Cut Nyak Dien adalah seorang pahlawan perempuan asal Aceh yang dikenal tak kenal menyerah melawan penjajah Belanda. Semangat juang dan keberaniannya membuat namanya tercatat sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Sepanjang hidupnya, Cut Nyak Dien terus melakukan perlawanan dan pertempuran demi mewujudkan Tanah Air yang merdeka. Kisah perjuangannya bukan hanya tentang peperangan, tetapi juga tentang pengorbanan, strategi, dan tekad kuat seorang perempuan pejuang dari Tanah Rencong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah Cut Nyak Dien Melawan Penjajah
Diceritakan dalam buku Ensiklopedi Pahlawan Nasional oleh Sai, dkk, perjuangan Cut Nyak Dien bermula ketika Perang Aceh meletus pada 1873. Belanda mulai menyerang Aceh dengan membakar Masjid Raya Baiturrahman dan menimbulkan kemarahan rakyat.
Pasukan Aceh yang dipimpin oleh Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah berhasil melawan Belanda. Bahkan, Jenderal Köhler tewas dalam pertempuran, membuat Belanda semakin marah.
Namun, pada 1874 hingga 1880, Belanda berhasil menduduki wilayah VI Mukim. Kondisi ini memaksa Cut Nyak Dien dan rakyat Aceh harus mengungsi.
Teuku Ibrahim, suami pertama Cut Nyak Dien, terus berjuang untuk merebut kembali wilayah Aceh yang diduduki Belanda. Sayangnya, ia tewas di Gle Tarum pada 1878 saat bertempur.
Kematian Teuku Ibrahim membuat Cut Nyak Dien sangat terpukul, namun semangat juangnya semakin membara. Ia bersumpah untuk melanjutkan perjuangan melawan penjajah.
Beberapa tahun kemudian, Cut Nyak Dien menikah lagi dengan Teuku Umar pada 1880. Mereka berdua menjadi pasangan pejuang yang kompak dalam melawan Belanda.
Teuku Umar menyusun strategi licik dengan berpura-pura menyerah kepada Belanda pada 1893. Dari sana, ia berhasil memperoleh senjata dan pasukan yang lebih kuat untuk kembali melawan Belanda.
Strategi ini dikenal sebagai Het verraad van Teukoe Oemar atau Pengkhianatan Teuku Umar. Taktik itu membuat Belanda kewalahan karena persenjataan mereka justru digunakan untuk menyerang balik.
Sayangnya, perjuangan itu tak selamanya mulus karena Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh. Cut Nyak Dien tetap berjuang meski usianya sudah menua dan kesehatannya memburuk.
Akhirnya, pada 1907, Cut Nyak Dien tertangkap akibat pengkhianatan panglimanya, Pang Laot. Ia kemudian diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat, hingga wafat pada 1908.
Perjuangan Cut Nyak Dien dalam Konteks Dakwah
Dijelaskan dalam Skripsi berjudul Perjuangan Cut Nyak Dien dalam Perspektif Dakwah oleh Elfira Asnah, perjuangan Cut Nyak Dien tidak hanya sebatas peperangan melawan penjajah, tetapi juga mengandung nilai dakwah Islam.
Sejak kecil, ia dibesarkan dalam keluarga bangsawan Aceh yang taat beragama dan dididik untuk menjunjung tinggi syariat Islam.
Semangat jihad fisabilillah menjadi dasar perjuangannya di medan tempur. Baginya, melawan penjajah Belanda bukan sekadar membela Tanah Air, tetapi juga bagian dari menjaga kehormatan agama Islam.
Dalam dakwahnya, Cut Nyak Dien selalu menekankan pentingnya amar ma'ruf nahi munkar. Ia mengajak rakyat Aceh untuk tetap berada di jalan kebenaran dan menolak segala bentuk penindasan yang dilakukan oleh penjajah.
Setiap kali suaminya gugur, baik Teuku Ibrahim maupun Teuku Umar, Cut Nyak Dien selalu menanamkan keteguhan iman kepada anak dan pengikutnya. Ia mengajarkan bahwa kesyahidan adalah kemuliaan, sehingga tidak boleh ditangisi dengan kelemahan hati.
Keteguhan imannya juga terlihat saat ia menolak tawaran Pang La'ot untuk menyerah demi perawatan kesehatan. Dengan lantang, ia mengatakan bahwa takluk kepada kafir Belanda adalah kehinaan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Melalui perjuangan dan dakwahnya, Cut Nyak Dien menjadi teladan bagi rakyat Aceh bahwa iman, keberanian, dan pengorbanan harus berjalan seiring. Ia tidak hanya pejuang kemerdekaan, tetapi juga seorang pendakwah yang menyalakan semangat jihad demi agama dan bangsa.
(hnh/kri)
Komentar Terbanyak
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama dengan Zakat dan Wakaf, Begini Menurut Islam
Ayu Aulia Sempat Murtad, Kembali Syahadat karena Alasan Ini
Gila! Netanyahu Mau Bikin 'Israel Raya' Caplok Negara-negara Islam