Sosok Sahabat Nabi yang Ingin Jadi Miskin agar Masuk Surga Lebih Awal

Sosok Sahabat Nabi yang Ingin Jadi Miskin agar Masuk Surga Lebih Awal

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 25 Jun 2024 05:00 WIB
Ilustrasi sahabat nabi Abdurrahman bin Auf
Ilustrasi Abdurrahman bin Auf (Foto: Getty Images/GN STUDIO)
Jakarta -

Abdurrahman bin Auf namanya, ia adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang ingin menjadi miskin. Padahal, Abdurrahman dikaruniai harta yang melimpah oleh Allah SWT.

Mengutip buku Kisah 10 Pahlawan Surga yang disusun oleh Abu Zaein, perawakan Abdurrahman bin Auf dikatakan berpostur tinggi, berkulit putih dan halus. Ia berasal dari Bani Zuhrah, keturunan paman-paman Rasulullah SAW dari pihak ibu.

Dahulu, namanya adalah Abd Amr bin Abd Auf bin Al-Harits. Setelah masuk Islam, Nabi Muhammad SAW mengganti namanya menjadi Abdurrahman bin Auf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain dikenal sebagai sosok pedagang sukses dan kaya raya, Abdurrahman bin Auf memiliki keluasan ilmu. Ia bahkan menghafal Al-Qur'an dan mencatat setiap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Tidak hanya kaya, Abdurrahman bahkan memberikan 200 uqiyah emas (1 uqiyah setara dengan 31 gram) untuk memenuhi kebutuhan logistik selama perang Tabuk. Ketika ada seruan berinfak dari Rasulullah SAW ia tidak pernah ragu menyumbangkan hartanya.

ADVERTISEMENT

Meski memiliki harta yang berlimpah, Abdurrahman bin Auf berharap miskin. Dikutip dari buku Di Balik Takdir oleh Afsheena Moon, suatu ketika Nabi Muhammad SAW berkata bahwa Abdurrahman akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya dan menyebabkan dirinya dihisab paling lama.

Mendengar hal itu, Abdurrahman bin Auf berpikir keras. Ia mencari cara bagaimana agar dirinya kembali menjadi miskin supaya bisa masuk surga lebih awal. Sebab, kekayaan yang dimilikinya membuat ia khawatir akan masuk surga paling akhir.

Abdurrahman bin Auf bahkan menyedekahkan separuh hartanya pada zaman nabi. Setelah itu, ia bersedekah lagi sampai 40.000 dinar yang mana kebanyakan harta bendanya diperoleh dari hasil perdagangan.

Menyadur dari buku 99+ Moslem Booster tulisan Malik al-Mughis, Abdurrahman bin Auf bertekad menjadi orang miskin. Setelah perang Tabuk, kurma di Madinah menjadi busuk karena ditinggalkan para sahabat untuk berperang. Ia berpikir ini menjadi salah satu cara untuk menjadikannya miskin.

Bahkan, Abdurrahman bin Auf menjual seluruh hartanya. Hasil dari penjualan itu ia gunakan untuk membeli kurma-kurma busuk di Madinah dengan harga yang tinggi.

Para sahabat merasa senang karena kurma-kurma busuk mereka laku dibeli. Sementara itu, Abdurrahman bin Auf merasa gembira karena mengira kali ini tujuannya untuk menjadi miskin pasti berhasil.

Tanpa disangka, datang kabar dari Negeri Yaman bahwa di sana penyakit menular yang berbahaya telah menyebar. Para tabib menganjurkan Raja Yaman mencari kurma-kurma busuk. Mereka meyakini kurma busuk itu sebagai penawar dari penyakit tersebut.

Lalu, datanglah seorang utusan Raja Yaman menghadap Abdurrahman bin Auf. Ia lalu membeli kurma-kurma busuk dari Abdurrahman. Utusan tersebut bahkan membayar Abdurrahman bin Auf 10 kali lipat dari harga kurma biasa.

Hal itu menggagalkan usaha Abdurrahman bin Auf untuk menjadi miskin. Alih-alih miskin, ia justru jadi lebih kaya 10 kali lipat dari sebelumnya.

Wallahu'alam bishawab.




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads