Niat Puasa Nazar Berikut Tata Cara Pengerjaannya

Niat Puasa Nazar Berikut Tata Cara Pengerjaannya

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 21 Apr 2025 15:30 WIB
Close-up of religious Muslim woman and her family praying before the meal at dining table on Ramadan.
Ilustrasi puasa nazar (Foto: Getty Images/Drazen Zigic)
Jakarta -

Dalam kehidupan seorang muslim, terkadang muncul keinginan untuk berjanji kepada Allah SWT sebagai bentuk ikhtiar atas hajat tertentu. Janji tersebut dikenal sebagai nazar, yaitu komitmen untuk melakukan suatu perbuatan baik jika keinginannya dikabulkan.

Seorang hamba yang baik adalah mereka yang menepati janji, baik kepada dirinya sendiri maupun kepada Allah SWT sebagai wujud ketaatan dan rasa syukur. Salah satu bentuk nazar yang sering dilakukan umat Islam adalah berpuasa.

Puasa nazar merupakan ibadah yang dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan janji kepada Allah SWT, yang sebelumnya bukan termasuk kewajiban. Lantas, bagaimana niat dan tata cara melakukan puasa nazar?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Niat Puasa Nazar

Menunaikan puasa nazar pada dasarnya serupa dengan menjalankan puasa-puasa lainnya, perbedaannya hanya terletak pada lafaz niatnya. Mengacu pada buku Kedahsyatan Puasa karya M. Syukron, berikut ini adalah bacaan niat untuk puasa nazar:

نَوَيْتُ صَوْمَ النَّذَرِ لِلّٰهِ تَعَالىَ

ADVERTISEMENT

Latin: Nawaitu shaumannadzri lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya berniat puasa nazar karena Allah ta'âlâ."

Niat tersebut bisa dibacakan oleh seorang muslim yang ingin menunaikan ibadah puasa nazar pada malam hari sebelum waktu puasa dimulai.

Tata Cara Puasa Nazar

Dalam bukunya Meraih Surga dengan Puasa, H. Herdiansyah Achmad, Lc. menjelaskan bahwa pelaksanaan puasa nazar pada dasarnya sama seperti puasa pada umumnya. Puasa ini dilakukan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari (waktu magrib), seperti puasa pada umumnya.

Perbedaan utama puasa nazar terletak pada niatnya yang disesuaikan dengan nazar yang diucapkan sebelumnya. Selama menjalankan puasa, seseorang harus menghindari hal-hal yang membatalkannya.

Waktu pelaksanaan puasa nazar boleh kapan saja. Namun, puasa ini tidak boleh dilakukan pada waktu-waktu yang diharamkan untuk berpuasa, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, hari tasyrik, serta saat haid dan nifas.

Hukum Puasa Nazar

Dirangkum dari buku Rahasia dan Keutamaan Puasa Sunah karya Abdul Wahid, puasa nazar menjadi wajib apabila seseorang telah bernazar atau membuat janji kepada Allah SWT.

Berbeda dengan puasa Ramadan yang diwajibkan bagi seluruh umat Islam pada bulan Ramadan, kewajiban puasa nazar bergantung pada niat pribadi masing-masing individu yang mengucapkannya, sehingga bentuk niatnya pun bisa bervariasi antara satu orang dengan lainnya.

Dalil kewajiban puasa nazar bersandar pada sabda Rasulullah SAW, "Barang siapa yang bernazar untuk menaati Allah, maka hendaklah ia mengerjakannya." (HR Bukhari).

Hikmah Puasa Nazar

Dalam bukunya Tak Henti Engkau Berlari Dikejar Rezeki: Amalan-Amalan Dahsyat Sumber Kekayaan dan Kemakmuran, Taufiq FR menjelaskan bahwa puasa nazar memiliki berbagai keutamaan bagi yang melaksanakannya. Berikut adalah penjelasannya:

1. Meningkatkan Rasa Syukur kepada Allah SWT

Menjalani puasa nazar dapat memperdalam rasa syukur seseorang kepada Allah SWT. Puasa ini menjadi cara untuk lebih menyadari dan menghargai nikmat yang telah diberikan-Nya.

2. Tanggung Jawab atas Nikmat yang Diterima

Puasa nazar juga mencerminkan rasa tanggung jawab seseorang terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dengan melaksanakannya, seseorang menunjukkan kesadaran akan kewajiban untuk bersyukur atas karunia tersebut.

3. Allah SWT Melipatgandakan Rezeki

Selain bentuk syukur, puasa nazar juga diyakini dapat menjadi sarana bagi Allah SWT untuk melipatgandakan rezeki hamba-Nya. Ikrar yang dilakukan dengan penuh keikhlasan membuka jalan bagi keberkahan dalam kehidupan.

4. Terhindar dari Azab Allah SWT

Apabila seseorang bernazar tetapi tidak menunaikannya, hal itu dapat mendatangkan azab dari Allah SWT. Dengan menjalankan puasa nazar, seseorang menghindari siksa dan menunjukkan ketaatan terhadap janji yang diucapkannya.

5. Mendapat Ketenangan Hidup

Mengabaikan nazar yang telah diucapkan dapat membuat seseorang merasa gelisah dan tidak tenang. Namun, dengan menunaikan puasa nazar, hati menjadi lebih tenang karena telah memenuhi janji kepada Allah SWT.

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads