Santri Ponpes Sidoarjo Tetap Salat Berjamaah di Tengah Impitan Beton

Santri Ponpes Sidoarjo Tetap Salat Berjamaah di Tengah Impitan Beton

Aprilia Devi - detikHikmah
Jumat, 03 Okt 2025 17:00 WIB
Tim SAR Gabungan mencari korban terjebak di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Senin (29/9/2025).
Tim SAR Gabungan mencari korban terjebak di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Senin (29/9/2025). Foto: Suparno
Jakarta -

Di bawah reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, Syahlendra Haical atau Haikal mendengar suara seseorang mengimami salat. Ia pun mengajak teman di dekatnya untuk ikut salat berjamaah.

Haikal adalah salah satu korban selamat yang berhasil dievakuasi pada Rabu (1/10/2025). Ia bertahan di bawah reruntuhan bangunan selama dua hari, hanya bisa berbaring karena tubuhnya terjepit puing beton.

"Ayo salat, ayo salat," kata Haikal menirukan kalimat ajakannya pada teman, menceritakan pengalamannya saat dijenguk Senator DPD RI asal Jatim, Lia Istifhama, Kamis (2/10/2025), dilansir detikJatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Waktu itu adalah salat Isya. Keesokan harinya saat Subuh tiba, anak 13 tahun itu kembali memanggil-manggil temannya untuk salat berjamaah. Namun, ajakannya tak lagi mendapat sahutan hingga akhirnya ia menyadari temannya sudah meninggal dunia.

Senator DPD RI asal Jatim Lia Istifhama didampingi Dwi Ajeng saat menjenguk Haikal di RSUD SidoarjoSenator DPD RI asal Jatim Lia Istifhama didampingi Dwi Ajeng saat menjenguk Haikal di RSUD Sidoarjo Foto: Dok. Istimewa

Sang ibu, Dwi Ajeng, turut menceritakan bagaimana anaknya tetap mengerjakan salat bahkan mengajak temannya, meski dalam kondisi sempit.

"Haikal itu cerita gini, salat Isya dia masih sempat ngajak temannya, jadi pukul-pukul temannya masih menyahuti. Ternyata di sela-sela mereka ada yang mengimami tapi tidak tahu siapa," ujar Ajeng.

"Subuh tadi, dia ngajak temannya salat lagi dan tetap mengajak komunikasi sama temannya. Subuh tadi temannya yang di sebelahnya, dipukul Haikal, ditepuk-tepuk gini, ayo salat ayo salat tapi sudah tidak ada sahutan," imbuhnya.

Sebagai orang tua, Ajeng bersyukur atas keimanan anaknya. "Bayangkan, di tengah kegelapan dan puing yang menindih, anak saya masih ingat salat. Itu yang membuat saya tak berhenti bersyukur sekaligus menangis," ucapnya dengan suara bergetar.

Petugas menemukan Haikal tak jauh dari posisi temannya yang meninggal dalam keadaan sujud. Ia menjadi korban ke-13 yang berhasil dikeluarkan dari puing. Haikal lalu mendapat perawatan di RSUD Notopuro Sidoarjo.

Selengkapnya baca di sini.




(kri/inf)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads