Nomor Ayat Surat Al-Hujurat tentang Keragaman Manusia

Nomor Ayat Surat Al-Hujurat tentang Keragaman Manusia

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 09 Agu 2025 08:00 WIB
Ilustrasi pria muslim sedang membaca Al-Quran
Ilustrasi membaca Al-Qur'an (Foto: Getty Images/cihatatceken)
Jakarta -

Salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang menekankan pentingnya menghargai perbedaan dan keberagaman antar manusia terdapat dalam surat Al-Hujurat. Ayat ini mengajarkan bahwa keragaman suku, bangsa, dan asal-usul merupakan bagian dari kehendak Allah agar manusia saling mengenal, bukan saling merendahkan.

Nomor ayat dari surat Al-Hujurat yang berisi tentang keragaman manusia adalah ayat ke-13. Dalam ayat ini ditegaskan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah tidak ditentukan oleh keturunan atau status sosial, melainkan oleh tingkat ketakwaannya.

Bacaan Surat Al-Hujurat Ayat 13 tentang Keragaman Manusia

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ayat Al-Quran yang membahas tentang keragaman manusia yang bersuku-suku tertulis dalam surat Al-Hujuran ayat 13. Berikut ini adalah bacaan surat Al-Hujurat ayat 13.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ - 13

Latin: Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ūbaw wa qabā'ila lita'ārafū, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr(un).

ADVERTISEMENT

Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti."

Makna Ayat tentang Keragaman Manusia

Dikutip dari Tafsir Tahlili dalam laman Kementerian Agama RI, surat Al-Hujurat ayat 13 memuat ajaran etika dalam menghadapi perbedaan suku, bangsa, hingga warna kulit antar manusia.

Ayat ini menegaskan bahwa perbedaan yang ada merupakan kehendak Allah agar manusia saling mengenal dan bekerja sama, bukan untuk saling merendahkan.

Allah SWT menciptakan umat manusia dalam keberagaman, baik dari segi keturunan, status sosial, hingga kekayaan dengan tujuan agar tercipta hubungan yang saling mengenal dan menghormati. Namun, dalam kenyataannya, banyak yang justru merasa lebih unggul dari kelompok lain.

Dalam pandangan Allah, ukuran kemuliaan seseorang bukan berdasarkan latar belakang duniawi, melainkan ketakwaannya. Orang yang paling mulia menurut Allah SWT adalah yang paling bertakwa di antara mereka.

Hal ini ditegaskan pula dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Tirmidzi dari Ibnu Umar. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa manusia terbagi menjadi dua golongan, yaitu mereka yang bertakwa dan berbuat baik yang mulia di sisi Allah, serta mereka yang durhaka dan celaka yang hina di sisi-Nya.

Asbabun Nuzul Surat Al-Hujurat ayat 13

Masih mengutip dari Tafsir Tahlili Kemenag, terdapat sebuah peristiwa yang menjadi latar belakang turunnya surat Al-Hujurat ayat 13, yakni kisah sahabat Nabi bernama Abu Hindin.

Ia dikenal sebagai seorang hamba sahaya yang sangat menghormati Rasulullah SAW. Suatu ketika, Rasulullah menyarankan kepada bani Bayadah agar menikahkan salah satu perempuan dari suku mereka dengan Abu Hindin.

Namun sebagian dari mereka menolak dan merendahkan dengan berkata, "Apakah pantas kami menikahkan putri-putri kami dengan seorang budak?"

Sebagai respons atas sikap meremehkan tersebut, Allah SWT menurunkan ayat ini untuk mengingatkan bahwa manusia tidak sepatutnya merendahkan orang lain hanya karena status sosial atau kedudukan.

Selain itu, riwayat lain menyebutkan bahwa ayat ini juga berkaitan dengan peristiwa Fathul Makkah pada tahun ke-8 Hijriah. Saat itu, Nabi Muhammad SAW memerintahkan Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan di atas Ka'bah sebagai seruan salat. Namun, beberapa orang mencibir karena latar belakang Bilal sebagai mantan budak dan warna kulitnya yang hitam.

Salah satu dari mereka bahkan berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah mewafatkan ayahku sehingga tidak perlu menyaksikan hari ini," dan yang lain mengejek, "Muhammad tidak menemukan selain burung gagak hitam ini untuk mengumandangkan azan."

Atas hinaan tersebut, Malaikat Jibril segera menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan kemudian turunlah ayat ini sebagai teguran keras agar manusia tidak bersikap sombong atau menghina orang lain hanya karena faktor keturunan, jabatan, atau harta benda.

Wallahu a'lam




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads