Pada hari perhitungan amal, terdapat sejumlah golongan yang paling merugi. Ketika yaumul hisab berlangsung, masing-masing manusia akan ditimbang amalnya.
Mereka yang mengalami kerugian besar saat dihisab pada hari kiamat disebutkan dalam sebuah riwayat yang dinukil dari Min A'lam As-Salaf tulisan Syaikh Ahmad Farid terjemahan Masturi Irham dan Asmu'i Tman dalam kitab Hilyah Al-Auliya. Sebagaimana diketahui, kiamat merupakan hari kehancuran seluruh alam semesta.
Allah SWT berfirman dalam surah Taha ayat 15,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
اِنَّ السَّا عَةَ اٰتِيَـةٌ اَكَا دُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍ بِۢمَا تَسْعٰى
Artinya: "Sungguh, hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan."
Golongan yang Paling Merugi pada Hari Perhitungan Amal
Mengacu pada sumber yang sama, Ibrahim bin Al-Asy'ats menyebut sejumlah golongan yang paling merugi pada hari kiamat. Berikut bunyi riwayatnya,
"Sufyan bin 'Uyainah telah memberitahukan kepada kami dengan berkata, "Telah dikatakan bahwasanya manusia yang paling rugi di hari kiamat adalah tiga kelompok manusia.
Pertama; Seorang lelaki yang mempunyai budak, sedangkan besok di hari kiamat, amal kebaikan budak tersebut lebih banyak daripada amalnya.
Kedua; Seseorang yang memiliki harta, namun tidak mau bershadaqah sedikit pun sampai ia meninggal. Kemudian harta tersebut diwarisi yang lain dan harta itu kemudian dishadaqahkan.
Ketiga; Seorang ulama yang ilmunya tidak bermanfaat baginya, akan tetapi dengan diajarkannya kepada orang lain, sedang orang lain itu dapat mengambil manfaat dari ilmu tersebut."
Masih dari sumber yang sama, Wahbah Az Zuhaili melalui At Tafsiirul-Munir Fil 'Aqidah wasy-Syarii'ah wal Manhaj menyebut orang yang paling merugi ketika kiamat merupakan mereka yang amal perbuatannya sia-sia saat di dunia. Semasa hidupnya, mereka mengira apa yang dilakukannya dalam menyembah selain Allah SWT adalah perbuatan baik.
Orang yang Paling Merugi dalam Surah Al Kahfi Ayat 103-104
Menurut buku Taat tapi Menderita Namun Maksiat Malah Bahagia yang ditulis Ahmad Fajri, turut disebutkan terkait orang yang merugi dalam surah Al Kahfi ayat 103-104,
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِٱلْأَخْسَرِينَ أَعْمَٰلًا ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Artinya: "Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya."
Diterangkan dalam Tafsir Kemenag RI ayat di atas menjelaskan perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatakan pada orang-orang yang membantahnya di antara ahli-ahli kitab yaitu Yahudi dan Nasrani.
"Maukah kamu diberi tahu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya yaitu orang-orang yang telah bersusah payah mengerjakan suatu perbuatan yang dengan perbuatan itu ia mengharap pahala dan karunia, tetapi yang mereka peroleh hanyalah malapetaka dan kebinasaan, seperti orang-orang yang telah membeli barang denga mengharapkan keuntungan, tetapi yang diperolehnya hanyalah kerugian belaka." tulis tafsir tersebut.
Kemudian pada ayat ke-104 ditafsirkan bahwa orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam menghimpun kebaikan di dunia, mereka melakukan perbuatan yang bertentangan dengan perbuatan yang diridai Allah dan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.
"Kemudian ternyata mereka telah berbuat keliru dan menempuh jalan yang sesat sehingga amal perbuatan yang telah mereka kerjakan itu tidak memberi manfaat sedikit pun bagaikan debu yang terbang habis dihembus angin." lanjut tafsir tersebut.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Kemenhaj Rombak Sistem Antrean Haji, Tak Ada Lagi Masa Tunggu 48 Tahun
Antrean Haji Tiap Daerah Akan Dipukul Rata 26-27 Tahun
Jumlah Santri Sidoarjo Meninggal Akibat Musala Ponpes Ambruk