Kisah Nabi Musa dengan kaumnya Bani Israil adalah salah satu perjalanan penuh makna dalam sejarah umat manusia. Pada masa itu, Bani Israil hidup dalam penindasan yang sangat berat di bawah kekuasaan Fir'aun, Raja Mesir yang dikenal dengan kediktatorannya. Mereka dipaksa hidup sebagai budak, bekerja keras tanpa kenal lelah di bawah pengawasan yang ketat.
Raja Fir'aun yang merasa superior, menindas dan memperlakukan mereka dengan sangat kejam, bahkan sampai kepada pembunuhan bayi laki-laki mereka. Di tengah penderitaan ini, Nabi Musa diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu dan memimpin kaumnya keluar dari cengkeraman tirani Fir'aun.
Perjuangan Nabi Musa bersama Bani Israil menjadi saksi betapa kuatnya keyakinan dan keteguhan hati dalam menghadapi kesulitan hidup. Bagaimana kisah perjuangan Nabi Musa dan Bani Israil ini berlanjut? Simak penjelasannya dalam artikel ini yang seluruhnya dikutip dari buku Kisah Para Nabi karangan Ibnu Katsir yang diterjemahkan oleh Umar Mujtahid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bani Israil Meninggalkan Penguasa Mesir Fir'aun
Dalam kisah Nabi Musa dan Bani Israil, salah satu momen penting yang tercatat adalah ketika Bani Israil berhasil meninggalkan Mesir di bawah kekuasaan Fir'aun yang zalim.
Menurut para mufassir, Bani Israil meminta izin kepada Fir'aun untuk merayakan hari raya mereka, sebuah permintaan yang ditanggapi dengan sinis oleh Fir'aun. Walaupun mengizinkan mereka untuk pergi, sebenarnya Fir'aun tidak mengira bahwa tujuan mereka lebih besar dari sekadar perayaan.
Namun, di balik permintaan tersebut, Bani Israil memiliki rencana besar. Mereka memanfaatkan kesempatan untuk mengelabui Fir'aun dan pasukannya, dengan tujuan melepaskan diri dari penindasan yang mereka alami selama ini.
Pada malam hari, mereka pun mulai bergerak diam-diam, meninggalkan Mesir dan mengarahkan langkah mereka menuju Syam (Palestina). Ketika Fir'aun mengetahui bahwa Bani Israil telah melarikan diri, ia segera mengerahkan pasukannya untuk mengejar mereka.
Peristiwa Laut Terbelah Menenggelamkan Fir'aun
Saat peristiwa pengejaran itu, mereka terjebak dalam kejaran pasukan Fir'aun. Fir'aun yang dengan kekuasaannya telah menindas Bani Israil, tidak rela melepaskan mereka begitu saja setelah diperintahkan oleh Allah SWT melalui Nabi Musa untuk meninggalkan Mesir. Saat mereka dikejar hingga ke pantai laut, keadaan tampak sangat genting. Fir'aun dan tentaranya yakin mereka telah mengepung Nabi Musa dan Bani Israil tanpa bisa melarikan diri.
Namun, dengan izin Allah SWT, laut terbelah. Pada saat itu, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya, dan keajaiban pun terjadi. Laut yang tadinya tidak bisa dilewati itu terbelah menjadi dua bagian, membentuk jalanan seperti gunung yang besar, sehingga Bani Israil dapat menyeberanginya dengan selamat.
Hal ini adalah mukjizat yang jelas menunjukkan kekuasaan Allah SWT yang tiada bandingnya. Nabi Musa dan umatnya melintasi dasar laut yang kering, sementara pasukan Fir'aun yang mengikuti mereka terperangkap.
Ketika Fir'aun menyadari bahwa peristiwa tersebut adalah keajaiban dari Tuhan, sudah terlambat untuk menyelamatkan diri. Pasukan Fir'aun, yang terlalu percaya diri dan sombong, akhirnya tenggelam di dasar laut yang kembali menutup setelah mereka melintasinya.
Nabi Musa dan Bani Israil Terbebas dari Cengkraman Fir'aun
Pada masa itu, setelah berhasil meninggalkan Mesir dan terlepas dari kekuasaan Fir'aun, Nabi Musa bersama dengan Bani Israil melanjutkan perjalanan menuju negeri Syam. Sesampainya di sana, mereka beristirahat selama tiga hari.
Dalam perjalanan ini, mereka sempat menemui kesulitan, namun Allah SWT memudahkan mereka untuk meneruskan perjalanan. Menggunakan hikmah yang diberikan Allah SWT, Nabi Musa memimpin Bani Israil untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju tujuan yang lebih baik, terlepas dari perbudakan yang telah lama mereka alami.
Seiring perjalanan mereka, Bani Israil menghadapi tantangan baru, yaitu kebutuhan akan air. Mereka sempat kesulitan menemukan sumber air, hingga mereka bertanya kepada Nabi Musa tentang solusi. Pada saat itu, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk menaruh sebuah tongkat di air yang beracun yang berubah menjadi air yang tawar dan bisa diminum yang kemudian menjadi salah satu mukjizat yang menunjukkan kekuatan dan kuasa Allah SWT.
Setelah perjalanan mereka mencapai negeri Syam, Bani Israil menyadari bahwa mereka telah diberi kesempatan untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik. Dengan itu, perjalanan panjang dan penuh ujian yang dilakukan oleh Nabi Musa dan Bani Israil membuka jalan bagi mereka untuk mencapai kebebasan, jauh dari penindasan dan perbudakan yang sebelumnya mereka alami di bawah Fir'aun.
Bani Israil Diperintahkan untuk Memasuki Yerusalem
Setelah melalui perjalanan panjang dan penuh ujian, akhirnya Bani Israil diperintahkan oleh Nabi Musa untuk memasuki Yerusalem, yang saat itu adalah kota yang dikuasai oleh orang-orang zalim.
Namun, meskipun mereka telah diberikan kesempatan untuk menaklukkan kota tersebut dan dipastikan akan meraih kemenangan, sebagian besar dari mereka malah merasa gentar. Ketakutan mereka terhadap kekuatan musuh yang ada di dalam kota membuat mereka enggan untuk mengikuti perintah tersebut. Mereka memilih untuk tinggal di luar menunggu Nabi Musa memerangi kaum zalim yang ada di Yerusalem berdua bersama saudaranya.
Hal ini membuat Nabi Musa sangat kecewa. Nabi Musa berdoa kepada Allah SWT, memohon agar dipisahkan dengan kaumnya. Setelah itu Allah SWT menetapkan bahwa mereka harus menjalani hukuman atas ketidaktaatan mereka. Allah SWT mengharuskan Bani Israil untuk tetap mengembara di padang pasir selama 40 tahun tanpa arah mulai dari pagi hingga malam hari.
(inf/inf)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI