Dajjal Tidak Disebutkan secara Eksplisit dalam Al-Qur'an, Apa Alasannya?

Dajjal Tidak Disebutkan secara Eksplisit dalam Al-Qur'an, Apa Alasannya?

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 26 Okt 2025 06:00 WIB
Ilustrasi Dajjal.
Ilustrasi dajjal (Foto: Stefano Pollio/Unsplash)
Jakarta -

Dajjal tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an. Tetapi, dalam beberapa hadits diterangkan mengenai ciri-ciri dan tanda kemunculannya.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits,

"Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya lebih besar dari Dajjal." (HR Muslim)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut buku Kemunculan Dajjal & Imam Mahdi Semakin Dekat yang disusun Ustaz Khalilurrahman El Mahfani, Dajjal akan menyebarkan fitnah paling besar. Dia memiliki hal-hal yang luar biasa hingga mampu membuat bingung pikiran banyak orang.

Lantas, apa yang jadi alasan Dajjal tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an?

ADVERTISEMENT

Alasan Dajjal Tidak Disebutkan Secara Eksplisit dalam Al-Qur'an

Walau Dajjal tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, terdapat ayat yang mengisyaratkan kemunculan Dajjal tanpa menyebutkannya secara gamblang.vAllah SWT berfirman dalam surah Al An'am ayat 158,

هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّآ أَن تَأْتِيَهُمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَوْ يَأْتِىَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِىَ بَعْضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِى بَعْضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَ لَا يَنفَعُ نَفْسًا إِيمَٰنُهَا لَمْ تَكُنْ ءَامَنَتْ مِن قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِىٓ إِيمَٰنِهَا خَيْرًا ۗ قُلِ ٱنتَظِرُوٓا۟ إِنَّا مُنتَظِرُونَ

Artinya: "Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya Kami Pun menunggu (pula)".

Diterangkan dalam An Nihayah Fitan wa Ahwal Akhir Az Zaman oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal dan Imron Hasan, kalimat "tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu" turut dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW. Beliau bersabda,

"Ada tiga hal, yang apabila telah muncul (terjadi), maka iman seseorang yang sebelumnya tidak beriman tidak bermanfaat bagi dirinya, atau dia tidak mengerjakan kebaikan dalam masa imannya: Dajjal, Dabbah dan terbitnya matahari dari barat." (Menurut At Tirmidzi, hadits ini shahih)

Alasan tidak disebutkannya Dajjal dalam Al-Qur'an adalah sebagai bentuk penghinaan terhadap dirinya. Sebagaimana diketahui, dia adalah manusia yang mengaku sebagai Tuhan.

Tentu hal tersebut menafikan keesaan dan keagungan Allah SWT. Nama Dajjal terlalu hina untuk tercantum dalam kitab suci Al-Qur'an.

Nama Dajjal juga terlalu kecil dan tak berarti untuk diceritakan ataupun diperingatkan tentang pengakuannya. Para nabi menjelaskan kepada umatnya masing-masing terkait Dajjal dan memperingatkan mereka betapa sesatnya Dajjal yang akan menyesatkan manusia.

Hal ini berbeda dengan kisah Firaun yang mengaku Tuhan tetapi dijelaskan dalam Al-Qur'an. Para ulama tafsir berpandangan bahwa kisah Firaun tercatat dalam kitab suci karena peristiwanya telah berlalu dan dustanya bisa menjadi pelajaran bagi muslim yang beriman dan berakal.

Lain halnya dengan Dajjal karena peristiwanya belum terjadi. Dengan begitu, Allah SWT tidak menyebutkan namanya dalam Al-Qur'an sebagai penghinaan terhadap dirinya.

Wallahu a'lam.




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads