Sholawat ini banyak dibawakan dalam berbagai majelis dzikir, peringatan Maulid Nabi SAW, hingga momen-momen istimewa seperti haul ulama. Sholawat ini bukan hanya indah secara lirik dan nada, tetapi juga sarat akan makna dan harapan akan syafaat Rasulullah SAW.
Asal-usul Sholawat Busyro Lana
Dalam jurnal Scribd berjudul Qosidah Busyro Lana oleh Albukhary, sholawat ini berasal dari tradisi qasidah atau syair pujian kepada Rasulullah SAW. Kata "Busyro" berarti "kabar gembira", dan "lana" berarti "bagi kami".
Sehingga secara umum, sholawat ini bermakna "kabar gembira bagi kami", yang merujuk kepada kehadiran Rasulullah SAW sebagai rahmat dan cahaya bagi seluruh alam.
Sholawat Busyrolana
Berikut lirik Busyrolana lengkap dengan Arab, Latin, dan artinya:
۞ بُشْرَی لَنَا نِلْنَاالْمُنَا
Busyro lana nilnal muna
"Kebahagiaan milik kami karena kami mendapat harapan."
زَالَ الْعَنَی وَفَاالْهَنَا
Zaalal a'naa wa fal hanaa
"Dan hilang sudah semua kesusahan lengkap sudah semua kebahagiaan."
وَالدَّهْرُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ
Waddahru anjaza wa'dahu
"Dan waktu sudah menepati janjinya."
وَالْبِشْرُ أَضْحَی مُعْلَنَا
Wal bisyru adhha mu'lanaa
"Dan kebahagiaan menampakan kemuliaan kami."
بُشْرَی لَنَا نِلْنَاالْمُنَا
Busyro lana nilnal muna
"Kebahagiaan milik kami karena kami mendapat harapan."
زَالَ الْعَنَی وَفَاالْهَنَا
Zaalal a'naa wa fal hanaa
"Dan hilang sudah semua kesusahan lengkap sudah semua kebahagiaan."
۞ يَا نَفْسُ طِيْبِي بِالِّلقَا
Ya nafsu thiibii billiqoo
"Wahai jiwa berbahagialah dengan pertemuan."
يَا عَيْنُ قَرِّي أَعْيُنَا
Ya a'ynu qorri aa'yunaa
"Wahai mata tenanglah tenanglah."
يَا نَفْسُ طِيْبِي بِالِّلقَا
Ya nafsu thiibii billiqoo
"Wahai jiwa berbahagialah dengan pertemuan."
يَا عَيْنُ قَرِّي أَعْيُنَا
Ya a'ynu qorri aa'yunaa
"Wahai mata tenanglah tenanglah."
هَذَا جَمَالُ الْمُصْطَفَی
Haza jamaalul Mustofa
"Inilah keindahan Mustofa (Nabi Muhammad) SAW."
أَنْوَارُهُ لَاحَتْ لَنَا
Anwaruhu laahat lana
"Cahayanya memancar menembus jiwa kami."
۞ بُشْرَی لَنَا نِلْنَاالْمُنَا
Busyro lana nilnal muna
"Kebahagiaan milik kami karena kami mendapat harapan."
زَالَ الْعَنَی وَفَاالْهَنَا
Zaalal a'naa wa fal hanaa
"Dan hilang sudah semua kesusahan lengkap sudah semua kebahagiaan."
وَالدَّهْرُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ
Waddahru anjaza wa'dahu
"Dan waktu sudah menepati janjinya."
وَالْبِشْرُ أَضْحَی مُعْلَنَا
Wal bisyru adhha mu'lanaa
"Dan kebahagiaan menampakan kemuliaan kami."
بُشْرَی لَنَا نِلْنَاالْمُنَا
Busyro lana nilnal muna
"Kebahagiaan milik kami karena kami mendapat harapan."
زَالَ الْعَنَی وَفَاالْهَنَا
Zaalal a'naa wa fal hanaa
"Dan hilang sudah semua kesusahan lengkap sudah semua kebahagiaan."
۞ صَلِّ وَسَلِّم يَاسَلَام
Sholli wa salla ya salaam
"Duhai Pemberi Keselamatan berikanlah sholawat dan salam."
عَلَي النَّبِي مَاحِي الظَّلَام
A'lan nabii maahiiz zolaam
"Kepada Nabi pengikis kegelapan."
صَلِّ وَسَلِّم يَاسَلَام
Sholli wa salla ya salaam
"Duhai Pemberi Keselamatan berikanlah sholawat dan salam."
عَلَي النَّبِي مَاحِي الظَّلَام
A'lan nabii maahiiz zolaam
"Kepada Nabi pengikis kegelapan."
وَلْأٰلِ وَالصَّحْبِ الْكِرَام
Wal aali was sohbil kiraam
"Juga kepada keluarga Nabi dan para sahabatnya yang mulia."
مَا أُنْشِدَتْ بُشْرَی لَنَا
Maa unsyidat busyraa lana
"Selama dinasyidkan 'busyra lana'."
۞ بُشْرَی لَنَا نِلْنَاالْمُنَا
Busyro lana nilnal muna
"Kebahagiaan milik kami karena kami mendapat harapan."
زَالَ الْعَنَی وَفَاالْهَنَا
Zaalal a'naa wa fal hanaa
"Dan hilang sudah semua kesusahan lengkap sudah semua kebahagiaan."
وَالدَّهْرُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ
Waddahru anjaza wa'dahu
"Dan waktu sudah menepati janjinya."
وَالْبِشْرُ أَضْحَی مُعْلَنَا
Wal bisyru adhha mu'lanaa
"Dan kebahagiaan menampakan kemuliaan kami."
بُشْرَی لَنَا نِلْنَاالْمُنَا
Busyro lana nilnal muna
"Kebahagiaan milik kami karena kami mendapat harapan."
زَالَ الْعَنَی وَفَاالْهَنَا
Zaalal a'naa wa fal hanaa
"Dan hilang sudah semua kesusahan lengkap sudah semua kebahagiaan."
(dvs/inf)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana