Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mendorong realisasi Indonesia Emas 2045 melalui misi Asta Cita. Dalam Asta Cita tersebut, terdapat delapan misi yang berfokus pada kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, serta penguatan ekonomi.
Untuk mewujudkan misi Asta Cita, diperlukan kerja sama semua pihak, termasuk peran para ulama. Sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) turut mendukung terwujudnya Asta Cita Prabowo-Gibran.
Sebelumnya, saat peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 pada 16 Januari lalu, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf pun menekankan soal komitmen NU dalam merealisasikan Asta Cita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang diangkat tahun ini kita ingin mengikuti Asta Citanya presiden dengan memperkuat masyarakat. Kita ingin bekerja bersama umat menuju Indonesia yang maslahat dalam rangka merealisasikan Asta Cita," ungkap Saifullah beberapa waktu lalu.
"Karena memang ini harus diperkuat di masyarakat, kita ingin bekerja bersama umat menuju Indonesia yang maslahat dalam rangka merealisasikan Asta Cita. Bagaimana memperkuat keluarga jadi awal dimulainya sesuatu dan benteng terakhir," sambungnya.
Perkuat Asta Cita Lewat Sarasehan Ulama
Tahun ini, NU kembali mengajak para ulama berkumpul dalam rangka menguatkan misi Asta Cita melalui program Sarasehan Ulama. Mengusung tema "Asta Cita Dalam Perspektif Ulama NU", acara ini mempertemukan para ulama, cendekiawan, dan pemangku kepentingan untuk membahas delapan prioritas strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Dalam sarasehan ini, nantinya akan ada tiga panel yang akan membahas lebih dalam tentang Asta Cita. Pada panel pertama, para narasumber akan membahas soal Asta Cita ke-3 dan ke-4. Adapun para ulama akan menyampaikan pandangannya terhadap Asta Cita tersebut dan kesesuaiannya dengan semangat dan cita cita Rasulullah SAW. Mereka juga akan berbagi soal peran ulama masa kini dalam menguatkan Asta Cita.
Kemudian pada panel kedua, para narasumber akan berbagi insight seputar Asta Cita ke-5. Para ulama akan membahas soal program hilirisasi dan industrialisasi dalam Asta Cita, serta langkah-langkah yang akan dilakukan oleh para ulama untuk mendukung Asta Cita agar pertumbuhan ekonomi 8 persen dan angka kemiskinan 0 persen.
Kemudian pada panel ketiga, para tokoh akan membahas soal Asta Cita ke-1, Asta Cita ke-2, Asta Cita ke-7 dan Asta Cita ke-8. Mereka akan membahas bagaimana Islam mengajarkan soal demokrasi dan hak asasi manusia. Nantinya, mereka juga akan akan berdiskusi seputar seberapa relevan Asta Cita dalam sistem pertahanan keamanan negara dengan nilai nilai ajaran Islam.
Sebagai informasi, Sarasehan Ulama ini didukung oleh Bank Syariah Indonesia dan MIND ID. Acara ini akan berlangsung 4 Februari 2025 di The Sultan Hotel & Residence Jakarta.
Hadirnya acara ini diharapkan mampu menjadi wadah konsolidasi untuk menyatukan gagasan, visi, dan program kerja NU di berbagai jenjang kepengurusan.
Bagi yang ingin menyaksikan acara Sarasehan Ulama PBNU, bisa melalui live streaming di detikcom pada 4 Februari 2025 mulai pukul 13.00 WIB.
(akn/ega)
Komentar Terbanyak
MUI Konfirmasi Dugaan Nampan MBG Terpapar Minyak Babi
Erdogan Sebut Kematian di Gaza Itu Genosida Total dan Hamas Bukan Teroris
Batas Wilayah Palestina dan Israel Jika Tercapai Solusi Dua Negara