Istighfar bukan sekadar ucapan memohon ampun, melainkan sebuah amalan penuh makna yang mampu membuka pintu keberkahan dalam hidup. Rasulullah SAW sebagai tauladan muslim, tetap rutin membaca istighfar sebanyak 100 kali setiap harinya.
Kebiasaan ini bukan tanpa alasan. Di balik istighfar, tersimpan keutamaan besar yang bisa membawa ketenangan, kelapangan rezeki, dan penghapus dosa.
Rasulullah SAW Membaca Istighfar 100 Kali
Setiap manusia tidak lepas dari perbuatan dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, sudah semestinya kita senantiasa bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disadur dari buku Didiklah Anakmu Ala Rasulullah oleh Ukasyah Habibu Ahmad, Istighfar berasal dari kata dasar ghafara, yang maknanya adalah menutupi. Maka, secara istilah, istighfar berarti memohon ampun kepada Allah yang Maha Pengampun.
Allah SWT adalah satu-satunya yang memiliki kuasa untuk mengampuni karena Dia memiliki sifat ghafir, ghaffar, dan ghafur, yang termasuk dalam asmaul husna, dan semuanya berasal dari kata ghafara.
Setiap kali mengucapkan astaghfirullahal 'azhim, kita sedang memohon kepada Allah agar diampuni dosa, dimaafkan kesalahan, dan ditutupi aib kita sesuai dengan makna dasar kata ghafara. Seperti firman-Nya:
"Maka, bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya, Dia adalah Maha Penerima taubat." (QS. an-Nashr [110]: 3)
Nabi SAW menjadi sosok yang paling banyak beristighfar dan bertobat kepada Allah. Para sahabat pun sering kali mendengar beliau memohon ampun lebih dari seratus kali dalam satu kali duduk.
Beberapa hadits menyebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak hanya bertobat, tetapi juga memohon ampun lebih dari 70-100 kali dalam sehari. Dosen Fakultas Ushluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya, Muktafi, dalam laman kampus tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW senantiasa beristighfar sebanyak 100 kali dalam sehari semalam, sebagai wujud ketaatannya.
Dari Ibnu Umar RA, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Wahai manusia, bertobatlah kalian kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya aku (sendiri) bertobat kepada-Nya sebanyak 100 kali dalam sehari." (HR Ahmad [4/211] dan Muslim [2702])
Sebagai umat beliau, yang jauh dari sifat ma'shûm (terpelihara dari dosa) dan sering melakukan kesalahan, tentu kita patut merasa malu. Rasul SAW yang telah diampuni dosanya saja begitu rajin bertobat, apalagi kita sebagai manusia biasa.
Cara yang sederhana bisa dimulai dengan meniru bacaan istighfar yang diajarkan oleh Nabi SAW. Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menyebutkan lafal istighfar yang diamalkan Nabi SAW setiap hari, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA dalam kitab Sunan Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah.
Ibnu Umar RA menyampaikan bahwa Rasulullah SAW membaca istighfar sebanyak 100 kali dalam sehari dengan bacaan berikut:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Arab-Latin: Raabbighfir lii watub 'alayya, innaka antat tawwaabur rahiim.
Artinya: "Ya Allah Tuhanku, ampunilah aku dan berikanlah tobat atasku, sungguh Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengasih."
Imam Tirmidzi menyatakan bahwa hadits ini hasan.
Adapun bacaan istighfar yang dianjurkan oleh Dosen UINSA Surabaya yakni disebut dengan sayyidul istighfar sebagai berikut:
اللهم انت ربي لااله الا انت خلقتنى واناعبدك واناعلى عهدك ووعدك مااستطعت اعوذ بك من شرماصنعت ابوء لك بنعمتك علي وابوء بذنبى فاغفرلي فانه لايغفرالذنوب الا انت
Arab-Latin: Allahumma anta rabbi, la ilaha illa anta, khalaqnani, wa ana abduka, wa ana ala ahdika wa wa'dika mastathoktu, audzu bika min syarri ma shona'tu, abu'u laka binikmatika alayya, wa abu'u bidzanbi, faghfirli fainnahu la yaghfirudzdzuba illa anta.
Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hambaMu, dan aku di atas ikatan janjiMu (yaitu selalu menjalankan amal ketaatan kepadaMu) dengan semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari segala kejahatan yang aku perbuat. Aku mengakui atas nikmatMu terhadap diriku, dan aku mengakui dosaku padaMu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang bisa mengampuni segala dosa kecuali Engkau." (HR Bukhari)
Sebab, dikatakan salah satu bentuk istighfar yang paling utama adalah Sayyidul Istighfar. Keutamaannya sangat besar, yakni jika seseorang membacanya dan kemudian meninggal dunia, maka ia akan wafat dalam keadaan husnul khatimah dan dosanya diampuni.
Keutamaan Membaca Istighfar
Tak sulit untuk mengikuti sunnah Rasul tersebut. Terlebih Istighfar dapat dibaca kapan saja dan dalam kondisi apa pun baik saat duduk, berdiri, berbaring, menghadap kiblat maupun tidak.
Meski demikian, jika memungkinkan, dianjurkan untuk menghadap kiblat dalam keadaan normal. Bahkan dalam kondisi berhadas atau junub pun, istighfar tetap diperbolehkan tanpa dianggap makruh, karena termasuk dalam kategori dzikir.
Sementara dzikir dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, kecuali di tempat-tempat yang dilarang seperti di dalam toilet. Namun, waktu istighfar yang terbaik adalah di waktu sahur (sepertiga malam terakhir) berdasarkan ayat al-Qur'an surat Ali Imron ayat 17:
ٱلَّذِینَ یَقُولُونَ رَبَّنَاۤ إِنَّنَاۤ ءَامَنَّا فَٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ٱلصَّـٰبِرِینَ وَٱلصَّـٰدِقِینَ وَٱلۡقَـٰنِتِینَ وَٱلۡمُنفِقِینَ وَٱلۡمُسۡتَغۡفِرِینَ بِٱلۡأَسۡحَارِ
Artinya: "Yaitu orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari adzab neraka, (juga) orang-orang yang sabar , orang yang benar, orang yang taat, orang yang meninfakkan hartanya dan orang-orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar (sahur)."
Melakukan istighfar bukan hanya sekadar ritual, tetapi merupakan amalan yang sangat dianjurkan, karena dengan istighfar dosa-dosa akan diampuni oleh Allah SWT.
Sayyidah Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda kepadanya:
"Nabi SAW bersabda kepadaku, 'Apabila engkau melakukan sebuah dosa, mohon ampunlah kepada Allah SWT dan segera bertobatlah kepada-Nya. Niscaya akan diterima serta engkau akan diampuni dari dosa tersebut.'" (HR Nasa'i)
Selain menghapus dosa, istighfar juga memiliki keutamaan lain. Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Siapa saja yang memperbanyak istighfar, niscaya Allah SWT akan memberikan jalan keluar dari setiap permasalah, melapangkan kesempitannya, dan memberikan rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka." (HR Abu Dawud dan Nasa'i)
Berikut keutamaan membaca istighfar, dirangkum dari buku Selalu Ada Jawaban Selama Mengikuti Akhlak Rasulullah oleh Dr Muhbib Abdul Wahab, MA:
1. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT
Orang yang senantiasa beristighfar menunjukkan bahwa dirinya selalu sadar dan teguh hati dalam mengingat serta mendekat kepada Allah SWT. Istighfar menjadi pintu masuk untuk meraih kasih sayang-Nya. Siapa yang mengingat Allah, maka ia pun akan diingat oleh-Nya, sehingga permohonannya akan dikabulkan.
"Karena itu, ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu; dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al-Baqarah: 152)
2. Dimudahkan dalam Segala Urusan
Istighfar adalah kekuatan spiritual yang sangat dahsyat bagi setiap Muslim yang yakin akan keagungan dan kasih sayang Allah. Maka, di tengah persoalan hidup yang semakin kompleks, perbanyaklah istighfar agar Allah memberikan jalan keluar terbaik.
Istighfar bukan hanya permohonan ampun, melainkan juga cara untuk menyerahkan segala urusan kepada Allah dengan penuh harap akan pertolongan dan ampunan-Nya. Rasulullah SAW memberikan jaminan bahwa orang yang membiasakan istighfar akan mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.
Ampunan Allah menjadi awal terbukanya berbagai karunia dari langit yang melimpah. Seperti sabda Nabi SAW:
"Barangsiapa membiasakan istighfar maka Allah selalu memberikan jalan keluar bagi setiap kesempitan hidupnya, memberikan kemudahan bagi setiap kesulitannya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka." (HR. Abu Daud)
3. Terhindar dari Murka dan Azab Allah
Amalan ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai sarana penghapus dosa, penutup kekurangan dalam ibadah, serta bentuk permohonan ampun atas perbuatan sia-sia maupun yang melanggar syariat.
Istighfar menjauhkan seseorang dari kemurkaan dan siksa Allah. Bahkan, Allah murka terhadap mereka yang enggan memohon ampun. Ampunan dari Allah adalah tanda lenyapnya murka-Nya terhadap seorang hamba.
Jika Allah tidak murka, berarti Dia mencintai hamba tersebut, dan siapa yang dicintai-Nya akan diberi segala yang diminta.
"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedanqkan kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun." (QS. Al-Anfal: 33)
4. Perisai dari Godaan Setan
Istighfar adalah amalan yang sangat efektif untuk menghindari bisikan dan rayuan setan. Bila seorang Muslim beristighfar dengan tulus dan khusyuk, maka setan akan menjauh dan hatinya menjadi lebih bersih. Ibnul Qayyim Al-Jauzi berkata:
"Setan atau iblis membinasakan anak Adam dengan (merayunya agar) berbuat dosa, akan tetapi mereka membinasakannya dengan beristighfar dan mengucapkan lâ ilâha illallâh."
5. Mengikuti Amalan Para Nabi dan Rasul
Para nabi dan rasul tidak pernah meninggalkan istighfar, meskipun mereka maksum. Seperti dalam ayat Quran berikut:
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan menyayangi kami niscaya kami tergolong orang-orang yang merugi." (QS Al-A'raf: 23)
Nabi Yunus AS yang ditelan oleh ikan besar dalam tiga lapis kegelapan akhirnya diselamatkan oleh Allah karena terus bermunajat dan beristighfar.
"Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, 'Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau.
Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim'" (QS. Al-Anbiya: 87)
"Maka Kami kabulkan (do)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan, demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman." (QS. Al-Anbiya': 88)
Nah, itulah tadi lafal istighfar dan keutamannya. Sebab tidak ada manusia yang luput dari dosa, sehingga istighfar menjadi kebutuhan dan kewajiban kita agar Allah mengampuni kesalahan dan menutupi kekurangan kita. InsyaAllah.
(iws/iws)