'lam.
(bai/row)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza