Nabi Musa Menerima Wahyu di Gunung Sinai, Begini Kisahnya

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 16 Mei 2023 05:45 WIB
Ilustrasi Nabi Musa AS (Foto: Getty Images/iStockphoto/rudall30)
Jakarta -

Nabi Musa menerima wahyu berupa kitab Taurat pertama kali di Gunung Sinai (Thur Sinai). Gunung tersebut berada di Mesir, tepatnya di Semenanjung Sinai sebagaimana disebutkan dalam buku Quranku Sahabatku Jilid 2 oleh H Prof Dr Arif Muhammad.

Dalam Al-Qur'an, Gunung Sinai dikatakan sebagai tempat Nabi Musa AS berdialog dengan Allah SWT. Hal ini tercantum pada surat Al A'raf ayat 143,

وَلَمَّا جَآءَ مُوسَىٰ لِمِيقَٰتِنَا وَكَلَّمَهُۥ رَبُّهُۥ قَالَ رَبِّ أَرِنِىٓ أَنظُرْ إِلَيْكَ ۚ قَالَ لَن تَرَىٰنِى وَلَٰكِنِ ٱنظُرْ إِلَى ٱلْجَبَلِ فَإِنِ ٱسْتَقَرَّ مَكَانَهُۥ فَسَوْفَ تَرَىٰنِى ۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُۥ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُۥ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّآ أَفَاقَ قَالَ سُبْحَٰنَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلْمُؤْمِنِينَ

Arab latin: Wa lammā jā`a mụsā limīqātinā wa kallamahụ rabbuhụ qāla rabbi arinī anẓur ilaīk, qāla lan tarānī wa lākininẓur ilal-jabali fa inistaqarra makānahụ fa saufa tarānī, fa lammā tajallā rabbuhụ lil-jabali ja'alahụ dakkaw wa kharra mụsā ṣa'iqā, fa lammā afāqa qāla sub-ḥānaka tubtu ilaika wa ana awwalul-mu`minīn

Artinya: "Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman,"

Menukil dari buku Fi Zhilal Al-Qur'an tulisan Sayyid Quthb, Gunung Sinai menjadi tempat yang penting dalam sejarah Nabi Musa. Bahkan, saking istimewanya Gunung Sinai, dalam surat At Tin disebutkan juga mengenai gunung tersebut.

وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ

Arab latin: wat-tīni waz-zaitụn
Artinya: 1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,

وَطُورِ سِينِينَ

Arab latin: wa ṭụri sīnīn
Artinya: 2. dan demi bukit Sinai,

Kisah Nabi Musa Menerima Wahyu di Gunung Sinai

Kala itu Nabi Musa dipanggil Allah ke Gunung Sinai untuk menerima wahyu yaitu kitab Taurat seperti dikisahkan dalam buku Mengenal Tuhan susunan Bey Arifin. Selama 40 hari 40 malam di Gunung Sinai, Nabi Musa berdialog dengan Allah SWT hingga timbul keinginan untuk melihat wujud Allah SWT.

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al A'raf ayat 143, Allah kemudian memperlihatkan diri-Nya. Namun, ketika wujud Allah muncul, justru gunung tersebut menjadi cair dan lenyap sepenuhnya dari permukaan Bumi.

Kejadian itu lantas membuat Nabi Musa AS pingsan. Setelah sadar, ia kemudian bersimpuh menyembah dan meminta ampun kepada Allah SWT seraya berkata, "Mahasuci Engkau Tuhan, aku tobat minta ampun, dan ya akulah orang yang benar-benar percaya kepada-Mu,"

Menurut buku Peradaban Prasejarah Nusantara Berdasarkan Kisah Para Nabi karya Ki Jambalawuh, setelah menerima wahyu di Gunung Sinai, Nabi Musa meminta agar Harun saudara sepupunya diangkat menjadi rasul untuk menemani dirinya berdakwah kepada Fir'aun karena ia lebih fasih dalam berbicara. Ini disebabkan Musa kecil sempat memakan bara api hingga lidahnya terbakar dan mengakibatkan dia tidak fasih dalam berbicara.

Isi dari Kitab Taurat

Kitab Taurat berisikan 10 pokok peraturan atau perintah. Perintah itu bertujuan untuk mengesakan Allah SWT, menghormati ayah ibu, dan menyucikan hari Sabtu.

Adapun larangan di dalamnya meliputi menyembah berhala, menyebut nama Allah SWT dengan sia-sia, membunuh manusia, berzina, mencuri, menjadi saksi palsu, dan mengambil hak orang lain. Berikut isi kitab Taurat seperti dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam oleh Tuti Yustiani:

  1. Jangan ada pada Tuhan lain di kehadirat-Ku
  2. Jangan membuat patung ukiran dan jangan pula menyembah patung karena Aku Tuhan Allahmu
  3. Jangan kamu menyebut Tuhan Allahmu dengan sia-sia
  4. Ingatlah kamu akan hari sabat (Sabtu), supaya kamu sucikan dia
  5. Berilah hormat kepada ibu bapakmu
  6. Jangan membunuh sesama manusia
  7. Jangan berzina
  8. Jangan mencuri
  9. Jangan menjadi saksi palsu
  10. Jangan berkeinginan memiliki hak orang lain

Cerita Singkat Nabi Musa dan Fir'aun

Kemudian, Nabi Musa meneruskan perjalanannya ke Mesir. Sesampainya di Mesir, beliau menemui ibu dan saudaranya yaitu Nabi Harun sambil menyampaikan bahwa Allah telah mengirim wahyu kepadanya. Selanjutnya, Musa dan Harun berangkat menemui Fir'aun untuk mengajaknya menyembah Allah.

Sayangnya, Fir'aun menolak dan mengajukan tantangan kepada Musa untuk menunjukkan mukjizat sebagai bukti akan kenabian dan kerasulan dirinya. Bahkan, Fir'aun menyuruh tukang sihir untuk melemparkan tali mereka dan seketika tali-tali itu berubah menjadi ular.

Allah lalu mewahyukan kepada Nabi Musa untuk melemparkan tongkatnya, atas izin Allah maka tongkat itu berubah menjadi ular besar dan memakan ular-ular tukang sihir Fir'aun. Kejadian itu membuat Fir'aun marah dan menyebut Musa sebagai penyihir.

Singkat cerita, Fir'aun meminta mukjizat yang lain, akhirnya Nabi Musa memasukkan tangannya ke dalam saku dan mengeluarkan kembali. Dengan kuasa Allah, tangan Musa mengeluarkan cahaya yang amat menyilaukan pandangan Fir'aun dan bala tentaranya, sampai-sampai ia meminta Nabi Musa untuk memasukkan tangannya kembali.

Meski telah dibuktikan dengan berbagai mukjizat, tetap saja Fir'aun yang ingkar tidak percaya kepada Musa yang merupakan nabi sekaligus rasul Allah. Dalam buku Cerita Teladan 25 Nabi dan Rasul tulisan Lip Syarifah, akhirnya Nabi Musa mengajak para pengikutnya untuk keluar dari Mesir, hal itu sampai ke telinga Fir'aun dan bala tentaranya.

Mereka mengejar Nabi Musa dan kaumnya yang beriman hingga ke Laut Merah. Maha Suci Allah, Nabi Musa dan pengikutnya selamat karena mukjizatnya yang dapat membelah lautan ketika tongkat Musa dipukulkan ke Laut Merah. Sementara itu, Fir'aun dan tentaranya hanyut di Laut Merah karena mencoba menyebrangi lautan.

Itulah kisah mengenai Nabi Musa yang menerima wahyu di Gunung Sinai beserta informasi terkaitnya. Semoga bermanfaat.



Simak Video "Video: Bahlil Lahadalia Salat Id di Masjid Ainul Hikmah Golkar"

(aeb/lus)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork