Ini Wanita yang Menyusui Nabi Muhammad SAW

Ini Wanita yang Menyusui Nabi Muhammad SAW

Nilam Isneni - detikHikmah
Rabu, 17 Mei 2023 09:30 WIB
Arab woman with veil against orange yellow sky
Ilustrasi wanita yang menyusui Nabi Muhammad SAW. Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets
Jakarta -

Bangsa Arab memiliki tradisi menyusukan bayi kepada wanita lain. Hal ini juga dilakukan Siti Aminah, ibunda Rasulullah SAW, kepada wanita di desa untuk menyusui Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW disebut memiliki banyak ibu susuan. Di antara yang paling dikenal, dua wanita yang menyusui Nabi Muhammad SAW adalah Tsuwaibah dan Halimah as-Sa'diyah.

Tradisi yang berjalan di kalangan bangsa Arab yang relatif sudah maju, mencari wanita-wanita yang bisa menyusui anak-anaknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti yang dijelaskan Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam Sirah Nabawiyah bahwa tradisi itu menjadi langkah untuk menjauhkan anak-anak itu dari penyakit yang bisa menjalar.

Hal itu juga dianggap supaya bayi menjadi kuat, otot-ototnya kekar, dan keluarga yang menyusui bisa melatih bahasa Arab dengan fasih.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, Abdul Muthalib mencari wanita dari bani Sa'd bin Bakr untuk menjadi wanita yang menyusui Nabi Muhammad SAW. Akhirnya ia menjatuhkan pilihan pada Halimah binti Abu Dzu'aib dengan didampingi suaminya, Al-Harits bin Abdul Uzza yang berjuluk Abu Kabsyah.

Halimah bisa merasakan barakah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Ishaq, bahwa Halimah pernah bercerita, suatu kali dia pergi dari negerinya bersama suaminya dan anaknya yang masih kecil dan disusuinya, bersama dengan beberapa wanita dari bani Sa'd.

Tujuan mereka adalah mencari anak yang bisa disusui, para wanita itu sedang mengalami kesulitan. Halimah saat itu membawa seekor keledai dan unta perempuan yang sudah tua sehingga air susunya tidak bisa diperah. Para wanita itu, tidak pernah tidur karena harus meninabobokan bayi-bayi mereka yang terus menangis. Sesampainya di Makkah, banyak yang menolak untuk menjadi wanita yang menyusui Rasulullah SAW.

Hal itu dikarenakan Rasulullah SAW adalah seorang anak yatim. Para wanita itu mengharapkan imbalan yang besar dari ayah kandung anak tersebut maka mereka menolak untuk menjadi wanita yang menyusui Nabi Muhammad SAW.

Namun, Halimah bersedia untuk menjadi wanita yang menyusui Rasulullah SAW. Tatkala menggendongnya, Halimah tidak merasakan repot karena mendapatkan beban yang lain.

Ketika ia kembali menunggangi keledai dan mulai menyusui Rasulullah SAW, air susunya kembali keluar. Bahkan, anak kandungnya pun bisa meminumnya hingga kenyang dan setelah itu keduanya tertidur pulas.

Unta miliknya yang semula tidak menghasilkan air susu pun seketika air susunya menjadi penuh, sehingga Halimah beserta suaminya bisa meminumnya hingga benar-benar kenyang.

Sejak saat itu keluarga Halimah terus dikaruniai limpahan rahmat dan rezeki dari Allah SWT.

Sementara itu, di dalam buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya karya Abdurrahman bin Abdul Karim dikatakan, sebelum disusui oleh Halimah, Rasulullah SAW disusui oleh wanita lain.

Wanita pertama yang menjadi ibu susuan beliau selama beberapa hari adalah Tsuwaibah. Urwah berkata, "Tsuwaibah adalah wanita bekas budak Abu Lahab yang telah ia merdekakan, lalu ia menyusui Nabi Muhammad SAW. Setelah Abu Lahab mati, seorang keluarganya bermimpi melihatnya dalam keadaan yang sangat buruk.

Orang itu bertanya kepada Abu Lahab, 'Apa yang engkau temui?" Abu Lahab menjawab, 'Setelah aku meninggalkan kalian, aku tidak menemukan keadaan yang menyenangkan. Akan tetapi, aku diberi minum sebanyak ini karena dulu aku memerdekakan Tsuwaibah."

Sebagai wanita pertama yang menyusui beliau, Nabi Muhammad SAW tidak melupakan Tsuwaibah. Selama di Makkah, beliau selalu mencarinya dan menjalin hubungan kekeluargaan.

Khadijah RA juga sangat memuliakannya. Berkali-kali ia meminta Abu Lahab untuk membeli dan membebaskan Tsuwaibah namun selalu ditolak.

Baru, setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah ia dibebaskan oleh Abu Lahab. Tidak henti-hentinya Nabi Muhammad SAW menjalin hubungan silaturahim dengannya. Dikirimnya pula segala kebutuhan, seperti makanan dan pakaian hingga sampai kepada beliau berita wafatnya pada tahun kembalinya beliau dari Khaibar.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads