Buku yang Jadi Sumber Ilmu Warga Gaza, Kini Dibakar untuk Bahan Bakar Masak

Buku yang Jadi Sumber Ilmu Warga Gaza, Kini Dibakar untuk Bahan Bakar Masak

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 13 Apr 2025 14:00 WIB
Warga Gaza gunakan buku jadi bahan bakar
Warga Gaza gunakan buku jadi bahan bakar (Foto: Mehr News Agency)
Jakarta -

Akibat persediaan bahan bakar yang habis, warga Gaza di Palestina terpaksa membakar buku untuk menghangatkan diri hingga memasak. Di tengah kehancuran yang disebabkan serangan Israel, mereka kekurangan bahan bakar dan bantuan.

Blokade Israel membatasi makanan, bahan bakar, serta bantuan bagi dua juta penduduk Gaza. Hal ini menyebabkan banyak keluarga di Palestina putus asa.

Buku-buku yang dibakar untuk digunakan bertahan hidup ini berasal dari perpustakaan dan sekolah. Hal tersebut menjadi bukti nyata kondisi ekstrem yang terjadi di Palestina akibat serangan dan blokade yang dilakukan Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Warga menggambarkan situasi yang tak tertahankan di mana bertahan hidup lebih penting daripada pelestarian budaya," lapor Mehr News Agency, dikutip pada Minggu (13/4/2025).

Banyak organisasi hak asasi manusia yang mengutuk blokade Israel. Mereka menyerukan intervensi internasional yang mendesak.

ADVERTISEMENT

Krisis tersebut menggarisbawahi kerugian yang timbul oleh konflik serta perlunya tindakan segera untuk meringankan dan memulihkan penderitaan warga Gaza di Palestina.

Asap Buku yang Dibakar Bercampur dengan Aroma Debu dan Bahan Peledak

Bahkan, asap dari buku-buku yang dibakar berbaur dengan debu dan aroma bahan peledak yang selalu ada. Aroma pahit yang meluluhlantakkan Gaza.

Para dokter dan tenaga kesehatan merasa kewalahan. Mereka sudah berjuang dengan persediaan yang menipis, tak hentinya melaporkan lonjakan penyakit pernapasan yang diperburuk dengan asap beracun.

Bersamaan dengan itu, PBB juga memperingatkan akan bencana kesehatan masyarakat yang bakal terjadi dengan sistem pemurnian air yang terhenti dan sanitasi yang runtuh karena blokade Israel.

Aksi Pembakaran Buku Jadi Simbol Keputusasaan Warga Palestina

Aksi pembakaran buku di Gaza menjadi simbol keputusasaan warga Palestina. Para akademisi dan lembaga budaya di seluruh dunia telah menyuarakan kemarahan mereka dan menyebutnya tindakan Israel biadab serta dipaksakan kepada penduduk yang kelaparan dengan kebutuhan dasar.

Dr. Fayez Abu Shamaleh, seorang profesor dan penulis Palestina, meminta maaf karena harus membakar kumpulan puisi untuk menyalakan api guna memasak makanan. Ia mengungkapkan kesedihannya atas pembakaran karya penyair Arab terkenal Nazik Al-Malaika, menggambarkannya sebagai tindakan menyakitkan yang mengorbankan budaya, sejarah, dan kemanusiaan demi bertahan hidup.

Menurut media India ETV Bharat, Universitas Islam di Kota Gaza, yang dulunya merupakan pusat pembelajaran bergengsi di wilayah yang terkepung kini menjadi tempat berlindung bagi banyak orang dan buku-buku di sana menjadi bahan bakar untuk kompor darurat mereka.

Banyak anak-anak mencari buku di puing-puing gedung universitas untuk membantu orang tua mereka memasak dan mengisi perut mereka.




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads