Jangan Asal Sentuh! Ini Adab Bersikap pada Anak Kecil dalam Islam

Jangan Asal Sentuh! Ini Adab Bersikap pada Anak Kecil dalam Islam

Devi Setya - detikHikmah
Rabu, 12 Nov 2025 19:15 WIB
muslim mother help her young daughter to put the scarf on before pray
ilustrasi anak-anak Foto: Getty Images/iStockphoto/ferlistockphoto
Jakarta -

Islam adalah agama yang penuh rahmat dan kelembutan. Setiap aspek kehidupan manusia, termasuk cara memperlakukan anak kecil, diatur dengan adab dan etika yang luhur.

Anak kecil dalam Islam bukan hanya dianggap sebagai penerus generasi, tetapi juga amanah dan anugerah yang harus dijaga, disayangi, serta dihormati.

Rasulullah SAW menjadi teladan utama dalam hal ini. Beliau memperlakukan anak-anak dengan kasih sayang, kelembutan, dan penghormatan, tanpa memandang rendah usia mereka. Melalui akhlak beliau, umat Islam diajarkan bahwa memperlakukan anak kecil dengan baik adalah bagian dari ibadah dan bukti keimanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak sebagai Amanah dan Pemilik Kemuliaan (al-Karāmah al-Insāniyyah)

Dilansir dari laman Muhammadiyah, Rabu (12/11/2025), dalam pandangan Islam, setiap anak memiliki al-karāmah al-insāniyyah, yaitu kemuliaan manusia yang harus dijaga. Anak bukan hanya "titipan", tetapi amanah Allah SWT yang memiliki hak untuk merasa aman, baik secara fisik maupun psikis.

ADVERTISEMENT

Allah SWT menegaskan bahwa manusia, termasuk anak-anak, memiliki derajat kemuliaan. Termaktub dalam Al-Qur'an surah Al-Isra ayat 70,

۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."

Dalam buku Adab Diatas Ilmu 2, Imam Nawawi menjelaskan kemuliaan ini menuntut setiap orang dewasa untuk menjaga sikap, tutur kata, dan perilaku terhadap anak-anak. Segala bentuk tindakan yang merendahkan, menyakiti, atau melanggar privasi anak berarti telah menyalahi kemuliaan yang diberikan Allah SWT.

Karena itu, Islam sangat menekankan adab dalam sentuhan dan interaksi fisik dengan anak-anak. Bahkan jika tanpa niat buruk, tindakan yang melanggar batas bisa menjadi pelanggaran terhadap kemuliaan tersebut.

Etika Tubuh dan Privasi dalam Islam

Islam menanamkan nilai rasa malu dan etika tubuh sejak dini, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT melalui surah An-Nur ayat 58,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ...

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak yang kamu miliki, dan anak-anak yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepadamu tiga kali (dalam sehari): sebelum salat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaianmu di tengah hari, dan sesudah salat Isya. Itulah tiga aurat bagi kamu."

Masih merujuk Muhammadiyah, ayat ini menjadi dasar penting bagi pendidikan etika tubuh dan privasi dalam Islam. Allah SWT memerintahkan agar anak-anak belajar meminta izin dalam situasi tertentu agar mereka memahami batas aurat. Sebaliknya, ayat ini juga memberi peringatan kepada orang dewasa agar tidak melanggar ruang privasi anak-anak.

Dalam konteks modern, hal ini berarti bahwa setiap orang dewasa, baik itu guru, kerabat, tetangga, atau siapa pun, tidak boleh sembarangan menyentuh anak yang bukan mahram, kecuali dalam keadaan mendesak dan dengan cara yang pantas.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,

"Barang siapa tidak menyayangi yang muda di antara kami dan tidak menghormati yang tua, maka ia bukan termasuk golongan kami." (HR Ahmad dan Abu Dawud)

Kasih sayang dalam Islam tidak pernah berarti kebebasan tanpa batas. Ia harus diiringi dengan adab dan kehormatan, agar tidak berubah menjadi pelanggaran terhadap fitrah dan martabat anak.

Larangan Mendekati Perbuatan Keji

Islam sangat tegas melarang segala hal yang dapat membuka jalan menuju perbuatan maksiat. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Isra ayat 32,

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا

Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk."

Larangan ini tidak hanya berlaku bagi pelaku zina, tetapi juga segala bentuk interaksi fisik yang berpotensi menjerumuskan ke arah kejahatan seksual, termasuk pelecehan terhadap anak-anak.

Dalam Fikih Perlindungan Anak, dijelaskan bahwa pelecehan dan kekerasan seksual sering terjadi karena lemahnya kesadaran akan batas sentuhan dan etika tubuh. Oleh sebab itu, Islam menegaskan pentingnya menjaga pandangan, menahan diri, dan menghormati tubuh anak-anak sebagai bagian dari penjagaan kehormatan manusia.

Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub dalam bukunya yang berjudul Ringkasan Kitab Adab menjelaskan, Allah SWT juga berfirman mengenai larangan eksploitasi seksual, sebagaimana termaktub dalam surah An-Nur ayat 33,

وَلْيَسْتَعْفِفِ ٱلَّذِينَ لَا يَجِدُونَ نِكَاحًا حَتَّىٰ يُغْنِيَهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۗ وَٱلَّذِينَ يَبْتَغُونَ ٱلْكِتَٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ فَكَاتِبُوهُمْ إِنْ عَلِمْتُمْ فِيهِمْ خَيْرًا ۖ وَءَاتُوهُم مِّن مَّالِ ٱللَّهِ ٱلَّذِىٓ ءَاتَىٰكُمْ ۚ وَلَا تُكْرِهُوا۟ فَتَيَٰتِكُمْ عَلَى ٱلْبِغَآءِ إِنْ أَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوا۟ عَرَضَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَمَن يُكْرِههُّنَّ فَإِنَّ ٱللَّهَ مِنۢ بَعْدِ إِكْرَٰهِهِنَّ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: "Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barang siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu."

Walau konteks ayat ini menyebutkan budak perempuan, prinsipnya berlaku universal, tidak boleh ada pemaksaan, pelecehan, atau eksploitasi dalam bentuk apa pun, termasuk terhadap anak-anak.

Teladan Rasulullah SAW dalam Bersikap kepada Anak Kecil

1. Penuh Kasih Sayang dan Perhatian

Rasulullah SAW selalu memperlakukan anak-anak dengan penuh cinta. Beliau mencium Hasan dan Husain, menggendong mereka, bahkan memangku mereka ketika berkhutbah.

"Barang siapa tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi." (HR Bukhari dan Muslim)

2. Mengajarkan Etika dengan Lembut

Rasulullah SAW tidak pernah membentak atau mempermalukan anak-anak. Ketika memberi nasihat kepada Ibnu Abbas RA, beliau memanggilnya dengan lembut:

"Wahai anakku, jagalah Allah niscaya Allah menjagamu..." (HR Tirmidzi)

3. Menghargai dan Menghibur Anak-Anak

Beliau sering bercanda dengan anak-anak, menyapa mereka di jalan, bahkan menggendong cucunya saat salat (HR Bukhari). Semua ini menunjukkan bahwa kasih sayang bisa berjalan berdampingan dengan penghormatan.




(dvs/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads