Isu Palestina masih menjadi perhatian utama dunia. Perang di Gaza yang sudah berlangsung lama membuat banyak pihak terus mencari jalan keluar agar perdamaian bisa terwujud. Salah satu gagasan yang kembali menguat adalah solusi dua negara, yaitu berdirinya Palestina berdampingan dengan Israel.
Dalam upaya ini, Arab Saudi dan Prancis mengambil peran penting. Keduanya berusaha menggalang dukungan internasional dan menyiapkan langkah-langkah baru agar rencana tersebut bisa dijalankan.
Menurut laporan Arab News yang mengutip Saudi Press Agency (SPA), Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) melakukan panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Sabtu (20/9) kemarin. Dalam pembicaraan itu, keduanya membahas hasil konferensi internasional mengenai penyelesaian konflik Palestina melalui jalur damai. Konferensi ini dipimpin bersama oleh Arab Saudi dan Prancis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembicaraan itu juga menyinggung persiapan menuju pertemuan tingkat tinggi yang akan digelar pada 22 September esok. Pertemuan tersebut diharapkan menjadi langkah lanjutan untuk mengakhiri perang di Gaza dan membuka jalan bagi terbentuknya negara Palestina.
Selain itu, MBS dan Macron menyoroti Deklarasi New York yang telah disahkan dalam konferensi sebelumnya. Deklarasi ini mendapat dukungan besar dalam Sidang Umum PBB. Mereka menekankan bahwa semakin banyak negara menyatakan dukungan terhadap pengakuan Palestina, yang menunjukkan adanya kesepakatan luas di tingkat global.
Macron Siap Akui Palestina di Sidang Umum PBB
Dari sisi Prancis, Emmanuel Macron kembali menegaskan posisinya. Seperti dilaporkan The New York Times pada Sabtu (20/9), ia menyatakan akan secara resmi mengakui negara Palestina saat Sidang Umum PBB pekan depan. Langkah ini merupakan bagian dari dorongan diplomatik yang ia jalankan bersama Arab Saudi selama enam bulan terakhir.
Rencana itu dikenal dengan nama Deklarasi New York, yang memuat 42 poin berisi langkah-langkah setelah perang Gaza berakhir. Poin-poin tersebut mencakup pembangunan kembali Gaza, dorongan gencatan senjata, hingga tahapan menuju solusi dua negara. Hingga saat ini, 142 negara telah mendukung rencana tersebut.
Sejak pengumuman Macron pada Juli lalu, beberapa negara ikut menyatakan hal serupa. Kanada dan Inggris termasuk di antaranya, bahkan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer disebut akan mengumumkan pengakuan resmi pada akhir pekan ini. Beberapa negara lain dijadwalkan memberikan pernyataan resmi dalam pertemuan di PBB sehari sebelum Sidang Umum dimulai.
Meski dukungan internasional terus bertambah, hambatan tetap ada. Rencana ini belum mendapat persetujuan dari Israel maupun Amerika Serikat. Sejumlah pengamat menilai tanpa keterlibatan dua pihak tersebut, peluang tercapainya kesepakatan akan sangat kecil.
Namun, bagi negara-negara Arab, sikap Prancis dianggap penting. Selain karena hubungan historisnya dengan Israel, Prancis juga memiliki posisi khusus sebagai negara dengan kursi tetap di Dewan Keamanan PBB. Hal ini membuat pengakuan Prancis punya bobot politik lebih besar dibandingkan negara lain.
Di sisi lain, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyatakan kesiapan untuk melakukan reformasi. Ia berjanji menggelar pemilu pada 2026, membebaskan sandera, dan memperbarui kurikulum pendidikan. Langkah ini diharapkan bisa mengurangi kekhawatiran Israel sekaligus memperkuat posisi Palestina dalam proses perdamaian.
(inf/erd)
Komentar Terbanyak
Ribuan Orang Teken Petisi Copot Gus Yahya dari MWA UI
142 Negara PBB Setuju Palestina Merdeka tapi Gaza Terus Digempur Israel
KTT Darurat Arab-Islam di Doha Kecam Serangan Israel, Hasilkan 25 Poin Komunike