Seorang pemuda asal Indonesia saat ini berprofesi sebagai imam masjid di Amerika Serikat. Awalnya ia khawatir dengan rasisme dan diskriminasi terhadap komunitas muslim, tapi kini justru takjub.
Tahun 2025 menjadi tahun ketiga bagi Abdul Rasul Amin melakoni kegiatan sehari-hari sebagai imam masjid di Amerika Serikat. Pria yang akrab disapa Rasul ini mengaku kaget ketika menyaksikan langsung kehidupan sebagai seorang muslim di Amerika Serikat.
Dihubungi detikHikmah melalui pesan singkat, Rabu (26/3/2025) Rasul mengaku kaget menyaksikan bahwa kenyataannya tidak seperti yang ia bayangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Shock karena ternyata beda dengan pemberitaan di media. Di media diberitakan muslim kena diskriminasi, seolah-olah hal itu sering terjadi. Padahal kalau kita ke US (Amerika Serikat) langsung aslinya komunitas Islam di sini besar sekali," jelas Rasul yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Tahfidzul Qur'an Al-Markaz Makassar ini.
![]() |
Lebih lanjut, Rasul juga mengaku bahwa muslim di Amerika Serikat sangat dihormati.
"Muslim di sini sangat dipandang, sangat aktif, sangat baik dan positif. Di antara banyak kota, fakta yang tidak banyak orang tahu bahwa komunitas muslim terbesar ada di New York," terang Rasul.
Pria yang kini menjadi imam masjid di Islamic Center of Scraton ini mengatakan bahwa selama ia berada di AS tidak pernah menyaksikan diskriminasi tersebut.
"Prinsip orang Amerika itu, selama kita tidak mengganggu, mereka juga tidak akan mengganggu," tambahnya.
Rasul juga mencontohkan saat ada muslim yang sholat, misalnya di pinggir jalan, maka tidak akan ada yang mengganggu.
"Selama kita sholat di tempat yang tepat, tidak di tengah jalan misalnya. Itu kalau ada yang mengganggu, polisi setempat akan menegur. Bahkan warga sekitar juga akan menegur orang yang mengganggu jadi mereka sangat respect dengan muslim," bebernya.
Hal yang juga membuat Rasul takjub adalah banyak masyarakat yang tertarik dengan ajaran Islam. Bahkan di bulan Ramadan ini, Rasul telah membimbing kurang lebih 10 orang untuk masuk Islam.
"Bulan ini Alhamdulillah saya membimbing kurang lebih 10 orang untuk syahadat," katanya.
Menjalani kehidupan dan berdakwah selama 3 tahun di Amerika Serikat, membuat Rasul merasa betah. Meskipun demikian, hati kecilnya tetap ingin kembali ke Indonesia, ke tanah kelahirannya.
"Betah tapi tidak mau tinggal di sini. Saya punya cita-cita besar mau sukses di Indonesia, di tanah Makassar. InsyaAllah saya akan terus berdakwah di mana pun Allah takdirkan. Semoga Allah selalu membawa saya untuk mengingatkan orang lain kepada kebaikan. Semoga ke depannya saya diberikan tempat jangkauan dakwah saya lebih luas, jangkauan manfaatnya lebih luas," pungkas Rasul.
(dvs/inf)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Saat Perang Akhir Zaman Tiba, Sekutu Umat Islam Ini Akan Berkhianat