Cari Air Sekitar Ka'bah Malah Dapat Bongkahan Emas

Cari Air Sekitar Ka'bah Malah Dapat Bongkahan Emas

Kristina - detikHikmah
Senin, 16 Jun 2025 13:15 WIB
Ibadah Haji
Suasana jemaah di sekitar Ka'bah. Foto: ibrahim uz/Unsplash
Jakarta -

Area sekitar Ka'bah bisa dibilang menyimpan banyak "harta karun". Siapa sangka, pemimpin Quraisy waktu itu pernah menemukan bongkahan patung rusa yang terbuat dari emas saat menggali sumur.

Adalah Abdul Muthalib, pemimpin Quraisy di Makkah yang tak lain adalah kakek Nabi Muhammad SAW. Kisah ini berangkat dari mimpi Abdul Muthalib tiga hari berturut-turut, dia diminta menggali sumber air yang tak jauh dari Ka'bah. Sumber air ini disebut tak akan pernah kering.

Diceritakan dalam Tarikh Ka'bah oleh Ali Husni al-Kharbuthli yang diterjemahkan Fuad Ibn Rusyd, Abdul Muthalib diliputi kegundahan atas mimpinya selama tiga hari tiga malam yang menyuruhnya menggali ath-Thayyibah, Birrah, dan Madhnunah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdul Muthalib menceritakan mimpinya itu untuk mendapat jawaban atas kebingungannya. Setelah menceritakan ke beberapa orang, termasuk istrinya yang bernama Samra, Abdul Muthalib kemudian berkurban besar-besaran.

Malam harinya, orang yang sama kembali datang ke mimpi Abdul Muthalib dan meminta menggali Zamzam.

ADVERTISEMENT

"Galilah Zamzam!"

Abdul Muthalib kemudian bertanya, "Apa itu Zamzam?"

Orang itu kemudian menjawab, "Air yang tidak kering dan tidak meluap, dengannya engkau bisa memberi minum para jemaah haji. Letaknya di bawah timbunan tahi binatang dan darah. Ada di paruh gagak yang tuli, di sarang semut." (Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah)

Penulis Tarikh Ka'bah mengatakan maksud "di antara kotoran dan darah" adalah airnya mengenyangkan dan menyembuhkan penyakit, sementara maksud "paruh gagak yang tuli" merujuk pada apa yang diisyaratkan Rasulullah SAW dalam sabdanya, "Seorang Habasyah yang memiliki betis kecil, akan menghancurkan Ka'bah."

Adapun maksud "sarang semut" punya banyak makna. Salah satunya zamzam sebagai mata air di Makkah akan dikerumuni jemaah haji dan umrah dari segala penjuru bak semut mengerumuni sarangnya.

Dari petunjuk yang tersirat itu, Abdul Muthalib kemudian mencari letak sumur zamzam. Menurut Ibnu Hisyam, Abdul Muthalib ditemani putranya yang bernama al-Harits.

Penggalian pun dimulai diam-diam. Sebab, Abdul Muthalib belum 100 persen yakin dengan mimpinya. Ia khawatir penduduk Makkah akan melakukan tipu daya padanya.

Berbekal kapak besar dan sejumlah peralatan, ayah dan anak itu menggali pasir. Ternyata, ada orang Quraisy yang melihat mereka menggali pasir di antara dua berhala agung suku Quraisy. Mereka mengira Abdul Muthalib dan al-Harits akan menodai kesucian berhala itu.

Dengan tekad kuat, Abdul Muthalib tak menghiraukan mereka. Ia terus menggali dan tiba-tiba seperti melihat patung berbentuk rusa. Abdul Muthalib lantas bertakbir dan melanjutkan galiannya.

Benar saja, ia menemukan dua patung rusa yang terbuat dari emas. Setelah itu, ia menemukan pedang-pedang dan baju besi. Barang-barang ini diketahui milik Mahdhadh al-Jurhumi yang sengaja ditimbun di sumur zamzam sebelum melarikan diri ke Yaman.

Harta Temuan Abdul Muthalib Jadi Rebutan

Keberadaan benda-benda berharga di lokasi air zamzam itu menjadi polemik. Kaum Quraisy minta sebagian harta itu, tapi Abdul Muthalib menolaknya dan tidak mau memberikan harta temuannya begitu saja.

Sebagai jalan keluar, Abdul Muthalib mengajak kaumnya untuk membuat keputusan yang adil dengan cara undian, sebagaimana tradisi Quraisy. Mereka pun mengundi dengan bejana, dua untuk Ka'bah, dua untuk Abdul Muthalib, dan dua untuk kaum Quraisy.

Undian dilakukan di depan Hubal, patung terbesar dalam Ka'bah. Dulu memang terdapat patung dalam Ka'bah. Patung ini tetap ada sebelum akhirnya dimusnahkan setelah Islam datang.

Setelah itu, Abdul Muthalib hanya bisa berdoa. Hasil undian pun keluar, patung rusa emas menjadi milik Ka'bah, sementara pedang dan baju besi milik Abdul Muthalib, dan kaum Quraisy tak dapat apa-apa.

Kaum Quraisy bersepakat dua patung rusa yang menjadi milik Ka'bah itu dijadikan hiasan pintu Ka'bah. Sementara Abdul Muthalib meleburkan pedangnya sebagai bahan pintu Ka'bah. Ia tak menguasai apa pun dari harta temuannya itu.




(kri/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads