Kisah Gurau dan Canda Rasulullah SAW, Halus Tanpa Menyakiti

Kisah Gurau dan Canda Rasulullah SAW, Halus Tanpa Menyakiti

Indah Fitrah - detikHikmah
Senin, 03 Nov 2025 05:00 WIB
ilustrasi nabi muhammad
Ilustrasi nama Nabi Muhammad SAW. Foto: iStock
Jakarta -

Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang lembut, ramah, dan penuh kasih terhadap siapa pun. Beliau mampu membuat orang di sekitarnya merasa dihargai melalui sikap hangat dan tutur yang menenangkan.

Dalam keseharian, Rasulullah SAW tidak menutup diri dari keceriaan. Beliau bergurau dengan cara yang halus, tanpa berbohong, tanpa menyakiti, dan selalu mengandung kebenaran.

Sebagaimana dijelaskan dalam buku Kumpulan Kisah Teladan susunan Prof. Dr. H. M. Hasballah Thaib, MA dan H. Zamakhsyari Hasballah, Lc, MA, Ph.D, yang mengutip dari kitab Qashash wa Ma'ani karya Ala' Sadiq, Rasulullah SAW bergaul dengan semua kalangan. Beliau menerima hamba, orang buta, dan anak-anak, bahkan bermain bersama mereka. Candanya ringan, namun penuh makna dan mengajarkan kelembutan hati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suatu hari, seorang perempuan datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Ya Rasulullah, tolong naikkan aku ke atas unta."

Beliau tersenyum dan menjawab, "Aku akan menaikkanmu ke atas anak unta."

ADVERTISEMENT

Perempuan itu keheranan lalu berkata, "Anak unta tidak akan kuat membawa aku."

Rasulullah SAW menegaskan dengan tenang, "Tidak, aku akan naikkan engkau ke atas anak unta."

Para sahabat yang menyaksikan hal itu tertawa kecil karena memahami maksud beliau. Salah seorang di antara mereka berkata, "Bukankah setiap unta juga anak dari induknya?"

Gurauan ini menunjukkan kecerdasan dan kelembutan Rasulullah SAW dalam bercanda.

Dalam kisah lain yang tercantum di sumber yang sama, seorang perempuan datang dan berkata, "Ya Rasulullah, suamiku sedang sakit. Dia memanggilmu."

Beliau menjawab, "Semoga suamimu yang dalam matanya putih."

Perempuan itu pulang dengan cemas, lalu memeriksa mata suaminya. Ketika suaminya bertanya, ia menjawab, "Rasulullah berkata bahwa dalam matamu putih."

Suaminya tertawa dan berkata, "Bukankah semua mata memang memiliki warna putih?"

Ucapan Rasulullah itu ternyata gurauan lembut yang mengandung kebenaran.

Ada pula kisah seorang perempuan yang memohon doa, "Ya Rasulullah, doakan agar aku dimasukkan ke surga."

Beliau berkata, "Wahai Ummi Fulan, surga tidak dimasuki oleh orang tua."

Perempuan itu pun menangis, hingga Rasulullah menjelaskan maksudnya,

"Tidakkah engkau membaca firman Allah: Serta Kami telah menciptakan istri-istri mereka dengan ciptaan yang istimewa, dan Kami jadikan mereka selalu perawan, yang penuh kasih terhadap suami, serta sebaya umurnya."

Penjelasan itu menenangkan hatinya, karena ia paham bahwa di surga setiap orang akan kembali muda.

Dalam kisah lain disebutkan, para sahabat Rasulullah SAW sering tertawa, tetapi keimanan mereka kokoh seperti gunung. Di antara mereka ada sahabat bernama Na'im, yang terkenal suka bergurau. Rasulullah SAW tersenyum setiap kali mendengar ucapannya.

Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa canda yang baik tidak mengurangi kehormatan seseorang. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa tawa yang sopan, jujur, dan tidak berlebihan dapat menjadi jalan untuk menumbuhkan kasih dan mempererat persaudaraan.




(inf/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads