Setiap orang memiliki sifat yang bisa menjadi cerminan kepribadiannya. Dalam Islam, salah satu sifat yang sangat dijunjung tinggi adalah rasa malu. Bukan malu karena kekurangan, tetapi malu yang muncul dari keimanan dan ketulusan hati. Sifat ini menjadi penjaga diri dari hal-hal yang tidak pantas dan membawa seseorang kepada akhlak yang baik.
Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal memiliki sifat ini adalah Utsman bin Affan RA. Kisah tentang rasa malunya yang luar biasa bahkan sampai membuat malaikat segan, diceritakan dalam berbagai sumber klasik, termasuk dalam kitab Rijal Hawla Rasul karya Khalid Muhammad Khalid, yang dikutip ulang dalam buku Kumpulan Kisah Teladan oleh Prof. Dr. H. M. Hasballah Thaib, MA dan H. Zamakhsyari Hasballah, Lc, MA, PhD.
Kisah Utsman bin Affan yang Memiliki Rasa Malu yang Luar Biasa
Utsman bin Affan RA memiliki sifat malu yang sangat tinggi. Diceritakan bahwa saat mandi di tempat tertutup sekalipun, ia tidak berani menegakkan tubuhnya sepenuhnya karena malu. Ini menunjukkan betapa dalamnya rasa hormat dan kesadaran dirinya terhadap adab dan batas-batas yang dijaga dalam Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasa malu seperti ini bukanlah penghalang, melainkan cerminan dari kebersihan hati dan keluhuran akhlak. Bahkan dalam hal-hal yang tidak dilihat manusia sekalipun, Utsman tetap menjaga kehormatan dirinya.
Ada sebuah kisah menarik yang menunjukkan betapa Rasulullah SAW sangat menghargai sifat malu yang dimiliki Utsman bin Affan. Suatu hari, Rasulullah sedang berbaring saat beristirahat, dan sebagian betis beliau terlihat karena pakaiannya tersingkap. Ketika Abu Bakar RA datang meminta izin untuk masuk, Rasulullah mengizinkan tanpa mengubah posisinya. Setelah berbincang, Abu Bakar pun pulang.
Kemudian datang Umar bin Khattab RA dan berbicara dengan beliau dalam keadaan yang sama. Namun, saat Utsman bin Affan RA datang dan meminta izin, Rasulullah segera duduk dan merapikan pakaiannya untuk menutupi betisnya, baru setelah itu beliau mengizinkan Utsman masuk.
Aisyah RA yang menyaksikan peristiwa itu kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak beranjak saat Abu Bakar dan Umar datang, tetapi engkau bersiap saat Utsman datang?"
Rasulullah SAW menjawab, "Utsman adalah orang yang sangat pemalu. Jika ia masuk dan melihat aku dalam keadaan seperti tadi, ia akan merasa tidak nyaman dan segera pergi sebelum menyampaikan keperluannya. Tidakkah aku patut merasa malu kepada seseorang yang disegani oleh malaikat?" (Hadis Riwayat Ahmad)
Rasulullah SAW sendiri dikenal sebagai pribadi yang sangat pemalu. Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa beliau lebih pemalu dibandingkan seorang gadis pingitan. Rasa malu dalam Islam bukan bukan hanya sebagai tanda kesopanan, melainkan bagian dari keimanan.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sifat malu tidak menimbulkan kecuali kebaikan."
Dengan kata lain, rasa malu yang dibimbing oleh iman akan menjadi pelindung dari perilaku buruk dan menjadi pengarah menuju akhlak yang terpuji.
(inf/erd)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza