Haid merupakan siklus alami bagi wanita dewasa. Selama haid, seorang muslimah diperbolehkan untuk tidak menjalankan beberapa ibadah wajib. Bagaimana dengan membaca Al-Qur'an?
Haid adalah darah yang keluar dari rahim seorang wanita pada waktu-waktu tertentu yang bukan karena disebabkan oleh suatu penyakit atau karena adanya proses persalinan. Keluarnya darah itu merupakan ketetapan dari Allah kepada seorang wanita.
Dalam agama Islam, wanita yang sedang haid atau nifas tidak diperbolehkan melaksanakan ibadah wajib seperti sholat dan puasa. Bahkan beberapa ulama menganjurkan untuk tidak memegang mushaf Al-Qur'an. Lantas, apakah wanita haid boleh membaca Al Qur'an?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 8 Amalan di Bulan Ramadan bagi Wanita Haid |
Hukum Membaca Al-Qur'an bagi Wanita Haid
Menurut buku Fiqih Kontroversi Jilid 2: Beribadah antara Sunnah dan Bid'ah karangan HM Anshary, ada kebolehan dalam hukum wanita haid membaca Al-Qur'an. Keterangan ini didasarkan dari salah satu riwayat hadits shahih dari sabda Rasulullah SAW kepada istrinya Aisyah RA.
Ψ§ΩΩΨΉΩΩΩΩΩ Ω ΩΨ§ ΩΩΩΩΨΉΩΩΩ Ψ§ΩΨΩΨ§Ψ¬ΩΩ ΨΊΩΩΩΨ±Ω Ψ£ΩΩΩ ΩΨ§Ω ΨͺΩΨ·ΩΩΩΩΩΩΩ Ψ¨ΩΨ§ΩΨ¨ΩΩΩΨͺΩ ΨΩΨͺΩΩΩ ΨͺΩΨ·ΩΩΩΨ±ΩΩ
Artinya: Dari Aisyah RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bila kamu mendapat haid, lakukan semua praktek ibadah haji, kecuali bertawaf di sekeliling Kakbah hingga kamu suci," (Muttafaq 'alaih).
Anshary menafsirkan, membaca Al-Qur'an bagi wanita haid dibolehkan sebab hal itu termasuk dalam amalan yang paling utama saat menunaikan ibadah haji.
"Seandainya haram baginya dan wanita muslimah membaca Al-Qur'an dalam keadaan haid, tentunya Rasulullah SAW akan menjelaskannya sebagaimana beliau menerangkan hukum sholat ketika haid," tulis Anshary dalam bukunya.
Hal ini kemudian diperkuat kembali dengan hadits yang mengisahkan pada suatu ketika, Rasulullah SAW meminta kepada Aisyah, "Bawakan kepadaku tikar kecil itu!" Kemudian Aisyah menjawab, "Saya sedang haid, wahai Rasulullah." Maka beliau bersabda, "Sesungguhnya, haidmu itu tidak di tanganmu." (HR Bukhari).
Abdul Syukur al-Azizi dalam bukunya Buku Lengkap Fiqh Wanita: Manual Ibadah dan Muamalah Harian Muslimah Shalihah menerangkan bahwa tubuh seseorang yang sedang haid adalah suci. Oleh karena itu, ketika orang yang haid menyentuh benda apa saja termasuk air, tidak lantas membuatnya najis. Namun, bagaimana dengan mushaf Al-Qur'an?
Pada zaman Rasulullah, para wanita haid tidak dilarang untuk membaca Al-Qur'an. Bahkan wanita haid diperintahkan untuk keluar rumah pada hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) dan mereka bertakbir bersama takbirnya kaum muslimin. Rasulullah SAW juga memerintahkan wanita haid untuk menyempurnakan haji mereka semuanya, kecuali thawaf di Kakbah.
Merangkum buku Bagaimana Rasulullah Mengajarkan Al-Qur'an Kepada Para Sahabat? yang ditulis oleh Dr. Abdussalam Muqbil Al-Majidi, diketahui bahwasannya wanita yang haid mendapatkan dispensasi yang tidak didapatkan oleh yang junub karena orang junub sangat mungkin bersuci dan wanita yang haid jelas tidak akan dalam keadaan suci meskipun telah bersuci.
Perbedaan Pendapat Ulama
Imam Nawawi termasuk ulama yang melarang wanita haid membaca Al-Qur'an. Sementara itu, ulama yang memperbolehkan ialah Bukhari, Ibnu Jarir at-Thabari, dan juga Ibnu Munzir. Bukhari menyebutkan sebuah komentar dari Ibrahim an-Nakha'i, tidak ada salahnya seorang wanita haid membaca ayat Al-Qur'an.
Sebagaimana dikutip oleh Syekh Muhammad al-Utsaimin dalam Fiqh Mar'ah al-Muslimah, Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa tidak ada satupun sunnah yang melarang wanita haid membaca Al-Qur'an. Tidak ada riwayat yang mengatakan Rasulullah SAW melarang wanita haid membaca Al-Qur'an sebagaimana melarang mengerjakan sholat dan puasa.
Oleh karena itu, apabila tidak ada satu riwayat dari Rasulullah yang melarang perkara ini, maka tidak boleh dihukumi haram. Sebab, Rasulullah SAW sendiri tidak mengharamkannya. Akan tetapi, sebagai seorang muslim, hendaknya memang memilih opsi berhati-hati agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan karena keragu-raguan.
Solusinya, apabila seseorang sedang berhadas kecil dan wanita haid ingin membaca Al-Qur'an, maka dilarang menyentuh mushaf atau bagian dari mushaf. Pendapat ini dinyatakan oleh empat madzhab, yakni Hanafi (Al-Mabsuth 3/152), Maliki (Mukhtasar al-Khalil hlm: 17-18), Syafi'i (Al-Majmu' 2/67), dan Hambali (Al-Mughny 1/137).
Dengan demikian, bagi wanita haid yang ingin membaca Al-Qur'an diperbolehkan baginya dengan syarat tidak menyentuhnya. Boleh juga membaca Al-Quran di dalam hati dengan tanpa menggerakkan bibir ataupun menggerakkan bibir dengan syarat dirinya tidak bisa mendengar bacaannya
Maka dari itu, takdir Allah yang dikaruniakan kepada wanita sejatinya tidak menghambat jalannya ibadah. Bahkan, beberapa ulama menyarankan wanita yang haid untuk memperbanyak doa dan berdzikir sebagai pengganti bacaan Al-Qur'an.
(dvs/dvs)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza