Kisah Makanan yang Diberkahi Saat Perang Khandaq, Sedikit Jadi Berlimpah

Kisah Makanan yang Diberkahi Saat Perang Khandaq, Sedikit Jadi Berlimpah

Devi Setya - detikHikmah
Rabu, 11 Jan 2023 05:00 WIB
limbah makanan di arab
Ilustrasi makanan yang diberkahi saat perang Khandaq Foto: iStock
Jakarta -

Ketika terjadi Perang Khandaq, umat muslim mengalami keterbatasan dalam berbagai hal, termasuk soal makanan. Namun atas kuasa Allah SWT, ada kisah yang menunjukkan mukjizat yang dimiliki Rasulullah SAW lewat makanan yang diberkahi.

Banyak kisah yang terjadi di masa Rasulullah SAW yang bisa menjadi pelajaran. Allah SWT memberikan mukjizat sebagai bentuk kuasa sekaligus kasih sayang-Nya kepada Rasulullah SAW.

Mengutip buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW oleh Fuad Abdurahman, dikisahkan sebuah peristiwa yang terjadi saat berlangsungnya Perang Khandaq atau Perang Ahzab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam peristiwa Khandaq atau Perang Ahzab, Rasulullah SAW dan semua kaum Muslim bekerja keras menggali parit di sekeliling Madinah. Mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas sepuluh orang. Setiap kelompok ditugasi menggali parit sepanjang 40 hasta.

Mereka semua bekerja keras tanpa kenal lelah karena pasukan musyrik Quraisy dan sekutu mereka telah bersiap-siap menyerang Madinah. Rasulullah SAW juga ikut bekerja keras memimpin kaum Muslim hingga lupa memperhatikan makannya. Sudah tiga hari beliau tidak mendapatkan makanan yang layak.

ADVERTISEMENT

Jabir Berniat Menjamu Rasulullah SAW dengan Makanan

Jabir ibn Abdullah mengetahui keadaan beliau dan merasa iba melihat kondisinya yang tampak lelah dan lapar. Jabir berhasrat besar untuk menjamu Rasulullah SAW sehingga ia berkata, "Wahai Rasulullah, aku mohon izin untuk pulang sebentar ke rumah." Beliau memberinya izin.

Saat tiba di rumah, Jabir berkata kepada istrinya, "Aku melihat Rasulullah sangat lemah dan lapar. Namun, beliau tetap bersabar. Apakah kita punya sesuatu untuk dimasak?"

Istri Jabir menjawab, "Kita punya secangkir gandum dan anak kambing yang kurus."

Jabir segera menyembelih kambing itu, lalu istrinya memasaknya, kemudian membuat beberapa potong roti gandum. Setelah makanan siap disajikan, Jabir bergegas pergi menemui Rasulullah SAW.

"Wahai Rasulullah, aku punya sedikit makanan di rumah. Sudilah kiranya Engkau datang ke rumahku bersama dua atau tiga orang untuk menyantapnya," ujar Jabir.

"Apa yang telah kau siapkan?" tanya Rasulullah SAW.

Jabir menuturkan apa adanya. Lalu, Rasulullah SAW berkata, "Makanan yang banyak dan baik. Tolong katakan kepada istrimu agar jangan dulu membuka tutup panci dan menghidangkan rotinya hingga aku datang."

Maka, Jabir bergegas pulang ke rumahnya mendahului Rasulullah SAW. Sementara itu, Rasulullah SAW berseru kepada para sahabat, "Berhentilah kalian semua. Mari kita pergi ke rumah Jabir."

Jabir tiba di rumahnya dan menceritakan obrolannya dengan Rasulullah SAW kepada sang istri, termasuk pesan beliau untuk tidak membuka tutup panci. Namun, beberapa saat kemudian Jabir terhenyak kaget dan panik melihat di depan rumahnya, Rasulullah SAW datang bersama semua sahabat Anshar dan Muhajirin.

Ia berpaling kepada istrinya dan berkata gugup, "Celaka, beliau datang bersama semua sahabat."

"Apakah beliau telah bertanya sebelumnya kepadamu?" tanya istrinya.

"Ya, sudah," jawab Jabir.

"Maka, kau tidak perlu kaget," jawab istrinya.

Jabir kemudian mempersilahkan Rasulullah SAW dan para sahabat masuk untuk makan di rumahnya.

Rasulullah SAW kemudian membuka tutup panci, lantas mengambil sesendok masakan daging kambing itu dan mengambil sepotong roti. Lalu, para sahabat
mengikutinya hingga semua orang yang datang ke rumah Jabir bisa makan dengan kenyang.

Setelah semua orang makan, Rasulullah SAW menyuruh istri Jabir untuk makan. Ternyata, di panci itu masih tersisa masakan untuk Jabir dan istrinya, begitu pula dengan rotinya. Makanan ini diberkahi Allah SWT lewat perantara Rasulullah SAW.

Jika dipikir secara logika maka jumlah makanan yang sedikit tidak akan cukup disantap oleh banyak orang. Namun karena makanan ini dipenuhi berkah maka seluruh orang dapat menyantapnya sampai kenyang, bahkan tak kekurangan sedikitpun.




(dvs/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads