Ummu Aiman adalah wanita pengasuh Rasulullah SAW yang gemar ibadah dan tulus hatinya. Ia menjadi salah satu ahli surga dari kalangan budak.
Meskipun berasal dari kalangan budak, Rasulullah SAW amat memuliakan Ummu Aiman. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda, "Ummu Aiman adalah ibuku sesudah ibuku." (Al-Mustadrak'ala ash-Shahihain, Tarikh ath-Thabari, dan Usd al-Ghabah).
Syekh Syarif Radhi dalam Nahjul Balaghah mengatakan, Nabi SAW memberi kesaksian bahwa Ummu Aiman termasuk di antara penghuni surga. Hal ini turut disebutkan dalam Thabaqat al-Kubra Ibnu Sa'd dan Al-Ishabah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan dalam Nisa' Haula ar-Rasul karya Bassam Muhammad Hamami, nama asli Ummu Aiman adalah Barakah binti Tsa'labah bin Amar bin Hishn bin Malik bin Salamah bin Umar bin Nu'man al-Habasyiyyah. Ia dinikahi oleh Ubaid bin Harits al-Khazraji setelah dimerdekakan oleh Rasulullah SAW.
Semasa hidupnya, tepatnya setelah memeluk Islam, Ummu Aiman banyak berpuasa dan qiyamul lail. Ia juga hijrah dengan berjalan kaki. Allah SWT telah memberinya minum yang membuatnya tidak pernah merasa kehausan.
Ummu Aiman pernah bercerita, "Rasulullah SAW pernah menginap di rumahku. Pada tengah malam beliau bangun dan buang air kecil dalam sebuah bejana. Setelah itu, aku pun terbangun dalam keadaan kehausan. Tanpa melihat apa yang ada dalam tembikar itu, aku langsung meminumnya.
Keesokan harinya, Rasulullah SAW bersabda, 'Wahai Ummu Aiman, buanglah yang ada dalam bejana itu!' Aku pun menjawab, 'Wahai Rasulullah, demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran, aku telah meminum apa yang ada dalam bejana itu.'
Rasulullah SAW tertawa hingga gerahamnya terlihat. Selanjutnya, beliau bersabda, 'Sungguh perutmu tidak akan pernah sakit selamanya.'"
Kisah tersebut diceritakan Abu Nu'aim dalam Hilyat al-Auliya', Ibnu Hajar dalam Al-Ishbah fi Tamyiz ash-Shahabah, dan Ibnu Sa'd dalam Ath-Thabaqat al-Kubra.
Kedudukan Ummu Aiman di Sisi Rasulullah
Ummu Aiman memiliki kedudukan tinggi di sisi Rasulullah SAW. Dalam Nisa' Mubasysyarat bil-Jannah karya Ahmad Khalil Jam'ah dikatakan, Ummu Aiman senantiasa mengabdi dan memperhatikan Rasulullah SAW sehingga tidak heran jika ia memiliki kedudukan tersendiri di sisi beliau.
Rasulullah SAW adalah orang yang paling mengetahui manusia. Saat melihat keadaan Ummu Aiman, beliau mengetahui kebersihan jiwanya dan ketulusan hatinya. Karena itu, beliau memberikan tempat yang tinggi bagi Ummu Aiman, seakan-akan ia merupakan bagian dari keluarga nabi.
Sosok Ummu Aiman tidak pernah dilupakan oleh Nabi SAW. Bukan karena jasanya yang telah mengasuhnya saja, tetapi Ummu Aiman mengingatkan Rasulullah SAW kepada almarhum ayah beliau, Abdullah, sebagaimana diceritakan M. Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW dalam Sorotan Al-Quran dan Hadis-hadis Shahih.
Dikatakan, Ummu Aiman mulanya budak milik Abdullah yang kemudian dimerdekakan oleh Rasulullah SAW setelah menikah dengan Siti Khadijah RA.
Ummu Aiman memeluk Islam dan berhijrah ke Madinah. Ia wafat sekitar lima bulan atau setahun setelah hijrah. Ada pula riwayat yang menyebut, ia wafat pada masa pemerintahan Khalifah Umar RA atau Utsman RA.
Baca juga: Ini Wanita yang Menyusui Nabi Muhammad SAW |
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi