Ada sejumlah tujuan mengeluarkan zakat fitrah dalam Islam. Salah satu hadits yang meriwayatkan mengenai perihal ini adalah hadits yang diceritakan melalui Ibnu Abbas RA.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ
Artinya: Dari Ibnu Abbas RA mengatakan, "Rasulullah SAW telah memerintahkan zakat fitrah sebagai ajang menyucikan bagi orang yang berpuasa dari omong kosong dan kata-kata kotor, serta untuk memberi makan kepada orang-orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum salat (Idulfitri), maka zakatnya diterima, dan barang siapa yang menunaikannya setelah salat Id, maka itu dianggap sebagai sedekah (biasa)." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hadits Rasulullah SAW di atas, dikutip dari Buku Fiqih Kontroversi Jilid 2 karya H.M. Anshary dijelaskan bahwa tersurat dua tujuan penting dari kewajiban untuk mengeluarkan zakat fitrah. Berikut penjelasannya.
Tujuan Mengeluarkan Zakat Fitrah
1. Menyucikan Orang yang Berpuasa
Maksud dari tujuan ini adalah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia yang dilakukan selama bulan Ramadan. Perbuatan sia-sia ini seperti dosa akibat berkata kotor dan tiada artinya, menggunjing, mencaci maki, dan lain sebagainya.
Tujuan ini juga berarti menyucikan orang yang berpuasa dari dosa karena berbuat rafats, yaitu suatu tindakan dalam bentuk bercumbu rayu antara suami-istri yang menyebabkan timbulnya nafsu birahi. Akan tetapi menurut pendapat ulama Dr. Yusuf Qardawi, yang dimaksud dengan rafats adalah kejahatan dalam bidang pembicaraan.
Dalam konteks ini, keberadaan zakat fitrah adalah berfungsi sebagai penutup kekurangan-kekurangan yang terjadi ketika kita sedang berpuasa Ramadan akibat berkata sia-sia (lagha) dan berbuat rafats.
2. Memberi Makan Fakir Miskin
Maksud dari tujuan mengeluarkan zakat fitrah yang kedua ini agar kaum fakir miskin dapat bersiap dalam menghadapi Idulfitri dan mereka dapat merasakan bahagianya merayakan hari Idulfitri yang dijanjikan oleh Allah SWT sebagai hari kemenangan.
Hal ini sebagai ganjaran dimana setiap muslim yang berhasil menjalankan ibadah puasanya dengan penuh iman dan mengharap keridaan Allah SWT. Mereka akan mendapat lencana predikat muttaqiin sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 184 yakni tujuan puasa adalah untuk memproduk seorang muslim yang muttaqin.
Itulah dua tujuan mengeluarkan zakat fitrah dari beberapa tujuan serta manfaat yang ada. Selanjutnya, sebagai pengayaan pemahaman, kita akan sedikit membahas mengenai dasar hukum kewajiban zakat fitrah.
Dasar Hukum Zakat Fitrah
Dasar hukum untuk kewajiban zakat fitrah ini terdapat dalam sebuah hadits yang disampaikan melalui Ibnu Umar Radhiyallahu anhu yaitu,
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ ، وَالذَّكَرِ وَالأُنْثَى ، وَالصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلاَةِ
Artinya: "Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah menggunakan satu sho' kurma atau satu sho' gandum bagi setiap muslim yang merdeka ataupun budak, laki-laki ataupun perempuan, anak kecil ataupun dewasa. Zakat tersebut diperintahkan untuk dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk melaksanakan salat Id." (HR Bukhari)
Zakat fitrah ini juga dapat ditunaikan dalam bentuk beras sebanyak 2,5 kg beras atau 3,5 liter per jiwa kepada badan amil zakat di lingkungan sekitar masing-masing kita bertinggal. Zakat fitrah tentunya dapat ditunaikan dalam bentuk uang yang disesuaikan dengan harga bahan-bahan pokok saat ini.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan