Ada Pelanggaran Gencatan Senjata, Hamas Tunda Pembebasan Tawanan Israel

Ada Pelanggaran Gencatan Senjata, Hamas Tunda Pembebasan Tawanan Israel

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Selasa, 11 Feb 2025 17:00 WIB
Palestinian detainees sit in a truck as Israeli soldiers guard around amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian group Hamas, in the Gaza Strip December 8, 2023. (Reuters)
Foto: Reuters
Jakarta -

Juru Bicara Brigade Qassam Abu Obeida mengatakan Hamas berkomitmen terhadap perjanjian gencatan senjata selama Israel mematuhi kesepakatan. Sayangnya, Israel telah melanggar beberapa aturan tersebut.

Hamas mengatakan akan menunda pembebasan lebih banyak tawanan Israel yang direncanakan pada hari Sabtu kemarin hingga pemberitahuan lebih lanjut. Hal tersebut karena Israel telah melanggar gencatan senjata di Gaza.

"Tawanan akan tetap di tempat sampai entitas pendudukan mematuhi kewajiban sebelumnya dan memberikan kompensasi secara retroaktif," kata Abu Obeida dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Senin (10/2/2025), dilansir Al Jazeera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel dan Hamas tengah menjalankan gencatan senjata selama enam minggu. Selama periode tersebut, kedua belah pihak bertukar tawanan. Hamas membebaskan puluhan tawanan yang diambil selama serangannya pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina.

Namun, Abu Obeida mengatakan Israel telah melanggar beberapa bagian dari gencatan senjata.

ADVERTISEMENT

Pelanggaran ini termasuk menunda pemulangan orang-orang yang mengungsi ke Gaza Utara, menargetkan serangan di berbagai wilayah Jalur Gaza, dan gagal mengizinkan akses segala bentuk bantuan yang telah disepakati.

Beberapa warga sipil Palestina dilaporkan ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel saat mereka kembali ke rumah. Sementara itu, evakuasi warga Palestina yang terluka dari Gaza dipersulit dan truk kemanusiaan yang masuk wilayah tersebut lebih sedikit dari yang telah dijanjikan dalam gencatan senjata.

Menanggapi pernyataan Hamas untuk menunda pembebasan tawanan, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengutuk tindakan tersebut sebagai "pelanggaran" kesepakatan gencatan senjata. Pihaknya juga menyiagakan militer.

"Saya telah menginstruksikan (militer) untuk bersiap pada tingkat kewaspadaan tertinggi untuk setiap kemungkinan skenario di Gaza," ujar Katz menyusul pernyataan yang dikeluarkan Hamas.

Diketahui, Hamas dan Israel telah melakukan lima pertukaran tawanan sejak berlakunya gencatan senjata pada bulan lalu, membebaskan 21 warga Israel dan lebih dari 730 warga Palestina. Pertukaran berikutnya dijadwalkan pada hari Sabtu, membebaskan tiga tawanan Israel dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads