Kisah Keluarnya Ya'juj Ma'juj dari Tembok Besar Jelang Kiamat

Kisah Keluarnya Ya'juj Ma'juj dari Tembok Besar Jelang Kiamat

Kristina - detikHikmah
Minggu, 19 Okt 2025 05:00 WIB
Shot of a dramatic thunderstorm over a mountainhttp://195.154.178.81/DATA/i_collage/pi/shoots/783670.jpg
Ilustrasi kiamat. Foto: iStock
Jakarta -

Makhluk yang bernama Ya'juj dan Ma'juj akan keluar dari balik tembok besar di sebuah tempat di bumi. Peristiwa ini terjadi menjelang kiamat.

Kisah keluarnya Ya'juj dan Ma'juj diceritakan dalam sejumlah hadits shahih. Beberapa hadits turut dipaparkan Ibnu Katsir dalam kitab An-Nihayah yang diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal dan Imron Hasan dengan judul Huru Hara Hari Kiamat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut riwayat Imam Ahmad dari Abu Sa'id Al Khudri dari Rasulullah SAW, Ya'juj dan Ma'juj akan keluar ketika Allah SWT sudah membuka "dinding" keberadaan mereka. Setelah itu, mereka berjalan cepat dari berbagai tempat sampai membuat manusia lari ketakutan.

Manusia mengungsi ke kota-kota dan benteng-benteng. Sementara itu, Ya'juj dan Ma'juj terus menjelajah dan menghabiskan air-air sungai yang mereka temui. Mereka kemudian berniat menghabisi penduduk langit, setelah mengira semua penduduk bumi sudah habis--padahal manusia mengungsi ke kota-kota dan benteng-benteng.

ADVERTISEMENT

Rombongan Ya'juj dan Ma'juj kemudian menggoyang-nggoyangkan tombaknya dan melemparkan ke angkasa. Bukannya mengenai sasaran, tombak itu justru balik berjatuhan ke arah mereka hingga membuat mereka berlumuran darah. Ini merupakan sebuah kecohan dan tipuan terhadap mereka.

Setelah kondisi seperti itu, Allah SWT menurunkan suatu penyakit kepada Ya'juj Ma'juj sampai-sampai mereka digambarkan "bagaikan ulat belalang yang menyerang ke dalam leher mereka". Pagi harinya, mereka semua mati.

Kaum muslimin yang bersembunyi kemudian keluar mengecek keberadaan Ya'juj dan Ma'juj. Setelah mendapati mereka mati semua, kaum muslim berseru: "Hai semua kaum muslimin, ketahuilah kabar gembira. Sesungguhnya Allah telah membela kamu sekalian terhadap musuhmu!"

Kaum muslimin kemudian keluar dari kota-kota dan benteng-benteng mereka. Mereka kembali melepaskan ternaknya tapi tak ada tempat untuk menggembala. Sebab, semua penuh bangkai Ya'juj Ma'juj.

"Sedang binatang-binatang itu sendiri bersyukur sekali memakan daging mereka (Ya'juj Ma'juj), sama sekali tidak mau memakan tumbuhan yang mereka dapatkan," demikian sabda Rasulullah SAW dalam hadits itu.

Menurut Ibnu Katsir, Ya'juj dan Ma'juj adalah dua golongan dari bangsa Turki yang juga keturunan Nabi Adam AS. Mereka adalah anak-cucu Yafits bin Nuh, nenek moyang bangsa turki.

Dulu, Ya'juj dan Ma'juj hidup di bumi seperti manusia pada umumnya. Namun, mereka kemudian dikurung karena selalu berbuat onar. Pendapat menyebut, mereka dikurung oleh Dzulqarnain di balik dinding penghalang sampai Allah SWT mengizinkan mereka keluar.

Keluarnya Ya'juj dan Ma'juj menjadi salah satu tanda kiamat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

"Kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh tanda-tandanya: (1) terbitnya matahari dari barat, (2) asap, (3) binatang melata, (4) munculnya Ya'juj dan Ma'juj, (5) keluarnya Dajjal, (6) munculnya Isa bin Maryam, (7) tiga gerhana; gerhana di barat (8) gerhana di timur, (9) gerhana di Jazirah Arab, (10) api yang keluar dari dasar Aden yang menggiring manusia atau mengumpulkan manusia dan bersama mereka di mana saja berada." (HR Muslim, Ahmad, dan lainnya. Ibnu Katsir mengatakan hadits ini shahih)

Wallahu a'lam.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads