Hati-hati, Dosa Ini Bisa Menghapus Pahala Sebesar Gunung!

Hati-hati, Dosa Ini Bisa Menghapus Pahala Sebesar Gunung!

Elmy Tasya Khairally - detikHikmah
Jumat, 14 Feb 2025 08:00 WIB
Ilustrasi dzikir, berdoa, dan sholawat.
Foto: Ilustrasi taubat (Yourillustration/Pixabay)
Jakarta -

Setiap amal kebaikan yang dilakukan seorang hamba akan dicatat dan diberi pahala oleh Allah SWT. Namun, terdapat dosa yang bisa menghapuskan pahala sebesar gunung.

Hal ini tentunya penting untuk diketahui umat muslim. Sehingga, pahala yang sudah didapatkan tidak hilang secara sia-sia karena suatu perbuatan.

Dosa Apa yang Bisa Menghapus Pahala Sebesar Gunung?

Dosa maksiat bisa menghapus pahala sebesar gunung adalah melakukan maksiat saat sendirian. Dalam riwayat dalam kitab Sunan Ibnu Majah karya Abdullah Muhammad bin Yazid al Qazwini (Ibnu Majah), terdapat sebuah hadits yang mengatakan hal ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ الرَّمْلِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا عُقْبَةُ بْنُ عَلْقَمَةَ بْنِ حُدَيْجِ الْمَعَافِرِيُّ عَنْ أَرْطَاةَ بْنِ الْمُنْذِرِ عَنْ أَبِي عَامِرٍ الْأَنْهَانِي عَنْ ثَوْبَانَ, عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتِ أَمْثَالِ جِبَالِ تَهَامَةَ بِيْضًا, فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا, قَالَ ثَوْبَانُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ! صِفْهُمْ لَنَا, جَلِّهِمْ لَنَا, أَنْ لَا تَكُوْنَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَا نَعْلَمُ, قَالَ : أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ, وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوْهَا . " [صَحِيحٌ " الصَّحِيحَةُ" (٥٠٥)، "الرَّوْضُ النَّصِيرُ (۱۸۱)، " التَّعْلِيقُ الرَّغِيْبُ"

Artinya: Dari Isa bin Yunus ar-Ramli, dari Uqbah bin Alqamah bin Hudaij al-Mu'afiriy, dari Arthah bin Mundir, dari Abu Amir al-Alhaniy, dari Tsauban RA, ia meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda,

ADVERTISEMENT

"Niscaya aku mengetahui suatu kaum dari umatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa banyak kebaikan sebesar Gunung Tihamah yang putih, tetapi kemudian Allah menjadikannya (hancur lebur) seperti debu berterbangan."

Tsauban bertanya, "Ya Rasulullah, jelaskanlah sifat-sifat mereka kepada kami agar kami tidak menyadarinya."

Beliau menjawab, "Mereka masih termasuk saudara kalian sendiri. Mereka melakukan ibadah malam sebagaimana yang kalian lakukan. Akan tetapi, jika sedang sendirian mereka berani melanggar larangan-larangan Allah." (HR. Ibnu Majah).

Dampak Maksiat dalam Kehidupan

Selain akan menghapus kebaikan, perbuatan maksiat juga akan memberikan banyak kerugian lainnya. Menurut buku Kiat membersihkan Hati dan Kotoran dari Maksiat oleh Ibn Qayyim al-Jauzah, berikut di anaranya.

1. Mengusir Sifat Ihsan dalam Hati

Dampak maksiat yang pertama adalah terusirnya pelaku dari wilayah ihsan, sehingga tidak bisa mendapat pahala ihsan. Sifat ihsan yang melekat dalam hati tentu akan menghalangi pemiliknya dari perbuatan maksiat.

2. Membuat Hamba Lupa dengan Apa yang Menyelamatkannya dari Siksa

Salah satu dampak dari berbuat dosa adalah Allah akan membiarkannya bersama nafsunya dan setan. Ini merupakan kebinasaan yang tidak akan mendatangkan keselamatan.

Allah menghukum orang yang tidak bertakwa dengan membuatnya lupa kepada diri sendiri, lupa pada apa yag bisa menyelamatkan dirinya dari siksa, dan lupa pada sesuatu yang mendatangkan kehidupan abadi dan kebahagiaan sempurna di akhirat. Pelaku maksiat akan mengikuti hawa nafsunya dan melampaui batas. Allah berfirman dalam surat Al Hasyr ayat 18-19:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ
ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Arab latin: Yaa ayyuhalladziina aamanuttaqullaaha waltanẓur nafsum maa qaddamat ligad, wattaqullaah, innallaaha khabiirum bimaa ta'maluun.

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللّٰهَ فَاَنْسٰىهُمْ اَنْفُسَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Arab latin: Wa laa takuunuu kalladzina nasullaaha fa ansaahum anfusahum, ulaa`ika humul-faasiquun.

Artinya: "Janganlah kamu seperti orang-orang yang melupakan Allah sehingga Dia menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik."

3. Melemahkan Kalbu

Maksiat menghalangi perjalanan kalbu menuju Allah dan akhirat atau bahkan menghalangi dan menghentukan perjalanannya. Kalbu berjalan menuju Allah berdasarkan kekuatan yang dimilikinya.

Dosa bisa mematikan kalbu, mendatangkan penyakit membahayakan dan melemahkan kalbu. Jika kekuatannya hilang total, dia bisa semakin jauh dari Allah.

4. Melenyapkan Nikmat

Dampak maksiat lainnya adalah lenyapnya nikmat dan datangnya bencana. Ali bin Abi Thalib r.a berkata, "Bencana datang karena dosa dan ia diangkat karena tobat."

Allah berfirman dalam Surat Asy-Syura ayat 30:

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ

Arab-latin: Wa maa ashaabakum mim mushiibatin fa bimaa kasabat aidiikum wa ya'fuu 'ang katsîr.

Artinya: "Musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan (Allah) memaafkan banyak (kesalahanmu)."

Kemudian, dalam surat Al Anfal ayat 53, Allah berfirman:

ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً اَنْعَمَهَا عَلٰى قَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۙ وَاَنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ

Arab-latin: Dzaalika bi'annallaaha lam yaku mughayyiran ni'matan an'amahaa 'alaa qaumin ḫattaa yughayyiruu maa bi'anfusihim wa annallaaha samii'un 'aliim.

Artinya: "Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Upaya Menghindari Maksiat

Untuk menghindari maksiat, seorang hamba dapat mendekatkan diri dengan bermuraqabah serta melakukan sholat taubat untuk menyesali dosa yang diperbuat.

1. Merasa Diawasi Allah

Mendekatkan diri kepada Allah adalah cara untuk menghindari maksiat, terutama saat sendirian. Menurut buku Manajemen Akhlak Salaf: Membentuk Akhlak Seorang Muslim dalam Hal Amanah, Tawadhu', dan Malu karya Abu 'Amar Mahmud Al-Mishry, seorang hamba harus bermuraqabah atau merasa diawasi oleh Allah SWT kapanpun dan dimanapun, baik saa sendiri atau di tengah keramaian.

Allah SWT akan melipatgandaka balasan bagi siapa saja yang bermuraqabah. Dalam surat Al Mulk ayat 12, Allah SWT berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ

Arab-latin: Innalladziina yakhsyauna rabbahum bil-ghaibi lahum maghfiratuw wa ajrung kabiir

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya dengan tanpa melihat-Nya akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar."

2. Sholat Taubat

Selanjutnya, untuk menghindari kemaksiatan, seorang hamba bisa melakukan sholat taubat. Mengutip buku Hidup Tanpa Masalah oleh H.M. Amrin Ra'uf, orang yang bersungguh-sungguh bertaubat dengan sholat taubat, hidupnya akan mengalami kebahagiaan.

Sholat taubat akan mengantarkan seorang hamba menuju pintu rahmat, asalkan, sholat dlakukan dengan sepenuh hati. Allah SWT selalu mengampuni hambaNya yang menyesali perbuatan dosa dengan bertaubat dan tidak mengulanginya lagi.

Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 17:

اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰۤىِٕكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا

Arab-latin: Innamat-taubatu 'alallâhi lilladziina ya'maluunas-suu'a bijahaalatin tsumma yatuubuuna ming qariibin fa ulaa'ika yatuubullaahu 'alaihim, wa kaanallaahu 'aliiman ḫakiimaa.

Artinya: Sesungguhnya tobat yang pasti diterima Allah itu hanya bagi mereka yang melakukan keburukan karena kebodohan, kemudian mereka segera bertobat. Merekalah yang Allah terima tobatnya. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.




(elk/row)

Hide Ads