MHM Pimpinan Grand Syekh Al Azhar Sampaikan Duka atas Musibah di Ponpes Al Khoziny

MHM Pimpinan Grand Syekh Al Azhar Sampaikan Duka atas Musibah di Ponpes Al Khoziny

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Kamis, 02 Okt 2025 10:09 WIB
Grand Syekh Al Azhar, Imam Akbar Prof. Dr. Ahmed el-Tayeb (Foto:
Grand Syekh Al Azhar, Imam Akbar Prof. Dr. Ahmed el-Tayeb (Foto: Foto: Dokumentasi Majelis Hukama Muslimin)
Jakarta -

Majelis Hukama Muslimin (MHM) menyampaikan duka yang mendalam atas musibah runtuhnya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Badan internasional yang dipimpin oleh Grand Syekh Al Azhar Imam Akbar Prof Dr Ahmed el-Tayeb itu menyatakan solidaritasnya kepada Republik Indonesia kepada para korban.

Peristiwa tersebut menimbulkan sejumlah korban meninggal dan dan luka-luka, bahkan masih ada beberapa santri yang terjebak di bawah reruntuhan. MHM menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada pimpinan dan rakyat Indonesia, serta kepada keluarga korban dari insiden yang memilukan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"MHM mendoakan semoga Allah SWT mengampuni para santri yang meninggal dan menganugerahkan mereka kedamaian abadi di surga. MHM juga mendoakan keluarga dan orang-orang terkasih dari para korban diberikan kesabaran dan penghiburan." demikian bunyi pernyataan MHM dalam rilis yang diterima detikHikmah, Kamis (2/10/2025).

Selain itu, MHM berharap agar upaya penyelamatan para santri yang masih terjebak dalam reruntuhan berjalan dengan lancar dan para korban dapat segera pulih.

ADVERTISEMENT

Dilansir dari detikJatim, belum bisa dipastikan berapa total santri yang berada di musala ketika insiden pada Senin (29/9/2025) waktu Ashar itu terjadi. Salah seorang santri menyebut ada 100-an santri yang tengah mengerjakan salat berjamaah di sana.

BNPB melaporkan korban meninggal dunia akibat banguan ambruk di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur menjadi lima orang. Tim SAR gabungan tengah mengevakuasi lima korban selamat, tapi satu di antaranya dalam keadaan kritis.

"Data sementara yang dimutakhirkan per Rabu (1/10) pukul 23.00 WIB, ada sebanyak 59 orang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. Angka tersebut diperoleh dari daftar absensi yang dirilis oleh pihak pondok pesantren, termasuk dari laporan kehilangan pihak keluarga korban," kata Kepala Pusat Data Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, dikutip dari laporan detikNews.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dinamika data bisa berubah karena berbagai hal, seperti nama-nama yang sebenarnya selamat atau tidak.

"Adapun dinamika data yang berubah disebabkan dari berbagai hal, seperti nama-nama yang sebenarnya selamat atau tidak berada di tempat kejadian perkara saat insiden terjadi tidak melaporkan diri," ujar Abdul.

Hingga pukul 22.00 WIB kemarin, lima orang bisa dievakuasi dalam kondisi masih hidup. Namun satu orang dalam keadaan kritis dan memerlukan penanganan medis khusus. Seluruh korban itu dibawa ke RSUD Sidoarjo.




(aeb/erd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads