Hujr bin Adi adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW. Ia putra dari Adi bin Mu'awiyyah bin Jabalah atau yang populer dengan panggilan Hujr bin Al-Adbar atau Hujr Al-Khair.
Hujr masuk Islam bersama saudaranya Hani' bin Adi. Selama memeluk Islam, ia dikenal sebagai sosok umat yang beriman dan taat. Beberapa perang dalam membela Islam pernah diikutinya dengan berani.
Dikisahkan dalam buku 40 Sahabat Nabi yang Memiliki Karamah karya Abdul Wadud Kasyful Humam, Hujr bin Adi pernah ikut dalam perang Qadisiyah, dan membuatnya syahid bersama sahabat-sahabatnya yang lain di Adzra' atas perintah Mu'awiyyah bin Abi Sufyan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika terjadi Perang Jamal dan Perang Shifin, ia berada di pihak Ali bin Abi Thalib, bahkan ia menjadi pendukung. Sementara itu, kedua anaknya, Abdullah dan Abdurrahman tewas terbunuh bersama-sama.
Hujr dibunuh oleh seorang laki-laki dari suku Himyar atas perintah Mu'awiyyah karena tuduhan melakukan kerusuhan dan mengkritik kebijakan-kebijakan pada masa Utsman. Muhammad bin Sirin mengatakan bahwa ketika Hujr telah dihadapkan kepada Mu'awiyyah, Hujr berkata, "Assalamu'alaika ya Amir Al-Mu'minin, atau saya yang Amir Al-Mu'minin?"
Tapi, Mu'awiyyah langsung menyuruh anak buahnya untuk memenggal kepala Hujr. Kemudian ia berkata, "Beri aku waktu agar bisa salat dua rakaat terlebih dahulu!" Usai mendapat izin, Hujr kemudian salat dua rakaat dengan cepat.
Lalu berkata lagi, "Seandainya aku tidak khawatir, kalian akan menyangka bahwa aku cemas karena akan mati, sungguh aku akan memanjangkan kedua rakaatku. Demi Allah,seandainya salat yang telah aku kerjakan tidak memberi manfaat kepadaku, niscaya salat dua rakaat tadi juga tidak akan bermanfaat."
Setelah itu, Hujr berwasiat kepada keluarganya yang menyaksikan eksekusinya, "Jangan lepaskan rantai besi ini, juga jangan kalian bersihkan darahku, karena sesungguhnya aku akan bertemu Muawiyyah untuk melaporkan penentanganku padanya."
Tidak lama kemudian, algojo memenggal kepalanya. Peristiwa itu terjadi pada 51 Hijriah.
Kisah tentang Hujr juga diceritakan dalam kitab Thabaqat Al-Kubra yang menyebutkan bahwa ketika Hujr dibawa bersama teman-temannya ke Bukit Adzra', ia bertanya, "Tempat apa ini?"
Orang-orang yang membawanya menjawab, "Adzra." Ia lantas berkata, "Demi Allah, aku adalah orang Islam pertama yang mati membela agama Allah di desa yang menggonggong anjing-anjing-nya. Dan hari ini aku dibawa ke desa itu dalan keadaan terbelenggu."
Masing-masing dari mereka lalu diserahkan kepada penduduk Syam untuk dibunuh. Sementara Hujr diserahkan kepada seorang laki-laki dari Himyar yang kemudian membunuhnya. Sebelum dibunuh, Hujr meminta agar diberikan kesempatan untuk melaksanakan salat dua rakaat. Mereka membiarkan Hujr mengambil air wudhu dan melaksanakan salat dua rakaat cukup lama.
Usai salat, ia ditanya, "Kenapa engkau salat lama? Apa engkau takut?" Hujr berpaling dan berkata, "Aku wudhu hanya untuk melaksanakan salat. Aku belum pernah salat yang secepat ini. Aku tidak akan takut meskipun telah kulihat pedang yang telah terhunus, kafan yang telah terbentang dan kubur yang telah tergali."
Keluarga Hujr dan teman-temannya datang dengan membawa kain kafan dan menyiapkan kuburan. Namun, ada riwayat yang mengatakan bahwa Mu'awiyyah sendiri yang menggali kuburan mereka dan menyuruh orang untuk membawakan kain kafan.
Sebelum dieksekusi, Hujr sempat berdoa, "Ya Allah, kami memohon pertolonganmu atas umat kami. Sesungguhnya penduduk Irak mati syahid bersama kami, sementara penduduk Syam membunuh kami." Kemudian dikatakan kepada Hujr, "Ulurkan lehermu!"
Hujr menjawab, "Ini adalah darah, sungguh aku tidak akan membantu pembunuhan terhadap diriku." Laki-laki dari Himyar tersebut berdiri dan memenggal leher Hujr.
Kabar pembunuhan Hujr terdengar oleh Sayyidah Aisyah. Sayyidah Aisyah mencela tindakan Mu'awiyyah seraya berkata, "Muawiyyah, apa yang mendorongmu membunuh Ahlul Al-Adzra, Hujr, dan sahabat-sahabatnya?" Mu'awiyyah menjawab, "Wahai Ummul Mukminin, aku bunuh mereka demi kepentingan umat, karena jika mereka masih hidup, justru akan merusak umat."
Sayyidah Aisyah lantas berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
"Di Lembah Adzra tujuh orang akan terbunuh, yang membuat Allah dan seluruh (isi) langit murka kepadanya."
Terkait hadits ini, Syekh Muhammad Al-Hafani di dalam kitab Hasyiyah-nya atas kitab Al-Jami' Ash-Shaqir mengatakan bahwa Hujr benar-benar suka berwudhu dan bersuci. Ketika dipenjara, ia berhadas besar, lalu meminta air kepada penjaga untuk mandi besar. Penjaga itu mengatakan, "Saya hanya memiliki air yang cukup untuk minum." Hujr berkata kepada penjaga itu, "Berikan air itu kepadaku untuk aku gunakan bersuci."Penjaga itu berkata, "Aku tidak akan melakukannya, supaya engkau tidak mati kehausan, karena bisa-bisa aku dibunuh oleh orang yang menyuruhku memenjarakan mu."
Hujr kemudian berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan hujan. Tiba-tiba turun hujan deras sehingga ia bisa mandi besar. Orang-orang yang ada di dalam penjara meminta kepada Hujr agar ia memohon kepada Allah supaya mereka terbebas dari penjara. Tapi ia menolak dan berkata, "Aku suka tetap di dalam penjara, karena itu adalah kehendak dan qudrah Tuhanku. Aku berdoa meminta hujan karena berhubungan dengan ibadah. Jika tidak, aku tidak melakukannya."
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi