Kalimat istighfar adalah salah satu bentuk dzikir paling utama dalam Islam. Umat Islam dianjurkan untuk mengucapkannya setiap saat sebagai bentuk permohonan ampun kepada Allah SWT.
Sebagian muslim terkadang mengucap kalimat istighfar "Astaghfirullah" sementara sebagian lainnya mengucap "Astaghfirullahaladzim." Mana kalimat yang benar dan tepat?
Kedua lafal ini memang sering digunakan secara bergantian dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, apakah keduanya sama?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenal Kalimat Istighfar
Dikutip dari buku Istighfar karya Hafidz Muftisany, istighfar merupakan salah satu bagian dari dzikir atau mengingat Allah SWT dengan kalimat astaghfirullah.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Seluruh umatku diampuni (dosanya) kecuali mujahirun (orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan termasuk bentuk mujaharah (terang-terangan dalam berbuat dosa) ialah seseorang yang berbuat dosa pada malam hari, kemudian pada pagi hari dosanya telah ditutup Allah, (namun) ia berkata, 'Wahai Fulan, semalam aku telah melakukan seperti ini dan ini (menceritakan dosanya)'. Padahal ketika ia tidur (pada malam hari), Allah telah menutupi perbuatannya, tetapi pada pagi harinya ia membuka kembali dosa yang telah ditutup oleh Allah tersebut." (HR Bukhari dan Muslim)
Merujuk buku Ya Allah, Mudahkan Rezeki dan Jodohku! karya Ustadz Ahmad Sobiriyanto bacaan istighfar menjadi sarana untuk meraih ampunan Allah SWT. Umat Islam zaman dulu amat gemar membaca istighfar sebagaimana yang dipraktikkan oleh Rasulullah SAW.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali." (HR Bukhari)
Al-Aghar al-Muzanni RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak 100 kali." (HR Muslim)
Dua hadits tersebut menegaskan bahwa Rasulullah SAW mengamalkan dzikir istighfar dalam setiap harinya.
Bacaan Astaghfirullah dan Astaghfirullahaladzim
1. Astaghfirullah
Kalimat "Astaghfirullah" (Ψ£Ψ³ΨͺΨΊΩΨ± Ψ§ΩΩΩ) secara harfiah berarti: "Aku memohon ampun kepada Allah."
Ini adalah bentuk istighfar singkat yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW dan sangat sering diucapkan dalam berbagai momen, termasuk setelah sholat.
Dalam hadits yang diriwayatkan Tsauban, ia berkata, "Jika Rasulullah SAW selesai sholat beliau beristighfar tiga kali, lalu membaca Allahumma antas salam wa minkas salam tabarokta ya dzal jalali wal ikrom." Al-Walid (salah satu perawi hadits) bertanya kepada al-Auza'i, "Bagaimanakah istighfar beliau?" "Astaghfirullah, astaghfirullah," jawab Al-Auza'i. (HR Muslim)
2. Astaghfirullahaladzim
Kalimat "Astaghfirullahaladzim" (Ψ£Ψ³ΨͺΨΊΩΨ± Ψ§ΩΩΩ Ψ§ΩΨΉΨΈΩΩ ) memiliki arti: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."
Dikutip dari buku Shihab dan Shihab Edisi Ramadhan karya Quraish Shihab, kalimat astaghfirullahaladzim, selain memohon ampun, terdapat kata tambahan Al Adzim yang merupakan sifat Allah SWT dan memiliki arti "yang Maha Agung". Kalimat ini menunjukkan pengagungan terhadap kebesaran Allah SWT dalam permohonan ampunan kita.
Dalam hadits dijelaskan, "Siapa mengucapkan "Astaghfirullahal azhim alladzi la ilaha illah huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaih" niscaya akan diampuni walaupun lari dari medan perang." (HR Tirmidzi)
Apakah Keduanya Benar?
Ya, kedua lafal istighfar tersebut sama-sama benar dan sah diucapkan. Perbedaan hanya terletak pada panjang pendeknya kalimat dan penekanan makna. Keduanya sama-sama menunjukkan permohonan ampun kepada Allah SWT.
Kedua kalimat istighfar tersebut dapat dibaca kapan saja, baik dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring, saat berkendara, setelah sholat atau menjelang tidur. Tidak ada waktu khusus yang membatasi kita untuk beristighfar.
Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Demi Allah, sungguh aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali." (HR Bukhari)
Padahal, beliau adalah manusia yang ma'shum (terjaga dari dosa).
Kalimat "Astaghfirullah" dan "Astaghfirullahaladzim" keduanya benar, sah, dan sama-sama dianjurkan dalam Islam. Meskipun berbeda lafal, mereka memiliki makna yang sama, yaitu memohon ampunan kepada Allah, dengan "Al-Adzim" menambahkan sifat agung Allah SWT dalam doa.
(dvs/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!