Menteri Agama Nasaruddin Umar mengingatkan pentingnya peran masjid sebagai pusat spiritual bagi umat Islam. Ia menekankan, hati manusia akan gersang tanpa adanya tempat-tempat suci, termasuk masjid.
Hal itu disampaikan Nasaruddin saat menghadiri acara Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara yang digelar Jatma Aswaja di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (10/08/2025) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sambutannya, Nasaruddin mengibaratkan masjid sebagai 'rumah Allah' yang memiliki keistimewaan luar biasa. Ia bahkan membandingkan keutamaannya dengan Ka'bah.
"Kita membutuhkan Ka'bah karena di situ adalah pusat yang sangat sakral. 100 ribu kali lebih utama kalau kita salat di hadapannya," ujar Nasaruddin.
"27 kali lebih banyak pahalanya kalau kita salat berjamaah di masjid daripada sendirian di rumah," lanjutnya.
Menurut Nasaruddin, sakralnya sebuah tempat ibadah tidak hanya berlaku bagi umat Islam, tetapi juga bagi semua agama. Oleh karena itu, ia mengajak umat Islam untuk mensakralkan masjid sebagai pusat ibadah dan penyelesaian masalah.
"Mari kita mensakralkan masjid ini. Tahiyat masjid sebelum duduk itu satu bukti kita akan mensakralkan masjid ini," jelasnya.
Nasaruddin juga mengajak umat Islam untuk menjadikan masjid sebagai tempat menumpahkan segala kekecewaan dan masalah hidup. Ia mengingatkan, mencari jalan keluar di tempat maksiat justru hanya akan menambah penderitaan.
"Jangan menumpahkan di tempat-tempat maksiat, itu akan semakin menyiksa dirinya sendiri. Mari kita luapkan di dalam masjid, di rumah Allah SWT. ini," pesannya.
"Jangan menyelesaikan sendiri persoalan kita. Mari kita hadapkan diri kita di hadapan Allah, terutama di masjid," imbuhnya.
Di akhir sambutannya, Nasaruddin menegaskan bahwa masjid adalah tempat yang "tembus langit," di mana setiap doa yang dipanjatkan memiliki peluang besar untuk dikabulkan. Ia meyakini, setelah beribadah dan berdoa di masjid, umat akan merasa lega dan beban hidupnya diringankan.
"Insyaallah apapun yang kita akan mohon kepada Allah, itu akan dikabulkan," pungkasnya.
Seperti diketahui, acara zikir kebangsaan ini dihadiri oleh 50 ribu jamaah dari berbagai kota di Nusantara. Sekretaris Jenderal Jatma Aswaja, KH. Helmy Faishal Zaini, menyebut momentum ini bukan sekadar perayaan, melainkan penguatan komitmen nasionalisme yang berakar pada nilai-nilai
agama.
"Tak bisa dipisahkan antara nasionalisme dan agama. Cinta Tanah Air itu bagian dari perintah agama. Di Masjid bersejarah ini, simbol toleransi, kita menyaksikan sejarah baru: ikrar bela negara yang diikuti lintas agama," ujar Helmy.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Rekening Isi Uang Yayasan Diblokir PPATK, Ketua MUI: Kebijakan yang Tak Bijak
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan