Surah An Nisa ayat 43 menjelaskan tentang larangan yang harus diperhatikan muslim ketika akan mendirikan salat.
Allah SWT berfirman,
ΩΩΩ°ΩΨ£ΩΩΩΩΩΩΨ§ Ω±ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩ Ψ‘ΩΨ§Ω ΩΩΩΩΨ§Ϋ ΩΩΨ§ ΨͺΩΩΩΨ±ΩΨ¨ΩΩΨ§Ϋ Ω±ΩΨ΅ΩΩΩΩΩΩ°Ψ©Ω ΩΩΨ£ΩΩΨͺΩΩ Ω Ψ³ΩΩΩΩ°Ψ±ΩΩΩ° ΨΩΨͺΩΩΩΩ° ΨͺΩΨΉΩΩΩΩ ΩΩΨ§Ϋ Ω ΩΨ§ ΨͺΩΩΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΨ§ Ψ¬ΩΩΩΨ¨ΩΨ§ Ψ₯ΩΩΩΩΨ§ ΨΉΩΨ§Ψ¨ΩΨ±ΩΩ Ψ³ΩΨ¨ΩΩΩΩ ΨΩΨͺΩΩΩΩ° ΨͺΩΨΊΩΨͺΩΨ³ΩΩΩΩΨ§Ϋ Ϋ ΩΩΨ₯ΩΩ ΩΩΩΨͺΩΩ Ω ΩΩΨ±ΩΨΆΩΩΩ°Ω Ψ£ΩΩΩ ΨΉΩΩΩΩΩ° Ψ³ΩΩΩΨ±Ω Ψ£ΩΩΩ Ψ¬ΩΨ§ΩΨ‘Ω Ψ£ΩΨΩΨ―Ω Ω ΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩ Ω±ΩΩΨΊΩΨ§ΩΨ¦ΩΨ·Ω Ψ£ΩΩΩ ΩΩΩ°Ω ΩΨ³ΩΨͺΩΩ Ω Ω±ΩΩΩΩΨ³ΩΨ§ΩΨ‘Ω ΩΩΩΩΩ Ω ΨͺΩΨ¬ΩΨ―ΩΩΨ§Ϋ Ω ΩΨ§ΩΨ‘Ω ΩΩΨͺΩΩΩΩ ΩΩΩ ΩΩΨ§Ϋ Ψ΅ΩΨΉΩΩΨ―ΩΨ§ Ψ·ΩΩΩΩΨ¨ΩΨ§ ΩΩΩ±Ω ΩΨ³ΩΨΩΩΨ§Ϋ Ψ¨ΩΩΩΨ¬ΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ£ΩΩΩΨ―ΩΩΩΩΩ Ω Ϋ Ψ₯ΩΩΩΩ Ω±ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ§ΩΩ ΨΉΩΩΩΩΩΩΨ§ ΨΊΩΩΩΩΨ±ΩΨ§
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab latin: YΔ ayyuhallaΕΌΔ«na Δmanα»₯ lΔ taqrabuαΉ£-αΉ£alΔta wa antum sukΔrΔ αΈ₯attΔ ta'lamα»₯ mΔ taqα»₯lα»₯na wa lΔ junuban illΔ 'ΔbirΔ« sabΔ«lin αΈ₯attΔ tagtasilα»₯, wa ing kuntum marαΈΔ au 'alΔ safarin au jΔ`a aαΈ₯adum mingkum minal-gΔ`iαΉi au lΔmastumun-nisΔ`a fa lam tajidα»₯ mΔ`an fa tayammamα»₯ αΉ£a'Δ«dan αΉayyiban famsaαΈ₯α»₯ biwujα»₯hikum wa aidΔ«kum, innallΔha kΔna 'afuwwan gafα»₯rΔ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun."
Dalam Islam, salat adalah ibadah wajib bagi setiap muslim. Salat menjadi tiang agama dan merupakan rukun Islam yang kedua.
Tafsir Surah An Nisa Ayat 43
Menurut Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI), surah An Nisa ayat 43 berisi tentang larangan bagi orang-orang mukmin untuk mengerjakan salat ketika sedang mabuk. Sebab, tidak diperbolehkan salat dalam keadaan tidak menyadari apa yang dibaca dan apa yang dilakukan.
"Pada waktu keadaan mabuk itu tidak memungkinkan beribadah dengan khusyuk," tulis Tafsir Kemenag RI pada surah An Nisa ayat 43.
Dijelaskan lebih lanjut, dalam surah An Nisa ayat 43 belum mengharamkan khamar secara tegas, tetapi ayat ini sudah memperingatkan umat Islam akan bahaya khamar sebelum diharamkan.
Selain larangan salat dalam keadaan mabuk, surah An Nisa ayat 43 juga membahas tentang larangan salat ketika berhadats besar. Muslim baru boleh beribadah setelah melakukan mandi janabah.
Melalui surah An Nisa ayat 43, Allah SWT juga membahas orang yang salat harus suci dari hadats kecil, bukan hanya besar. Hadats kecil ini timbul karena buang air kecil serta menyentuh perempuan yang bukan mahramnya.
Muslim dalam keadaan hadats kecil harus bersuci dengan cara wudhu atau tayamum. Cara bersucinya bisa dengan air atau benda-benda yang bersih seperti batu, kertas kasar dan lain sebagainya.
Ada juga ulama yang berpendapat makna menyentuh perempuan dalam surah An Nisa ayat 43 ini maksudnya bersetubuh sehingga termasuk ke dalam hadats besar yang harus disucikan dengan mandi janabah. Hukum-hukum dalam ayat tersebut menunjukkan Allah SWT tidak pernah memberatkan hamba-Nya di luar batas kemampuan.
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza