Kisah Syekh Abdul Qodir Jaelani Selamatkan Perempuan dari Lelaki Fasik

Kisah Syekh Abdul Qodir Jaelani Selamatkan Perempuan dari Lelaki Fasik

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 21 Des 2024 05:00 WIB
Symbol of the Shia Muslim religion with an Ayatollah who prays and preaches in front of his followers by stretching a finger upwards.
Ilustrasi Abdul Qadir Jaelani (Foto: Getty Images/iStockphoto/Pict Rider)
Jakarta -

Syekh Abdul Qodir Jaelani merupakan salah satu tokoh sufi besar yang dikenal dengan berbagai karamah atau keajaiban yang terjadi melalui dirinya. Kehidupannya yang penuh keteladanan dan kisah-kisah inspiratif menjadikannya sosok yang dihormati di dunia Islam hingga kini.

Salah satu cerita karamahnya yang menarik adalah ketika beliau menyelamatkan seorang perempuan dari ancaman lelaki fasik yang hendak mencelakainya. Dengan kebesaran Allah, Syekh Abdul Qodir Jaelani menunjukkan karamah luar biasa yang menginspirasi banyak orang hingga cerita ini tetap dikenang sepanjang masa.

Sepasang Bakiak yang Menghentikan Kejahatan

Diceritakan dalam buku Kisah Penyejuk Jiwa Syaikh Abdul Qodir Jaelani oleh Sahara Ramadhani dan Shofia Trianing Indarti, di Baghdad, sebuah kota yang menjadi pusat peradaban dan keilmuan Islam, hidup seorang wanita rupawan dengan kecantikan yang tak tertandingi. Wajahnya ibarat rembulan di malam purnama, memikat siapa saja yang memandang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, di balik pesonanya, wanita ini tak pernah lepas dari cobaan, termasuk perhatian seorang lelaki fasik yang penuh dengan niat buruk. Lelaki itu tergila-gila padanya, tetapi cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Amarah karena penolakan berubah menjadi obsesi kelam.

Pada suatu hari, sang wanita memutuskan untuk pergi ke sebuah gua di pegunungan, tempat ia biasa berkhalwat, menyepi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ia tidak tahu bahwa lelaki itu diam-diam mengintainya, mengikuti setiap langkahnya dengan maksud jahat.

ADVERTISEMENT

Ketika wanita itu tiba di mulut gua, lelaki itu menyerbu, berusaha memaksakan kehendak yang penuh dosa. Namun, sang wanita tidak tinggal diam. Dengan seluruh kekuatan batinnya, ia berteriak memanggil nama sosok yang ia yakini dapat menolongnya,

"Ya Syekh Tsaqolein, Ya Ghoutsal A'dhom, Ya Syekh Abdul Qodir Jaelani, tolonglah saya!"

Jauh dari sana, Syekh Abdul Qodir Jaelani sedang mengambil air wudu di madrasahnya. Tiba-tiba, ia merasakan sesuatu yang ganjil. Dengan keyakinan penuh, ia melepas bakiaknya, menggenggamnya, lalu melemparkannya ke arah gua, meski tempat itu ribuan langkah jauhnya.

Sepasang bakiak itu melesat seperti anak panah, terbang melintasi angkasa dengan kehendak Allah, hingga tiba tepat di tempat lelaki itu sedang melancarkan aksinya.

Bakiak pertama menghantam kepala lelaki itu dengan keras, diikuti bakiak kedua yang terus memukulnya bertubi-tubi. Sang lelaki tersungkur, nyawanya seketika melayang di tempat.

Wanita itu, yang kini selamat dari ancaman, hanya bisa menangis haru dan bersyukur. Ia mengambil bakiak itu dengan penuh kehormatan, lalu membawanya kembali kepada Syekh Abdul Qodir Jaelani.

Dengan suara bergetar, ia menceritakan segala yang terjadi. Orang-orang yang mendengar kisah itu pun terdiam, takjub pada kebesaran Allah yang ditunjukkan melalui Syekh Abdul Qodir Jaelani.

Kisah tentang Kebesaran Allah Melalui Syekh Abdul Qadir Jaelani

Diriwayatkan oleh Syekh Abu Umar Uman al-Sairofi dan Syekh Muhammad Abdul Haqqi Harimiyah, pada hari Minggu, 3 Safar 555 H, Syekh Abdul Qodir Jaelani sedang mengenakan kelompen saat berwudu dan melaksanakan salat dua rakaat.

Setelah mengakhiri salat dengan salam, beliau tiba-tiba berteriak keras dan melemparkan kelompen dari kaki kanannya ke atas hingga hilang dari pandangan. Beliau kemudian melakukan hal yang sama dengan kelompen dari kaki kirinya sebelum akhirnya duduk kembali.

Dua puluh tiga hari setelah kejadian tersebut, datanglah sekelompok musafir dari negeri jauh dengan membawa kelompen Syekh Abdul Qodir. Mereka juga membawa emas dan pakaian sutra sebagai bentuk rasa syukur dan meminta izin untuk bertemu dengan beliau.

Mereka menceritakan bahwa pada hari kejadian tersebut, mereka sedang dalam perjalanan ketika sekelompok perampok yang dipimpin oleh dua orang mencoba merampas harta mereka.

Dalam situasi genting itu, mereka bernazar bahwa jika harta mereka selamat, mereka akan menginfakkan sebagian darinya. Tak lama setelah bernazar, mereka mendengar suara keras yang membuat semua orang gemetar ketakutan.

Awalnya, mereka mengira suara itu berasal dari kelompok perampok lain. Namun, perampok yang menyerang mereka tiba-tiba mengajak mereka melihat sesuatu yang mengherankan.

Setibanya di tempat itu, mereka menemukan kedua pemimpin perampok telah meninggal dunia. Yang lebih aneh lagi, di samping jenazah mereka terdapat kelompen yang masih basah. Hal ini membuat para perampok lainnya ketakutan dan akhirnya mengembalikan semua harta rampasan kepada para musafir.

Demikian kisah karamah Syekh Abdul Qadir Jaelani yang banyak diceritakan. Wallahu a'lam.




(hnh/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads