Rasulullah SAW sering melibatkan orang-orang di sekitarnya ketika hendak mengambil keputusan. Termasuk sang istri, Ummu Salamah yang pernah diajak bermusyawarah untuk mendapatkan saran terbaik.
Sikap bijaksana ditunjukkan Rasulullah SAW setiap kali menghadapi persoalan. Beliau selalu mengutamakan musyawarah demi mendapatkan keputusan yang baik.
Dalam ajaran Islam, musyawarah dianjurkan untuk dilakukan tatkala menemui perbedaan pendapat. Musyawarah dilakukan untuk menjauhi perselisihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Al-Qur'an surat Ali 'Imran ayat 159, Allah SWT berfirman,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."
Kisah Rasulullah SAW Meminta Saran dari Ummu Salamah
Mengutip buku Rumah Tangga Seindah Surga : Kisah Keseharian Rumah Tangga Nabi oleh Azkiya Khikmatiar dan Ulummudin, dijelaskan sebuah kisah yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW adalah sosok yang mengutamakan musyawarah. Dalam kisah ini juga menunjukkan bahwa Rasulullah SAW selalu melibatkan orang-orang di sekitarnya dalam pengambilan keputusan.
Walaupun Nabi Muhammad SAW seorang rasul, tetapi bukan berarti beliau terbebas dari berbagai problematika hidup. Meskipun demikian, Nabi Muhammad mampu mengatasinya dengan cara-cara bijak yang dapat menjadi pedoman bagi kita semua.
Jalan keluar dari berbagai persoalan salah satunya adalah dengan jalan musyawarah.
Suatu hari sesaat setelah Rasulullah SAW menandatangani Perjanjian Hudaibiyah yang salah satu isinya adalah bahwa umat Islam tidak diperkenankan untuk berhaji tahun ini, Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada para sahabatnya,
"Bangkitlah! Sembelihlah hewan kurban lalu bercukurlah!"
Namun, tak ada seorang pun yang berdiri. Bahkan, setelah Rasulullah SAW mengulanginya sampai tiga kali pun, para sahabat tetap tidak ada yang berdiri. Tampaknya, mereka kecewa karena tidak dapat melaksanakan ibadah haji.
Ketika seruan Nabi Muhammad SAW tidak direspons oleh para sahabatnya, beliau pergi menemui Ummu Salamah dan menceritakan apa yang telah terjadi. Kemudian, Ummu Salamah memberikan solusi dengan mengatakan, "Wahai Nabi Allah, apakah engkau ingin hal itu terjadi (mereka bangkit, memotong kurban, dan bercukur)? Keluarlah, jangan bicara satu kata pun dengan siapa pun dari mereka, sembelihlah hewan kurbanmu, lalu panggillah tukang cukur supaya dia mencukur rambutmu!"
Nabi Muhammad SAW pun keluar dan mengikuti saran sang istri, Ummu Salamah. Maka, ketika para sahabat melihat Nabi Muhammad SAW melakukan itu, mereka pun bangkit, menyembelih hewan kurban, dan saling mencukur rambut temannya.
Nabi Muhammad SAW membuat gebrakan yang sangat dahsyat dalam tatanan kehidupan masyarakat Arab dengan memberi tempat yang terhormat bagi perempuan. Sikap seperti ini juga yang seharusnya menjadi contoh bagi umatnya.
Sebagaimana kita ketahui, perempuan Arab sebelum datangnya lslam menempati posisi yang kurang beruntung. Mereka dianggap mempunyai akal yang lemah, sehingga tidak pantas dilibatkan dalam persoalan yang berhubungan dengan orang banyak.
Melalui kisah ini, Nabi Muhammad SAW membuktikan bahwa istri adalah partner hidup yang dapat memainkan peranan yang sangat penting. Ketika seorang suami mempunyai masalah, maka mereka harus berdiskusi dengan istri mereka untuk menemukan jalan keluarnya.
Melibatkan istri dalam mengatasi persoalan merupakan langkah tepat karena mereka adalah orang yang paling dekat dengan keseharian kita. Istri juga akan merasa dihargai dan dibutuhkan jika suami mengajak mereka untuk berdiskusi dan bermusyawarah tentang persoalan yang sedang dihadapi. Hal ini menjadi salah satu cara untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi